
Athanasius Allo Rafra, Penjabat Bupati Mimika Tahun 2007 saat menyampaikan pesan sembari tak kuasa menahan air matanya
MIMIKA, BM
Pemerintah Kabupaten Mimika menggelar upacara hari ulang tahun (HUT) ke-26 Mimika di pelataran Kantor Pusat Pemerintahan SP3, Senin (10/10/2022).
Pada momen HUT ini, tampak Sekretaris Daerah pertama Kabupaten Mimika, Athanasius Allo Rafra bersama mantan Sekda Mimika Ausilisius You dan sejumlah tokoh yang berjasa bagi Mimika juga hadir merayakan momentum HUT ini.
Allo Rafra, Engelbertus Rahaded, Yunus Boroh, Wilhelminus Haurisa merupakan keempat tokoh yang menerima penghargaan ini secara simbolis.
Keempatnya bersama sejumlah tokoh pejuang Mimika lainnya pada tahun ini diberikan piagam penghargaan atas dedikasi dan pengabdian mereka untuk Kabupaten Mimika.
Penghargaan yang seharusnya diberikan sejak dulu itu dilakukan oleh Plt Bupati Mimika Johannes Rettob pada momen HUT Mimika ke-26 tahun ini.
Ketika menerima penghargaan tersebut, sosok yang juga pernah menjadi Penjabat Bupati Mimika tahun 2007 itu menyampaikan pesan pembangunan serta unek-uneknya yang selama ini dipendamnya.
Dalam menyampaikan pesannya, Allo Rafra tak kuasa membendung air mata yang menetes membasahi wajahnya.
Ia sesekali berusah menutupinya dengan piagam penghargaan namun tetap saja, momen ini membuatnya terlihat begitu terharu.
Mengawali pesannya, ia meminta setiap pejabat dan pegawai di lingkup Pemerintahan Kabupaten Mimika agar dapat bekerja secara jujur.
Pasalnya, sejauh ini ia menilai bahwa dengan anggaran sebesar Rp 5,3 triliun, pembangunan kurang begitu gencar dilakukan.
Berbeda dengan zamannya dulu, yang mana anggaran hanya sebatas Rp 49 miliar, namun pembangunan untuk Mimika selalu diupayakan dan diusahakan.
"Kami dulu mulai dengan anggaran pembangunan cuma Rp 14 miliar tahun 97. Tahun 98 naik menjadi 24 miliar. Tahun 99 menjadi 45 miliar. Tapi kita berusaha dengan anggaran yang sedikit itu, kita bangun Kabupaten ini," ujarnya penuh rasa haru.
"Betapa rusaknya jalan-jalan waktu kita masuk di sini, waktu jadi Kabupaten ini. Kita perbaiki seluruhnya. Perumahan pemda kita bangun, sekolah-sekolah kita bangun, balai desa kita bangun, dan banyak hal yang kita pegang hari itu baik," imbuhnya.
Begitu juga di tahun 2007, dengan nilai anggaran yang hanya sebesar Rp 800 miliar, Allo Rafra menyebutkan dapat membangun banyak hal, mulai dari pasar, rumah sakit, puskesmas, bandara, jembatan, dan sebagainya.
"Sekarang ini anggaran Rp 5,3 triliun. Berapa kali lipat itu. Jadi saya dan kita yang tua-tua ini minta, supaya anggaran ini dipergunakan dengan baik. Jangan pikir kepentingan kantong, tetapi ingat kepentingan masyarakat. Kalau sekarang Rp 5,3 triliun tidak bisa dibangun apa-apa, untuk apa kita ada di sini," ucapnya.
Allo Rafra juga melihat, dalam berkampanye para paslon selalu mengatakan pembangunan akan dilakukan dari kampung. Tetapi setelah itu, apa yang dikatakan malah tidak dilakukan.
"Sudah saya amati. Selama ini saya tinggal di Timika, saya amati tidak ada pembangunan dari kampung, tidak ada. Orang di Banti sudah sekian tahun mereka punya rumah hancur, sampai sekarang belum juga dibangun," tandasnya.
"Dana pendidikan Rp 1 triliun kurang lebih. Dana kesehatan begitu juga. Jadi saya minta tolong, lihat masyarakat di kampung. Tadi pejabat bupati katakan, akan mengubah sistem, mengubah kerja. Saya harap itu bisa dilaksanakan," lanjutnya.
Dia juga berpesan kepada para pegawai agar dapat melakukan inovasi tanpa harus menunggu perintah dari bupati untuk memajukan Mimika.
"Untuk apa kita pegawai berpakaian Dinas setiap hari cuma untuk duduk-duduk. Pikir, pikir apa yang harus kita kerjakan. Jangan cuma mengharapkan nanti bupati suruh baru kita kerjakan. Harus punya rasa inovatif untuk bisa bekerja. Ini maaf, saya sudah simpan lama kata-kata ini. Karena saya pernah dimaki di lapangan ini. Saya pernah dikatakan, untuk apa Pak Allo ada di sini, tidak berguna Pak Allo," katanya mengenang lontaran pernyataan yang telah menyakiti perasaannya sebagai sosok perintis.
"Ini penghargaan kita terima, tetapi besok lusa kita sudah meninggal. Kita tidak bisa lihat lagi. Saya harap supaya kalian bekerja yang baik. Saya punya adik-adik, saya punya anak-anak, kamu kerja dengan baik. Tuhan akan melihat semua kalau kita jujur. Tuhan melihat dan Tuhan mengawasi kita," pungkasnya.
Plt Bupati Mimika, Johannes Rettob mengatakan bahwa penghargaan ini akan diberikan kepada semua orang yang telah berjasa membangun Mimika.
"Ini sebagai simbolis, kami akan berikan penghargaan ini kepada semua orang yang telah berjasa dalam mendirikan kabupaten ini. Jas merah 'jangan melupakan sejarah," tegas Plt Johannes Rettob. (Endy Langobelen)