Budaya

Pemda Mappi Bangun Taman Doa Gua Maria


Momen peletakan batu pertama oleh Pj Bupati Mappi, Michael R Gomar 

MAPPI, BM

Penjabat Bupati Mappi, Dr. Michael R. Gomar melalukan Peletakan Batu Pertama pembangunan Taman Doa Gua Maria Gereja Paroki St. Yakobus Rasul di Kota Kepi Kabupaten Mappi, Provinsi Papua Selatan pada Sabtu (21/9/2024).

Di momen ini, Gomar mengucapkan terimakasih kepada pastor paroki bersama umat yang bersedia memberi kesempatan kepada pemerintah daerah untuk melaksanakan kegiatan pembangunan di halaman geraja Paroki St. Yakobus Rasul Kepi.

"Semua ini untuk membentuk iman rohani kita, spiritual kita baik itu secara khusus umat katolik maupun umat nasrani lainnya. Ini juga sebagai contoh agar hal serupa juga dilaksanakan oleh agama sahabat seusai keyakinan masing-masing, "ungkapnya.

Pj. Bupati Gomar berharap agar pembangunan Gua Maria ini bisa berjalan lancar. Gua Maria ini ke depan akan menjadi pusat ziarah dan devosi kepada Bunda Maria.

Tidak hanya gua Maria, di tempat ini Pemda Mappi juga melakukan pembangunan asrama putera dan puteri di kawasan Paroki St. Yakobus Rasul Kepi. (Red)

Johnny Beanal : Hanya Perkumpulan LEMASA yang Berbadan Hukum dan Terdaftar di Kemenhunkam

Ketua LEMASA Stingal Johnny Beanal

MIMIKA, BM

Menanggapi munculnya beberapa kelompok yang mengklaim mewakili Lembaga Musyawarah Adat Suku Amungme, Stingal Johnny Beanal selaku Ketua LEMASA mengklarifikasi bahwa saat ini hanya Perkumpulan LEMASA yang berbadan hukum.

Status ini juga telah resmi terdaftar di Kementrian Hukum dan Hak Asasi Manusia (Kemenkumham) Republik Indonesia.

Dengan demikian maka Perkumpulan LEMASA di bawah kepemimpinan Stingal Johnny Beanal kini telah memiliki kekuatan hukum.

"Sebagai warga negara Indonesia yang taat hukum, maka keabsahan undang-undang harus didaftarkan melalui lembaga negara yaitu Kemenkumham, sehingga berdasarkan simulasi 2024 yang mengharuskan menambah kata Perkumpulan maka saat ini telah menjadi Perkumpulan Lemasa," jelasnya

Stingal menyebut, berdasarkan aturan pemerintah bahwa badan hukum yang paling sesuai untuk LEMASA adalah Perkumpulan.

Hal ini karena perkumpulan berbasiskan anggota, di mana tiap anggota dari 11 wilayah adat suku Amungme terwakili secara merata dan mendapat hak suara yang sama.

Pembentukan LEMASA sebagai badan hukum bertujuan untuk memfasilitasi partisipasi dan pengambilan keputusan yang efektif di antara perwakilan setiap wilayah adat.

“Dengan berbadan hukum Perkumpulan ini memberikan kewenangan kepada LEMASA untuk bertindak atas nama Lembaga Adat, dengan mengutamakan kepentingan bersama di atas kepentingan pribadi atau golongan," ujar Stingal saat gelar konferensi pers, Jumat (20/09/2024).

LEMASA sebagai badan hukum Perkumpulan telah terdaftar secara resmi di Kemenkumham RI sesuai perundang-undangan yang berlaku.

Pendaftaran tersebut menjadi sangat penting agar status LEMASA memiliki kekuatan hukum dan diakui dalam sistem hukum di Indonesia.

Dengan memiliki status badan hukum Perkumpulan LEMASA dapat membangun hubungan relasi baik dengan pihak pemerintah maupun lembaga non pemerintah termasuk swasta.

"Lemasa berbadan hukum Perkumpulan telah bermitra dengan PTFI berdasarkan pada Nota Kesepahaman (MoU) yang telah dibuat sejak tahun 2000. Saya harap agar seluruh masyarakat Amungme dapat bersatu dibawah honai LEMASA yang merupakan badan hukum kolektif perkumpulan," ungakapnya.

