Ekonomi dan Pembangunan

PARADE FOTO Tim YPMAK Mengunjungi 18 Kampung di 3 Distrik Pesisir

MIMIKA, BM

Tim YPMAK selama delapan hari melakukan kunjungan program kerja kepada masyarakat 18 kampung di tiga distrik pesisir yakni Mimika Tengah, Mimika Barat dan Distrik Amar.

Tim hadir ke tengah masyarakat untuk menjelaskan kepada mereka tentang adanya satu program yang akan menyentuh langsung masyarakat yakni program pengembangan kampung.

Perjalanan ini dipimpin Wakil Direktur Program YPMAK, Nur Ihfa Karupukaro yang juga selaku ketua TP2K didampingi dr Detatarigan, Dominikus Mitoro, Tobias Maturbongs, Julius Tsetnawatme serta staf YPMAK dan beberapa mahasiswa dari Poltekkes.

FOTO-FOTO : Tanto BM


Wakil Direktur Program YPMAK, Nur Ihfa Karupukaro memberikan penjelasan tentang program pengembangan kampung



Bapak Dominikus Mitoro memberikan penjelasan pentingnya program pengembangan kampung

Salah satu warga ketika menyampaikan pertanyaanya kepada LPMAK

Wakil Direktur Program YPMAK, Nur Ihfa Karupukaro saat menyalami mama-mama



Wakil Direktur Program YPMAK, Nur Ihfa Karupukaro melihat hasil kerajian tangan para ibu

Penyerahan sembako kepada masyarakat oleh Wakil Direktur Program YPMAK, Nur Ihfa Karupukaro

Pembacaan pakta ingritas dan perjanjian kerjasama

Mama-mama di Distrik Amar menyabut kedatangan Tim YPMAK dengan tarian

Penyampaian cara pengisian format bagi tim pokja

Masyarakat Kampung Ipaya saat mendengarkan sosialisasi dan penjelasan program

Tim YPMAK saatmelakukan pengecekan pengisian formulir tim pokja

Petugas Puskesmas Atuka bertatap muka dengan Wakil Direktur Program YPMAK, Nur Ihfa

Karupukaro

Majukan Kampung, YPMAK Mulai Lakukan Program Pengembangan Kampung

Antusias masyarakat ketika mendengarkan penjelasan tentang progam pengembangan kampung oleh Wakil Direktur Program YPMAK, Nur Ihfa Karupukaro

MIMIKA, BM

Setelah pergantian nama dari LPMAK menjadi Yayasan Pemberdayaan Masyarakat Amungme dan Kamoro (YPMAK), salah satu program pertama yang mulai dilaksanakan adalah program pengembangan kampung.

Program ini dinilai sangat bermanfaat untuk kemajuan kampung khususnya bagi masyarakat yang ada di wilayah pesisir dan pegunungan (Highland).

Tujuan dari program ini untuk memberikan penghasilan tambahan bagi masyarakat dengan cara masyarakat wajib bekerja terlebih dahulu sebelum mendapatkan penghasilan.

Selain itu dalam bekerja diharapkan juga menumbuhkan rasa kegotongroyongan dalam membangun kampung dengan memanfaatkan potensi alam. Sementara dalam pelaksanaan nanti tiap kampung diwajibkan membentuk kelompok kerja (Pokja).

Pokja yang dibentuk harus melibatkan lima orang yang dipilih secara musyawarah oleh masyarakat kampung.

Kelima orang diantaranya perwakilan dari aparat kampung, tokoh adat, tokoh agama, tokoh pemuda dan tokoh perempuan.

Guna mensosialisasikan dan menyampaikan program ini maka tim YPMAK selama 8 hari mendatangi masyarakat 18 kampung di 3 distrik wilayah pesisir yakni Mimika Tengah, Mimika Barat dan Distrik Amar.

Kedatangan Tim YPMAK ini dipimpin Wakil Direktur Program YPMAK, Nur Ihfa Karupukaro yang juga selaku ketua TP2K.

Nur Ihfa Karupukaro menerangkan bahwa latar belakang terbentuknya program pengembangan ini merupakan hasil evaluasi dari program ekonomi sebelumnya.

"Program ini dibentuk karena selama ini kita mendengar masyarakat yang ada di wilayah pedalaman maupun pesisir belum ada pelayanan dari YPMAK terkait dengan program ekonomi. Program ini merupakan usulan uji coba dari pengurus maupun pembina," terangnya kepada wartawan BM usai memberikan penjelasan tentang program pengembangan kampung kepada masyarakat tiga distrik di 18 kampung, Jumat (3/9).

Menurutnya, program pengembangan kampung ini harus disampaikan secara langsung kepada masyarakat sehingga mereka dapat memahami dan mengerti. Dikatakan, 133 kampung yang ada di pesisir maupun pegunungan menerimanya.

