
Pertemuan bersama Dinas Kesehatan Mimika, YPKMP dan perwakilan lima puskesmas
MIMIKA, BM
Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Mimika bekerjasama dengan Yayasan Pengembangan Kesehatan dan Masyarakat Papua (YPKMP) melakukan evaluasi program kerja sama pojok malaria di lima puskesmas yang telah dibentuk sejak tahun 2019.
Berdasarkan evaluasi program pojok malaria di lima puskesmas tersebut, dinilai sudah dilakukan dengan baik karena pengawasan minum obat malaria sampai tuntas dilakukan dengan menemani pasien saat pertama minum obat di puskesmas.
Direktur Yayasan Peneliti Malaria, dr Rini saat diwawancarai mengatakan, saat ini ada lima Puskesmas di Kabupaten Mimika yang didampingi dalam pelaksanaan pojok malaria sejak tahun 2019.
Bulan lalu pihaknya membuat kesepakatan dengan kepala puskesmas tentang apa yang bisa dilakukan agar keberadaan pojok malaria ini berkesinambungan yang berarti mereka mandiri untuk melakukannya.
"Dan hari ini setelah 1 bulan kemudian kita memberikan evaluasi. Saya senang sekali karena hampir semua puskesmas mereka semangat sekali untuk memastikan pojok malaria itu berfungsi karena mereka sama-sama ingin menurunkan kasus malaria di daerahnya masing-masing,"tutur dr Rini.
Menurutnya, hasil evaluasi mengembirakan karena ada upaya dan ada perubahan yang bermanfaat dan berbeda dari pertemuan bulan lalu dibandingkan saat ini.
Dijelaskan, pojok malaria dibentuk sebagai salah satu upaya bahwa semua pasien malaria mendapatkan pemantauan secara langsung oleh pihak Puskesmas.
Selain memberikan edukasi meminum obat malaria hingga tuntas, mereka juga diawasi saat memulai meminum dosis pertama. Bahkan untuk dosis pertama dilakukan di depan petugas.
"Jadi intinya pojok malaria itu untuk memastikan pasien malaria bisa terpantau meminum obat hingga selesai dan diberikan edukasi tentang malaria itu sendiri," ujarnya.
Menurut dr Rini, setelah ada kampanye tentang kepatuhan minum obat di puskesmas, ada peningkatan berarti.
Artinya, mereka (pasien-red) paham bahwa minum obat itu penting dan harus segera diminum sesuai dosis dokter. Minum obat pun harus sampai selesai karena biasanya ketika mulai merasa sehat, pasien biasa berhenti meminum obat.
"Tapi pastinya kita harus terus melakukan penelitian dan observasi lagi," ujarnya.
Sementara itu, Kepala Seksi Penyakit Menular dan Tidak Menular pada Dinkes Mimika, Obeth Tekege mengatakan, kegiatan utama yang harus dilakukan dalam menangani malaria di lingkungan adalah menjaga lingkungan selalu bersih. Selain itu selalu memperhatikan jangan sampai ada genangan air.
"Di situlah dilakukan pojok malaria di Puskesmas. Kami Dinkes juga sudah menganggarkan dana untuk beli minum dan makanan ringan sehinga pasien datang berobat dan sebelum minum obat harus makan baru minum obat. Tahun ini dianggaran perubahan kita sudah masukkan, tinggal nanti kita distribusikan ke puskesmas,"kata Obeth.
Katanya, sementara ini inovasi dari lima puskesmas sudah ada. Ini tidak terlepas dari kerja keras kepala puskesmas yang mengatur pojok malaria di puskesmas masing-masing.
"Kita di sini ada beberapa mitra yang semuanya kerja dengan baik termasuk dalam koordinasi. Semua program yang ada itu mereka lihat, analisa, evaluasi dan kita menindaklanjuti seperti yang sekarang YPKMP lakukan. Jadi kami berharap ke depan jika ada masalah, kami sama-sama jalankan sesuai data analisis yang ada di Kabupaten Mimika,"ungkapnya. (Shanty)