12 Apotek di Timika Kehabisan Masker

MIMIKA, BM
Ketakutan terbesar masyarakat terhadap mewabahnya virus corona di negeri ini akhirnya terbukti sudah. Virus asal China ini kini positif hadir di Indonesia.
Presiden Republik Indoneisa, Joko Widodo bahkan secara kenegaraan mengumumkan pada Senin (2/3) di Istana Presiden, bahwa dua warga Indonesia usia 64 dan 31 positif terjangkit virus corona.
Akibat pemberitaan ini, masker kini menjadi satu barang langka, mahal dan sulit didapatkan di berbagai apotek serta fasilitas-fasilitas kesehatan lainnya di beberapa daerah, termasuk Mimika.
Warga Mimika sepertinya mulai membentengi diri mereka dengan masker. Buktinya, di Timika saat ini mulai terlihat ada warga yang menggunakan masker ketika mengunjungi pasar dan pusat keramaian lainnya seperti mall.
Menyikapi maraknya pemberitaan fenomena virus corona dan respon masyarakat Mimika terhadap keadaan ini, wartawan BeritaMimika pada Selasa (3/3) sore mengunjungi beberapa apotek di seputaran Kota Timika guna menanyakan ketersediaan masker.
Ternyata 12 apotek yang dikunjungi BeritaMimika di seputaran Kota Timika, kehabisan masker. Bahkan Diana Departemen Store di Jalan Budi Utomo dan Hasanuddin yang juga menjual masker, stoknya habis diborong warga.
Dari 12 apotek ini, hanya ada satu apotek yang memiliki 3-4 dos masker yang tersisa. Pemiliknya bahkan mengatakan hanya akan menjual beberapa, sisahnya untuk berjaga-jaga.
Sementara dua lainnya, hanya memiliki 10-20an masker yang dijual secara eceran. Diperkirakan ketika berita ini dipublish, masker di dua apotek ini sudah habis terjual.
Pasalnya, pada saat wartawan BeritaMimika mendatangi dua apotek ini, disaat bersamaan ada warga yang datang menanyakan masker dan kemudian membelinya. Bahkan ada yang langsung memborong masker sisa yang dijual eceran.
Adapun 12 apotek yang dijambangi BeritaMimika adalah Apotek Arguni, Etna Farma, Khirani, Ardian Farma, CMC, Medical Farma, K24, Mitra Husada, Lagaligo, MMC, Apotek Rakyat dan Apotek Rezky Farma.
Kepada BeritaMimika, hampir semuanya mengaku mereka kehabisan stok sejak Senin pagi hingga Selasa siang. Mereka mengakui, ketika masker di beli warga, mereka membelinya dalam jumlah yang banyak.
“Sudah habis. Terakhir siang tadi (Selasa-red),” ujar salah satu karyawan apotek Arguni.
Di Apotek Khirani masih terjual beberapa masker, namun diperkirakan akan habis terjual karena stok masker mereka juga terbatas.
“Masker sensi (Sensi Mask-red) habis. Yang ada e-care saja tapi tinggal berapa saja. Harganya 3 ribu satu masker,” ujar karyawan apotek Khirani.
Di Apotek CMC yang buka 24 jam, alat pelindung mulut dan hidung ini juga habis terjual. Kata karyawannya, banyak warga yang datang membeli masker.
“Sudah habis tadi siang (kemarin-red). Masker semua sama saja sebagai pelindung tapi merk N95 paling bagus karena lebih tebal,” ungkapnya.
Sebelum fenomena Covid-19 merebak, harga normal dan pasaran satu masker di Mimika, hanya Rp2 ribu-Rp3 ribu. Bahkan beli tiga masker kita hanya membayar Rp5 ribu.
Harga satu dos masker dengan isi 30, 50 hingga 70 buah di Mimika harganya beragam. Kisarannya Rp50, Rp60 hingga Rp70 ribu.
Namun ketika stok masker habis terjual di Timika, ada dua apotek yang menjual satu dos masker dengan harga Rp210 ribu dan Rp250 ribu. Walau demikian, tetap saja habis terjual.
“Stok saya masih beberapa tapi tidak banyak. Saya juga simpan untuk jaga-jaga. Kondisi begini kalau saya jual Rp500 ribu juga pasti ada yang beli. Dari tadi (kemarin-red) selalu saja ada yang datang beli. Saya jual satu box Rp250 ribu,” ujar salah satu pemilik apotek.
Ia menuturkan rata-rata masker di datangkan dari Surabaya. Hanya saja keadaan ini membuat kebutuan membeli masker semakin melonjak. Selain mulai sudah didapati, harganya juga melonjak.
“Ada yang datang beli untuk kirim ke keluarga mereka di jawa. Karena di sana sudah sulit untuk dapat. Sudah kosong. Barusan ada pembeli satu tadi dia bilang satu dos masker di Jawa sekarang bisa sampai Rp900 ribu,” ungkapnya.
Walau demikian, seorang karyawan apotek juga menyebutkan bahwa stok masker habis di apotek tidak semuanya habis terjual. Ada kemungkinan dilakukan penimbunan.
“Mereka timbun dan kirim ke Jawa karena di sana memang lagi mahal. Normalnya, satu dos di sini jual Rp50 ribu, kalau di Jawa sekarang Rp300 ribu bahkan bisa lebih tinggi harganya. Karena memang lagi susah orang cari masker,” ungkapnya.
Sementara itu, salah satu kerabat BeritaMimika yang kini menempuh pendidikan perguruan tinggi di Bandung, Jawa Barat membenarkan bahwa mereka saat ini kesulitan mendapatkan masker.
“Di sini sudah mulai susah kaka. Dimana-mana habis terjual. Kalau sudah begini, lama-lama torang pakai kain saja lalu jahit buat jadi masker, kalau tidak pakai baju macam ninja saja supaya semua lebih savety,” ungkapnya sambil tertawa di handphone. (Ronald)