"Untuk wilayah pesisir, target kami adalah 53 kampung yang mana 51 ada di wilayah pesisir sementara dua lainnya ada di kota yakni di Pomako dan Iwaka," ungkapnya.

Melalui program pengembangan kampung ini, YPMAK berharap masyarakat secara kemandirian dapat menyalami apa yang menjadi prioritas di kampung masing-masing.

"Setiap kampung peroleh Rp300 juta, dan dalam penentuan dananya juga kita ada ring 1 dan ring 2. Ini berdasarkan hasil keputusan bersama dari YPMAK dengan Lemasko," ungkapnya.

"Anggaran ini akan disalurkan dalam dua tahap, yang mana dalam perjanjian kerjasama itu masa kerjanya selama 6 bulan terhitung sejak 1 September hingga 28 Februari 2022," lanjutnya.

Dana yang kemudian akan dikucurkan ke tiap kampung nantinya mendapatkan pengawasan secara langsung oleh tim pendamping TP2AK yang adalah tim monitoring dan evaluasi (monev) YPMAK.

"Tim TP2AK ini sudah dibentuk dan akan awasi pekerjaan dengan melakukan kunjungan secara periodik untuk bertanggung jawab melihat perkembangan pekerjaan tersebut," ujarnya.

"Dan untuk kedepan, semua program YPMAK yang dilaksanakan oleh masyarakat tetap akan ada pendampingan. Kita juga akan bermitra dengan lembaga profesional untuk melatih mereka yang sudah selesai sekolah atau belum punya pekerjaan," ungkapnya.

Dikatakan, dengan program ini masyarakat tidak lagi hanya menjadi objek namun menjadi objek dan subjek penerima manfaat. Jika berhasil dan memberikan manfaat maka program ini akan diprioritaskan kepada masyarakat.

"Masyarakat harus menyadari bahwa pentingnya mengembangkan atau membangun dan cinta. Kampung jangan ditinggalkan seperti saat ini dimana banyak yang memilih ke kota. Ini juga terjadi karena tidak ada kerjaan di kampung. Kita berharap program ini menjadi jawaban untuk semua keadaan ini," harapnya.

Terkait program ini, salah satu tokoh perempuan dari Kampung Atapo bernama Anita Katarina Mutaweyau mengaku sangat senang dan siap membangun kampung bersama masyarakat dan kaum perempuan.

"Saya rasa bangga dan terimakasih kepada tim YPMAK yang sudah datang di kota tua ini dan di kampung pesisir lainnya. Kedatangan tim ini luar biasa dan puji Tuhan adanya program ini sangat membantu kami yang ada di pesisir," ungkapnya.

Dirinya juga berharap anggaran yang sudah ditetapkan segera dicairkan sehingga semua kampung-kampung pesisir mulai melaksanakan kegiatan sesuai dengan perencanaan masing-masing program.

"Kami dari kaum perempuan akan mulai susun program sehingga kami berharap anggaran keluar langsung kami kerjakan," harapnya.

Hal yang sama juga disampaikan oleh salah satu tokoh pemuda Kampung Timika Pantai, Apolos. Ia mengatakan, dengan kepercayaan yang sudah diberikan melalui program pengembangan kampung, maka ia dan seluruh pemuda serta masyarakat akan bekerjasama untuk membangun kampung mereka.

"Kita senang karena program dari YPMAK ini sudah melibatkan kami pemuda sehingga kami siap beri kontibusi pembangunan di kampung. Apa yang saya sampaikan ini mungkin juga sama disampaikan oleh pemuda-pemuda di kampung lainnya," ungkapnya.

Dukungan lain terhadap program pertama dari YPMAK ini juga disampaikan oleh kepala Kampung Amar, Lodrik Mameyau, bahwa adanya program ini sangat membantu kekurangan di kampung.

"Memang ada anggaran untuk bangun kampung dari pemerintah, dan sekarang ada anggaran dari YPMAK melalui program ini sehingga kami rasa sangat akan sangat bermanfaat. Kami tidak akan sia-siakan dan akan laksanakan untuk kepentingan kampung," ujarnya.

Selain giat program pengembangan kampung, kegiatan bersamaan yang juga dilakukan tim YPMAK dari devisi kesehatan adalah melakukan rapid survei fasilitas dan akses pelayanan kesehatan.

Tim YPMAK yang hadir dalam kegiatan tersebut, diantaranya Wakil Direktur Program YPMAK, Nur Ihfa Karupukaro didampingi dr Detatarigan, Dominikus Mitoro, Tobias Maturbongs, Julius Tsetnawatme serta staf YPMAK dan beberapa mahasiswa dari Poltekkes. (Ignas)

Kontribusi Perusahan di Mimika Melalui CRS Diingatkan Wabup John Pada Peringatan Hari Pelanggan

7 ahli waris penerima santunan dari BPJS Ketenagakerjaan

MIMIKA, BM

Dua hari lalu, Senin (6/9), Badan Penyelengara Jaminan Sosial (BPJS) Ketenagakerjaan Mimika melakukan peringatan Hari Pelanggan Nasional dengan menyerahkan santunan kematian dan kecelakaan kerja kepada 7 ahli waris peserta BPJS.

