Kesehatan

8 Pegawai Imigrasi Mimika Positif Covid-19

Kepala Imigrasi Mimika, Jesaja Samuel Enock (depan)

MIMIKA, BM

Sebanyak 8 pegawai Kantor Imigrasi Kelas II Mimika dinyatakan positif Covid-19 oleh Tim Gugus Tugas Covid-19 Mimika.

Akibatnya, para pegawai Imigrasi Mimika kini menjalankan tugas mereka dari rumah (work from home) selama 14 hari hingga 1 Oktober nanti.

Kepala Kantor Imigrasi Kelas II Mimika, Jesaja Samuel Enock kepada BeritaMimika, Sabtu (19/9), membenarkan hal tersebut melalui sambungan telepon.

"Memang benar 8 pegawai kami positif Covid-19. Mereka di rawat di RSUD dan Shelter. Kondisi mereka semua dalam keadaan baik dan masih menunggu swab ulang. Sejak senin kemarin kami mulai work from home," ungkapnya.

Menurut Jesaja, jumlah pegawai di kantornya ada 46 orang. Sesuai aturan kemenpan, jika 25 persen pegawai terkena Covid-19 maka seluruh pegawai instansi tersebut harus kerja dari rumah.

"Kami semua sudah swab dan 38 orang negatif. Pelayanan kami di kantor imigrasi jalan seperti biasa karena selalu ada petugas yang stanby secara reguler," ujarnya.

Ia mengatakan, pihaknya sejauh ini terus melakukan komunikasi dan koordinasi dengan kepala Dinas Kesehatan Mimika, Kemenhunkam Papua dan Pusat terkait dengan situasional saat ini.

"Jadi walau sistem home work tapi pelayanan tetap jalan. Saya juga menghimbau masyarakat Mimika agar terus menerapkan protokol kesehatan berupa selalu pakai masker, jaga jarak dan cuci tangan dengan sabun. Kondisi Covid-19 di Mimika hari ini sedang tinggi, kita semua harus saling menjaga dan mengingatkan," ungkapnya. (Ronald)

PLN Peduli Salurkan Alkes ke RSUD dan Rumah Aspirasi


Penyerahan bantuan di RSUD Mimika

MIMIKA, BM

Melalui program Corporate Social Responsibilty (CSR) PLN peduli, PLN UP3 Timika memberikan bantuan berupa Alat Kesehatan (alkes), Alat Pelindung Diri (APD) dan wastafel portable dalam rangka membantu penanganan Covid-19.

Bantuan ini diserahkan langsung Manager PLN UP3 Timika, Martinus Irianto Pasensi kepada RSUD Mimika dan Rumah Aspirasi Trifena Tinal, Senin (14/9).

Bantuan yang diberikan ke RSUD Mimika berupa, APD set lengkap 13 pcs, baju APD disposable 125 pcs, masker medis 62 box, sepatu medik 12 pcs, masker kain 1500 pcs, wastafel 3 pcs, hand sanitizer 30 pcs, desinfektan 150 pcs dan pompa desinfektan 2 pcs.

Sementara yang diberikan di rumah aspirasi berupa 1000 masker kain, 1 unit wastafel, 10 botol hand sanitizer, 100 liter desinfektan dan 2 pompa desinfektan.

Penyerahan bantuan di Rumah Aspirasi

Manager PLN UP3 Timika, Martinus Irianto Pasensi saat diwawancarai mengatakan bahwa PLN yang merupakan salah satu BUMN, dalam masa pandemi Covid-19 ini terus fokus dalam membantu masyarakat yang terdampak pandemi melalui salah satu program utamanya yakni PLN Peduli.

“Kami berharap lewat bantuan yang telah PLN berikan dapat digunakan dengan sabaik-baiknya dalam rangka penanganan dan pencegahan wabah Covid-19 di Mimika," harapnya.

Martinus mengatakan, seharusnya bantuan ini diberikan antara bulan Mei dan Juni namun pada saat itu terjadi kekosongan. Selain itu pengangkatan dirinya sebagai manager PLN UP3 Timika baru dilakukan pada Agustus lalu.

