Dilema Pemerintah Daerah : Meningkatkan Perekonomian VS Meningkatnya Kasus Covid-19 Di Mimika
Foto bersama bupati dan wakil bupati usai perayaan HUT RI
MIMIKA, BM
Tren kasus Covid-19 di Mimika dalam lima bulan terakhir terus mengalami peningkatan terlebih lagi pada saat penerapan New Normal mulai diberlakukan.
Berdasarkan data yang dirilis oleh Tim Gugus Tugas Pengendalian dan Penanganan (TGTPP) Covid-19 Mimika mencatat secara kumulatif terhitung sejak 29 Maret hingga 16 Agustus 2020 kasus positif Covid-19 kini tembus 651 kasus.
Dari 651 kasus, 494 diantaranya dinyatakan sembuh dan kasus aktif atau pasien masih dirawat jumlahnya 147 orang.
Data tersebut menempatkan Distrik Tembaga pura dan Mimika Baru masih berada dalam zona merah, sementara zona kuning ditempati oleh Distrik Kuala Kencana dan Wania.
Untuk bulan Agustus 2020 saja sejak (1/8) hingga (16/8) terjadi penambahan 113 kasus Covid-19.
113 kasus tersebut merupakan persebaran yang terjangkit di Distrik Tembagapura sebanyak 74 kasus, Mimika Baru 25, Wania 6 dan Kuala Kencana 8.
Data tersebut menunjukan kenyataan bahwa kasus Covid-19 di Mimika terus meningkat dan belum berakhir, walau angka kesembuhan juga tinggi. Untuk itu, warga Mimika harus waspada dan tidak mengangap remeh keadaan ini.
Pasalnya, disaat pemerintah daerah Kabupaten Mimika berupaya untuk menstabilkan roda perekonomian yang dinilai mengalami pemerosotan, masyarakat terkesan terhanyut akan istilah normal sehingga lalai untuk menerapkan protokol kesehatan.
Menanggapi peningkatan kasus Covid-19 di Mimika, Senin (17/8), Wakil Bupati Mimika Johannes Rettob mengatakan dalam dua hari sudah terjadi 21 kasus yang muncul dan secara kumulatif cukup tinggi.
"Yang tadinya yang dirawat hanya 50 sekarang mencapai 150. Hati-hati semua masyarakat harus patuh pada protokol kesehatan. Saat ini pemerintah sedang menyiapkan regulasi-regulasi untuk bagaimana hidup dalam tatanan baru. Ada sanksi didalamnya sesuai dengan instruksi presiden setelah itu kita terapkan luar biasa," tuturnya.
Sambung Wabup John, untuk menyelenggarakan pesta pernikahan seharusnya 50 persen dari kapasitas gedung saja yang hadir. Begitu pula pada acara pemakaman atau kegiatan apapun, masyarakat jangan lupa untuk tetap menggunakan masker.
"Saya mohon kepada seluruh masyarakat sadar akan hal ini supaya kita tidak lagi menerapkan pembatasan sosial. Kita dilema karena disaat kita berusaha ekonomi lebih baik tapi satu sisi masyarakat tidak sadar jangan sampai muncul gelombang kedua," tandasnya.
Sementara itu Bupati Mimika Eltinus Omaleng mengatakan bahwa pemkab Mimika ada kemungkinan akan menerapkan kembali lockdown.
"Kasus terus naik dan kami akan mengevaluasi ini secara ketat. Semua harus pakai masker. Kita ikuti instruksi presiden semua warga di Mimika wajib memakai masker. Kita mau pertegas karena virus banyak masuk dari Makassar dan PT Freeport sehingga kita akan pikirkan apakah masih lanjut atau lockdown untuk sementara. Ada kemungkinan akan lockdown kembali karena ini sudah mau 200 dan sangat bahaya," ungkapnya. (Elfrida)