Rekor Baru Covid-19 di Mimika, Dalam Sehari 97 Pasien Sembuh
Grafik trend Covid-19 di Mimika
MIMIKA, BM
Untuk pertamakalinya selama 6 bulan Mimika memerangi Covid-19, malam ini, Senin (24/8), Tim Gugus Tugas Covid Mimika mengumumkan 97 pasien sembuh.
Jumlah ini menjadi rekor tersendiri bagi Mimika selama proses kesembuhan pasien corona yang selalu update dilaporkan Tim Gugus Tugas.
Dan luar biasanya, dari 97 pasien yang sembuh, 96 merupakan pasien Covid-19 dari Distrik Tembagapura yang selama ini tercatat sebagai penyumbang terbesar kasus positif, sementara 1 pasien berasal dari Distrik Mimika Baru.
Dengan demikian, dari total 697 hingga malam ini, 610 pasien telah dinyatakan sembuh sementara kasus aktif kini menyisahkan 77 pasien.
Sementara itu, untuk rekor penambahan kasus Covid-19 tertinggi di Mimika terjadi pada Minggu (31/5), yang mana pada saat itu junlah pasien baru bertambah 46 pasien.
Penambahan 46 kasus baru Covid-19 saat itu, 41 spesimen dirujuk oleh RSUD, 2 dari Rumah Sakit Tembagapura dan 3 spesimen dari RSMM.
Menyikapi jumlah kesembuhan yang fantastis ini, BeritaMimika menghubungi Manager External Communication Corpcom PT Freeport Indonesia, Kerry Yarangga.
Kerry mengatakan pihaknya bersukacita terhadap situasi yang terjadi malam ini. Namun ia menegaskan bahwa PT Freeport Indonesia selama ini sangat ketat dalam mendevinisikan pasien sembuh dan pasien sakit sesuai protokol kesehatan.
"Kita sangat ketat sekali dalam menentapkan status devinisi mereka yang sembuh sesuai ketetapan regulasi pemerintah," ujarnya.
Dijelaskan, perubahan Keputusan Menteri Kesehatan nomor HK.01.07/MENKES/413/2020 mengantikan Kepmenkes nomor HK.01.07/Menkes/247/2020 sangat berpengaruh terhadap penentuan status sembuh pasien.
Kepmenkes nomor HK.01.07/MENKES/ 413/2020 merupakan Pedoman Baru Pencegahan dan Pengendalian Coronavirus Disease 2019 (COVID-19).
"Kepmenkes sebelumnya, ketika PCR pertama negatif, 14 hari kita tunggu tanpa gejala baru masuk PCR ke dua. Sudah negatif baru kita rilis pasien sembuh. Namun Kepmenkes baru hanya 1 kali PCR negatif dan 10 hari tanpa gejala, berarti pasien sudah sembuh," jelasnya.
Menurutnya, pedoman inilah yang kemudian menjadi indikator yang menentukan banyaknya pasien Covid-19 di Tembagapura pada malam ini dinyatakan sembuh.
"Kita ikuti apa yang menjadi devinisi terhadap status dan keputusan pemerintah saat ini. Intihnya bahwa kami sangat bersyukur dan bergembira atas semua ini. Kita berharap semakin banyak lagi yang sembuh karena selama ini (Freeport-red) dan Tim Gugus Mimika sangat konsen dalam menghadapi kasus Covid-19 terutama dalam menangani para pasien," ungkapnya.
Selepas Kerry Yarangga, BeritaMimika menghubungi Juru Bicara Tim Covid-19 Mimika, Reynold Ubra. Kepada BM, Ubra mengatakan Papua dan Mimika sejak tanggal 19 Agustus telah menggunakan menggunakan pedoman tata laksana Covid-19 revisi lima kemenkes yang dikeluarkan pada 13 Juli 2020.
"Intihnya kita saat ini menggunakan pedoman tata laksana covid-19 revisi lima kemenkes, maka tidak hanya Rumah Sakit Tembagapura namun di RSUD Mimika juga akan banyak pasien sembuh,” ungkapnya.
Reynold menjelaskan, Kepmenkes nomor HK.01.07/MENKES/413/2020 juga merubah penyebutan ODP, PDP, OTG dan kasus konfirmasi menjadi kasus suspect, probable, kontak erat dan kasus konfirmasi.
"Kasus konfirmasi ada dua, kasus tanpa gejala (asimtomatik) dan kasus gejala (presimtomatik). Tanpa gejala, dinyatakan selesai isolasi atau sembuh jika dalam 10 hari plus minimal 3 hari tidak ada gejala meskipun tanpa pemeriksaan PCR, ataupun dengan PCR positif, pasien di nyatakan sembuh! Kenapa? Karena ada hasil penelitian menunjukan bahwa pada hari ke-8, orang tanpa gejala virusnya ada dalam tubuh tapi tidak menularkan," jelasnya.
Menurut Ubra, ini berbeda dengan presimtomatik atau tanda gejala. Misalnya pasian punya riwayat demam, sesak nafas, batuk, maka harus ditangani di rumah sakit. Sementara yang asimtomatik hanya isolasi mandiri di rumah.
"Di Mimika kita dinas kesehatan sudah punya protokol kesehatan mandiri yang telah dibahas sejak Mei lalu dan Juni difinalkan. Jadi jika kita melihat dari gejala dan tidak gejala maka sudah pasti banyak yang akan sembuh di Timika dan Tembagapura. Bahkam shelter bisa kosong karena tidak bergejala," ujarnya.
Hanya saja yang masih kembali diingatkan Reynold Ubra adalah agar warga Mimika terus menjalankan protokol kesehatan dan tetap waspada terhadap kondisi saat ini.
"Vaksin yang akan dirilis oleh ahli yang melakukan penelitian di Bandung, daya lindungnya 75 persen. Tapi masalahnya, seberapa besar vaksin itu bisa bertahan dalam tubuh? Penduduk kita itu 267 juta jiwa. Kapan vaksin ini akan sampai ke Timika? Tahun depan atau dua tahun lagi? Vaksin paling murah hari ini adalah tetap pakai masker, cuci tangan dan jaga jarak. Mau tidak mau, kita harus terus saling melindungi. Keberadaan dan keadaan kita menjadi penentu juga bagi orang lain, terutama balita dan lansia," pintahnya. (Ronald)