Mahasiswa Eksodus Minta Dewan Fasilitasi Kepulangan Mereka ke Kota Studi
Mahasiswa dan pelajar saat mendatangi gedung DPRD Mimika
MIMIKA, BM
Sekitar 50-an pelajar dan mahasiswa eksodus yang telah sekian lama kembali ke Timika akibat persoalan September 2019 lalu, mendatangi Kantor DPRD Mimika meminta dewan agar memfasilitasi mereka kembali ke kota studi masing-masing.
Kedatangan mereka ke gedung DPRD pada Senin (12/10) kemarin dibawah pimpinan Ketua Korwil pelajar dan mahasiswa kota studi Jayapura, Denias Senamum.
Kepada anggota dewan, Denias yang merupakan mahasiswa semester akhir Fisip Universitas Cenderawasih (Uncen) ini menyampaikan beberapa alasan mengapa mereka kembali ke Timika saat itu.
"Kami mahasiswa eksodus pada September 2019 lalu pulang ke Timika karena masalah rasis waktu itu. Kejadian ini terjadi di Jawa mengakibatkan mahasiswa dan pelajar se-Jawa Bali dan kami di Papua juga pulang ke Timika. Ini kami lakukan sebagai bentuk solidaritas atas apa yang terjadi saat itu," ungkapnya.
Denias mengatakan, hingga Oktober 2019, sekitar 100-an pelajar dan mahasiswa eksodus masih berada di Mimika.
Menurutnya, rata-rata pelajar dan mahasiswa yang masih berada di Mimika saat ini adalah mereka yang dikategorikan orangtuanya tidak mampu.
Ini menyulitkan mereka untuk kembali sementara mereka yang orangtuanya mampu, sudah kembali ke kota studi masing-masing dengan biaya sendiri.
"Kami tidak tahu mau mengeluh ke siapa lagi sehingga kami datang ke DPRD supaya kami dibantu bagaimana solusinya agar bisa kembali sekolah dan kuliah. Kami sudah ke bagian SDM tapi tidak direspon dan tidak ada kepastian," ungkapnya.
Hengki Omabak, Mahasiwa Manajemen Semester V di salah satu universitas di Manado kepada anggota DPRD, senada juga menyampaikan hal yang sama.
Ia bahkan mengatakan mereka berapa kali ingin bertemu dengan Kabag SDM Setda Mimika namun selalu tidak menemukan jalan keluarnya.
“Awalnya kami berharap mereka perhatian dan peduli dengan keadaan kami tapi selalu sama, tra ada perhatian jadi kami datang ke sini meminta jalan keluar untuk masa depan kami," ungkapnya.
Kedatangan mereka ini disambut Ketua Komisi C Elminus Mom dan sekretaris Saleh Alhamid. Komisi ini membidangi pendidikan, kesehatan, infrasturkutur dan perhubungan.
Elminus mengakui bahwa keadaan saat itu tidak mudah dilalui oleh semua pelajar dan mahasiswa Papua termasuk asal Mimika. Siapapun tidak ingin mengalami situasi tersebut.
Ia mengakui bahwa mereka harus kembali ke Timika dengan segala konsekuensi yang ada namun bukan menjadi alasan bagi pemerintah untuk mengabaikan niat baik mereka untuk ingin kembali melanjutkan pendidikan mereka.
Pemerintah diminta untuk lebih bijak melihat persoalan ini karena berhubungan dengan masa depan generasi muda negeri ini.
Jika diabaikan, mereka akan mudah terjerumus dengan pengaruh lingkungan yang pastinya berdampak pada masa depan yang suram.
"Mereka ini anak-anak kita. Kalau bukan kita yang kasih perhatian, siapa lagi? Kita tidak bisa abaikan masa depan mereka begitu saja. Yang sudah terjadi tidak sepenuhnya jadi kesalahan mereka juga, ini semua karena keadaan saat itu. Kami akan fasilitasi agar mereka bisa ketemu dengan bagian SDM dan kita sama-sama harus cari jalan keluar untuk masa depan mereka," ungkap Elminus Mom, mantan ketua DPRD Mimika. (Rafael)