Ddijelaskan, Lemasa berdiri sebagai mercusuar persatuan dan kolaborasi bagi masyarakat Amungme.

Diharapkan semua anggota dapat berpartisipasi aktif dalam inisiatif perkumpulan Lemasa dan bekerja sama menuju tujuan bersama untuk melestarikan warisan budaya dan memastikan pembangunan berkelanjutan bagi masyarakat Amungme. (Shanty Sang)

Dua Remaja Timika Dari TIFA Wakili Papua Tengah Di Ajang Pemilihan Putra Putri Kebudayaan Nusantara

Garselo Ambiop dan Ocean Nussi sebagai putra putri kebudayaan nusantara provinsi Papua Tengah

MIMIKA, BM

Dua remaja putra dan putri asal Timika, Kabupaten Mimika mewakili provinsi Papua Tengah pada ajang Pemilihan Putra Putri Kebudayaan Nusantara 2024 yang akan diselenggarakan di Jakarta pada tanggal 2 hingga 6 Oktober 2024.

Dua remaja tersebut adalah Garselo Ambiop dan Ocean Nussi. Mereka diketahui tergabung dalam sanggar Noken Star Papua yang mempopulerkan Timika Inside Festival of Art (TIFA).

Kepada Berita Mimika, Kamis (19/9/2024) putra kebudayaan nusantara provinsi Papua Tengah, Garselo Ambiop (17) mengatakan persiapan yang dilakukan untuk mengikuti ajang ini sudah mencapai 70 persen.

“Persiapan kami berdua sejauh ini sudah 70 persen seperti kostum, video talent, advokasi dan produk. Saat ini kita lebih siap pemahaman tentang budaya bukan hanya Papua saja tetapi juga budaya lain yang ada di nusantara ini,” tuturnya.

Lanjutnya, untuk persiapan secara pribadi sendiri ia lebih mempersiapkan mental karena ini merupakan untuk pertama kali Garselo Ambiop atau yang lebih akrab disapa Celo dipercaya mewakili provinsi Papua Tengah ke tingkat nasional.

“Saya bersyukur bisa masuk ke ajang ini. Karena bisa menambah wawasan dan membuat saya bisa bertumbuh, berkembang menjadi role model bagi banyak orang dan anak muda seperti saya. Saya lihat anak muda sekarang masih dengan kesenangan sendiri dan kurang bersosialisasi dengan budaya,” ungkapnya.

Celo yang merupakan pelajar SMK Petra, Timika ini sudah empat tahun bergabung di TIFA dan belajar tentang budaya Papua terutama tarian.

“Saya salah satu penari terbaik di PON XX Papua, Pesparawi, Pesparani juga juara II Putra Pariwisata Mimika 2024. Saya suka seni dan bidaya Papua,” katanya.

Menurutnya, ajang pemilihan putra putri budaya seharusnya menjadi motivasi bagi generasi muda untuk terus memperkenalkan budaya Papua hingga tingkat nasional.

“Ajang pemilihan selalu lebih dominan ke cewek (putri-red), kalau cowok (putra-red) Papua jarang dan dong (mereka-red) gengsi ikut ajang ini. Kalau kamu punya bakat jangan kau malu atau tahan tapi salurkan. Bakatmu jangan dipendam harus bisa berbagi dengan orang lain,” tandas Celo.

Senada dengan itu, Ocean Nussi yang merupakan putri kebudayaan nusantara Papua Tengah 2024 mengatakan bahwa banyak hal menarik dari Papua Tengah terlebih Mimika yang bisa diangkat.

“Salah satunya seperti upacra adat Kamoro, makanan tradisional dan tarian tradisional serta masih ada budaya lainnya,” imbuhnya.

Ocean yang merupakan pelajar SMA YPPK Tiga Raja ini merasa bersemangat mengikuti ajang pemilihan ini karena merupakan kesempatan bagus untuk memperkenalkan budaya Papua Tengah ke nusantara.

“Sebelumnya saya adalah juara umum Duta TIFA 2023. Ini pertama kali saya mewakili provinsi Papua Tengah. Untuk teman-teman kalau punya bakat dan talenta dikembangkan jangan dipendam. Dengan bakat yang dimiliki kita jadi lebih percaya diri dan termotivasi,” pesannya. (Elfrida Sijabat)

Top