Dinilai Rasis, Petugas Kebersihan DLH Protes Kehadiran Kabid Persampahan Yang Baru Dilantik
Sejumlah petugas kebersihan melakukan aksi protes di depan Kantor DLH Mimika, Selasa (7/6/2022)
MIMIKA, BM
Sejumlah petugas kebersihan melakukan aksi protes terhadap Musa Paembonan yang baru saja dilantik sebagai Kepala Bidang (Kabid) Persampahan pada Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Mimika, Selasa (7/6/2022).
Aksi protes itu dilakukan akibat pernyataan Kabid Persampahan yang dinilai rasis dengan menyebut beberapa suku di dalamnya.
Sekretaris DLH Mimika, Michael Alik Lembang, S.Sos ketika dikonfirmasi menjelaskan bahwa apa yang dikatakan Kabid Persampahan sesungguhnya tidak bertujuan untuk rasis.
Melainkan untuk mengimbau dan menegaskan kepada semua petugas agar senantiasa menjalankan tugasnya dengan rajin.
"Apa yang disampaikan pak Musa tadi itu tidak mengacu ke satu suku saja. Artinya bahwa dia tidak pilih kasih. Yang dia tegaskan itu untuk semua petugas," jelasnya saat ditemui di pelataran Kantor DLH Mimika, Selasa (7/6/2022).
"Jadi dia tegaskan untuk kerja yang rajin. Rajin masuk pagi, itu saja. Tidak ada unsur lain bahwa suku ini suku itu, tidak ada," imbuhnya.
Sementara itu, terkait dengan ketersinggungan dari para petugas, Michael menyebutkan bahwa kemungkinan hal itu terjadi akibat salah paham.
"Memang keterangan dari karyawan ada seperti itu, tapi sudah diklarifikasi bahwa pak Kabid tidak bicara itu. Dia hanya mengingatkan kepada yang malas kalau dia tidak pilih kasih. Semua sama rata dengan yang lainnya," tuturnya
"Jadi dong lakukan aksi tadi karena mungkin kemarin dong salah terima pernyataan dari pak Kabid. Hanya salah paham saja sehingga terjadi sedikit ini toh," pungkasnya.
Sementara itu, berdasarkan informasi yang diterima BM, pada Senin (7/6) kemarin, Kabid Persampahan yang baru dilantik, Musa Paembonan mendatangi pangkalan DLH.
Waktu dia ke pangkalan yang ditemuinya hanya ada satu pengawas, sopir, dan satu sekuriti. Saat itu Musa Paembonan mengatakan sambil menyebutkan nama suku tertentu bahwa dia tidak takut siapapun. Intihnya bahwa siapa yang malas bekerja akan dia pecat.
Walau mungkin tujuannya untuk mempertegas pernyataannya namun penyebutan nama suku tertentu sebagai bagian dari ketegasaanya ini dinilai berlebihan.
Para petugas kebersihan merasa bahwa apa yang disampaikan itu tidak menunjukan etika yang baik sebagai seorang pimpinan, apalagi baru berumur jagung karena baru saja dilantik.
Menurut mereka, ketegasan seperti itu wajib diingatkan namun minimal haruslah menggunakan kata dan kalimat yang tidak sampai menimbulkan persoalan baru, apalagi sampai membawa nama suku tertentu.
Karena bagaimanapun, para petugas kebersihan DLH terdiri atas beragam suku yang selama ini bekerja dengan tetap mengedepankan rasa kebersamaan dan saling menghormati antara yang satu dengan lainnya. (Ade)