Hadir dalam kegiatan tersebut Wakil Bupati Mimika, Johanes Rettob, Kepala Disnakertrans, Paulus Yanengga, Staf Ahli Setda Mimika, Andi Ramli Teru dan perwakilan dari beberapa perusahaan.

Selain santunan, BPJS Ketenagakerjaan juga memberikan bingkisan kepada pelanggan dan piagam kepada Wakil Bupati Mimika, Johanes Rettob.

Adapun 7 peserta ahli waris diantaranya, Agus karyawan PT Pelni yang mengalami kecelakaan saat bekerja. Santunan yang diberikan berupa santunan cacat anatomis, pengobatan rumah sakit dan santunan sementara tidak bisa bekerja dengan total Rp74.419.889.

Ahli waris dari peserta Almarhum Basilius Amini menerima santunan Jaminan Kematian sebesar Rp. 42 juta.

Ahli waris Usman Tompo menerima santunan JKK dan JHT dari peserta Indra Gunawan karyawan Oxy Laundry yang meninggal akibat kecelakaan kerja sebesar Rp.181.173.513.

Menasye Gobai sebagai ahli waris dari peserta Yoel Gobai yang merupakan karyawan Pangan Sari Utama menerima santunan Rp.143.364.850 dengan rincian santunan yang diterima berupa JHT, JP, JKM dan beasiswa untuk 2 orang anak hingga S1.

Lainnya, Rionaldo Ratu Roma karyawan Indo Mulia Baru yang meninggal akibat kecelakaan kerja sehingga ahli warisnya berhak menerima santunan sebesar Rp.361.253.978 dengan rincian, JHT, JKK, JP dan beasiswa hingga S1 bagi 2 orang anak.

Peserta Dedi Imam Pamujo merupakan karyawan Golden Bucket mengalami kecelakaan kerja dan menerima santunan sebesar Rp.377.292.171.

Sementara peserta bukan penerima upah Almarhum Yosepina Erepa menerima santunan JKM sebesar Rp42 juta.

Wakil Bupati Mimika, Johanes Rettob dalam sambutannya mengatakan bahwa Pemerintah Daerah Mimika mengapresiasi perusahaan pemberi CSR.

Sejauh ini, pemerintah juga terus berjuang bersama agar seluruh masyarakat Mimika menjadi peserta BPJS Ketenagakerjaan.

"Kita dorong lagi agar perusahaan-perusahaan yang sudah besar dengan dana CSR bisa melindungi tenaga kerja OAP dalam program BPJS Ketenagakerjaan. Kita juga langsung menindaklanjuti dengan bentuk tim kepatuhan," tutur Wabup John.

Selain itu, kata Wabup John, Pemda Mimika merupakan satu daerah yang diakui karena telah memiliki Peraturan Daerah (Perda) tentang Ketenagakerjaan.

Namun karena perubahan terus terjadi sehingga perda tersebut harus didoring kembali untuk direvisi dengan tetap melihat situasi dan kondisi di daerah ini.

"Kita dorong terus perusahaan-perusahaan agar dapat memberikan CSR bagi yang tidak mampu. Dengan demikian apabila ada terjadi sesuatu maka bisa terlindungi dan ada manfaat untuk ahli waris," tutur Wabup John.

Wabup juga berharap agar BPJS Ketenagakerjaan senantiasa terus memberikan sosialisasi secara berkelanjutan tentang hal ini.

"Saya harap yang menerima santunan ini dapat dipergunakan dengan baik. Ini uang karena kalian punya orang tua atau kaka kalian bekerja kemudian dapat kecelakaan sehingga diberikan santunan. Pergunakan dengan baik,"tuturnya.

Kepala BPJS Ketenagakerjaan Mimika, Verry K Boekan mengatakan, CSR yang didorong melalui tim kepatuhan yang dibentuk sudah ada manfaatnya.

Diantaranya, di Kampung Tipuka ada 2 peserta menerima santunan kematian atas pembayaran CSR dari PT Puncak Jaya Power dan CSR dari PT Eksploasi Nusa Jaya 1 orang di Kampung Muare.

"Kita sudah bayarkan santunannya kepada saudara-saudara kita orang asli Papua (OAP)," tutur Very.

Very mengatakan, bahwa baru sekitar 12 atau 13 badan usaha yang memberikan CSR kepada OAP sebanyak 2000-an yang terlindungi.

"Kami berharap hingga akhir 2021 ini kita bisa mendorong badan usaha lain tentunya melalui tim kepatuhan untuk mengetuk pintu hati badan usaha yang ada di Mimika untuk menolong OAP di sektor pekerja rentan yaitu petani, peternak, nelayan," ungkapnya. (Shanty)

BERITA EKONOMI & PEMBANGUNAN

Top