"Semoga dengan adanya bantuan ini akan membantu para perawat di RSUD yang langsung menangani pasien covid sehingga bisa memanfaatkan apa yang kami berikan. Kami dapat rujukannya untuk bantuan CSR ini di 2 tempat ini. Ini bukan hanya di Timika saja tapi semua unit pelaksana PLN di seluruh Indonesia," jelas Martinus. (Shanty)

Dinkes dan YPKMP Evaluasi Pojok Malaria di Lima Puskesmas


Pertemuan bersama Dinas Kesehatan Mimika, YPKMP dan perwakilan lima puskesmas

MIMIKA, BM

Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Mimika bekerjasama dengan Yayasan Pengembangan Kesehatan dan Masyarakat Papua (YPKMP) melakukan evaluasi program kerja sama pojok malaria di lima puskesmas yang telah dibentuk sejak tahun 2019.

Berdasarkan evaluasi program pojok malaria di lima puskesmas tersebut, dinilai sudah dilakukan dengan baik karena pengawasan minum obat malaria sampai tuntas dilakukan dengan menemani pasien saat pertama minum obat di puskesmas.

Direktur Yayasan Peneliti Malaria, dr Rini saat diwawancarai mengatakan, saat ini ada lima Puskesmas di Kabupaten Mimika yang didampingi dalam pelaksanaan pojok malaria sejak tahun 2019.

Bulan lalu pihaknya membuat kesepakatan dengan kepala puskesmas tentang apa yang bisa dilakukan agar keberadaan pojok malaria ini berkesinambungan yang berarti mereka mandiri untuk melakukannya.

"Dan hari ini setelah 1 bulan kemudian kita memberikan evaluasi. Saya senang sekali karena hampir semua puskesmas mereka semangat sekali untuk memastikan pojok malaria itu berfungsi karena mereka sama-sama ingin menurunkan kasus malaria di daerahnya masing-masing,"tutur dr Rini.

Menurutnya, hasil evaluasi mengembirakan karena ada upaya dan ada perubahan yang bermanfaat dan berbeda dari pertemuan bulan lalu dibandingkan saat ini.

Dijelaskan, pojok malaria dibentuk sebagai salah satu upaya bahwa semua pasien malaria mendapatkan pemantauan secara langsung oleh pihak Puskesmas.

Selain memberikan edukasi meminum obat malaria hingga tuntas, mereka juga diawasi saat memulai meminum dosis pertama. Bahkan untuk dosis pertama dilakukan di depan petugas.

"Jadi intinya pojok malaria itu untuk memastikan pasien malaria bisa terpantau meminum obat hingga selesai dan diberikan edukasi tentang malaria itu sendiri," ujarnya.

Menurut dr Rini, setelah ada kampanye tentang kepatuhan minum obat di puskesmas, ada peningkatan berarti.

Artinya, mereka (pasien-red) paham bahwa minum obat itu penting dan harus segera diminum sesuai dosis dokter. Minum obat pun harus sampai selesai karena biasanya ketika mulai merasa sehat, pasien biasa berhenti meminum obat.

"Tapi pastinya kita harus terus melakukan penelitian dan observasi lagi," ujarnya.

Sementara itu, Kepala Seksi Penyakit Menular dan Tidak Menular pada Dinkes Mimika, Obeth Tekege mengatakan, kegiatan utama yang harus dilakukan dalam menangani malaria di lingkungan adalah menjaga lingkungan selalu bersih. Selain itu selalu memperhatikan jangan sampai ada genangan air.

"Di situlah dilakukan pojok malaria di Puskesmas. Kami Dinkes juga sudah menganggarkan dana untuk beli minum dan makanan ringan sehinga pasien datang berobat dan sebelum minum obat harus makan baru minum obat. Tahun ini dianggaran perubahan kita sudah masukkan, tinggal nanti kita distribusikan ke puskesmas,"kata Obeth.

Katanya, sementara ini inovasi dari lima puskesmas sudah ada. Ini tidak terlepas dari kerja keras kepala puskesmas yang mengatur pojok malaria di puskesmas masing-masing.

"Kita di sini ada beberapa mitra yang semuanya kerja dengan baik termasuk dalam koordinasi. Semua program yang ada itu mereka lihat, analisa, evaluasi dan kita menindaklanjuti seperti yang sekarang YPKMP lakukan. Jadi kami berharap ke depan jika ada masalah, kami sama-sama jalankan sesuai data analisis yang ada di Kabupaten Mimika,"ungkapnya. (Shanty)

Top