Olah Raga

Walau Juara, Wofle Sorong Terancam Tidak Dapat Wakili Papua di Champion Series IBF 2022! Pelatih dan Pemain Kecewa

 

Pelatih Wofle Sorong, Riggs Ronsumbre

MIMIKA, BM

Sebuah pertanyaan ditanyakan oleh pelatih Wofle Sorong, Riggs Ronsumbre akibat perubahan peraturan yang terjadi pada Indonesia Basketball Festival (IBF) yang dilangsungkan di kota Timika.

Perubahan peraturan tersebut adalah faktor usia untuk mengikuti IBF di Timika. Pasalnya berdasarkan peraturan standar nasional yang ditetapkan, batas usia pemain yakni 19-22 namun di Timika berubah menjadi 17 tahun.

Kepada BeritaMimika, Selasa (11/1) di Mimika Sport Complex (MSC) pelatih Riggs mengemukakan kekecewaannya apabila Wofle Sorong tidak dapat mewakili Papua di Liga Champion IBF.

“Saya suda siapkan pemain saya sesuai peraturan nasional yang dikasih. Batas pemain 19-22 tahun tapi di Timika mereka turunkan jadi 17 tahun. Saya sempat kecewa karena kami sudah mengeluarkan biaya banyak dan punya target skala nasional bisa mewakili Papua,” ungkapnya.

Ia lantas mempertanyakan kembali mengapa pertandingan dilaksanakan di Timika jika memang di Timika tidak ada pemain batas usia yang ditetapkan.

“Kenapa tidak di daerah lain saja yang pemainnya ada umur diatas 19 tahun dan memenuhi standar? Saya bawa pemain sesuai aturan kalau kita tidak bisa ikut nasional lalu mau salahkan siapa?!,” imbuhnya.

Riggs juga mengatakan ajang tingkat nasional yang dilaksanakan di lima kota seharusnya menyertakan semua perwakilannya.

“Kita buat even sebesar ini tiba-tiba di liga champion Denpasar yang lain ada lalu mana keterwakilan dari Papua? Papua apakah hanya pembukaan saja? Saya terus tanyakan ini karena kita tidak memenuhi standar umur, lalu mau salahkan siapa?” tandasnya.

Sementara itu, sebagai juara IBF 2022, Wofle Sorong hanya mendapatkan hadiah uang pembinaan sebesar Rp4 juta.

Pelatih Riggs mengatakan bahwa jumlah nominal tersebut bukanlah menjadi target utama mereka walau diakuinya tidak sesuai dengan yang diharapkan.

“Dari awal saya sudah tanya, panitia mereka cuman jawab ada namun tidak pernah kasih tahu nominalnya berapa. Kita lihat saja tim profesional per tahun bisa 7-9 milyar, sementara hadiahnya tidak seberapa,” ucapnya.

“Saya berpikir ya sudahlah yang penting saya bisa membawa nama tim dengan baik dan lolos berhasil jadi juara. Bisa tunjukan yang terbaik untuk jumlahnya besar atau kecil bersyukur saja,” tukasnya.

Untuk kedepan, Riggs berharap agar panitia dapat memberikan nilai nominal yang setimpal untuk menarik minat tim lainnya yang akan bertanding.

“Kalau begini hitung-hitungan pasti rugi bos. Tapi kembali lagi uang memang susah dicari tapi kita ingin up tim kita dan orang tahu Wofle Sorong karena kegiatan ini kan skala nasional. Nama kita bisa dingat sebagai juara pertama, nanti musim berikutnya orang masih ingat jadi tidak berpikir soal uang juara,” pungkasnya.

Sementara itu, terkait dengan hadiah juara yang dikeluhkan pelatih dan beberapa pemain, Ketua Perbasi Pusat, Danny Kosasih enggan berkomentar banyak.

Padahal Indonesia Basket Festival (IBF) 2022 ini disponsori oleh Bank Mandiri dan PT Freeport Indonesia.

Dan even ini bukan berstandar daerah atau lokal namun even nasional. IBF merupakan even nasional yang merupakan rangkaian dari road to FIBA Asia Cup Indonesia 2022 nanti.

"Coba tanya ke panitianya. Sebaiknya tanyakan ke mereka karena saya juga kurang tahu. Dananya ini dari sponsor yang dikumpulin karena ini mainnya di beberapa kota. Terkait hal ini saya gak berani jawab, ada panitianya, saya gak enak," ujar Ketua Perbasi Danny Kosasih. (Elfrida/Red)

Mengenal Yoshua Medula, Pemain Asal Timika yang akan Dibawa ke Timnas Perbasi

Yoshua Mendula, Pemain Junggle Boys

MIMIKA, BM

Indonesia Basketball Festival (IBF) menampilkan anak-anak muda yang berbakat dibidangnya, salah satunya adalah anak Timika berbakat yang memperkuat tim Jungle Boys dengan nomor punggung 6 bernama Yoshua Medula (21).

Kehadirannya mengundang perhatian dari Ketua Umum Perbasi Pusat Danny Kosasih yang menyaksikan secara langsung ia berlaga di IBF.

Bahkan, Danny Kosasih berujar ingin membawa Medula ke Jakarta untuk dibina disana.

"Ada berapa anak yang bisa dilihat tapi ada satu (Yoshua) akan kita bawa ke tim nasional. Kita doakan saja sampai terakhir pertandingan dia tetap konsisten. Dia sangat bagus sekali dan harus dibibit di tim nasional," ungkapnya kepada BM di hari ke-3 penyelenggaraan IBF di MSC.

Menanggapi hal tersebut kepada BeritaMimika Sabtu (8/1) Yoshua Medula sebelumnya mengatakan suatu kehormatan apabila ia dipanggil untuk bergabung dengan tim nasional karena itupun merupakan cita-cita anak basket di seluruh Indonesia.

“Siapa yang tidak mau main di timnas, itu merupakan suatu kehormatan. Waktu tahun 2017 saya sempat dipanggil untuk ikut seleksi saat itu ada even di Cirebon, klub saya juara 1 tingkat nasional dan kami langsung dikasih lima slot. Kebetulan saya main tetapi karena berdekatan dengan ujian nasional sehingga sekolah tidak kasih ijin,” kenangnya.

Medula mengatakan ketertarikannya akan olahraga basket tidak lepas dari peran kakaknya yang selalu mengajaknya bermain sedari kecil.

“Di sekolah SD YPJ Kuala Kencana ada bangun lapangan basket waktu itu, saya langsung mulai tertarik dan di SMP YPJ Kuala Kencana saya mulai main. Lanjut ke SMA saya pindah ke Yogjakarta. Saya pernah main di kejurnas dan kejurda sampai pada ajang pertandingan antar klub tingkat nasional tim kami menjadi champion,” lanjutnya.

Medula saat ini masih menjadi mahasiswa di salah satu universitas di Yogjakarta dan mengikuti kuliah secara daring.

Ketika liburan ia kembali ke Timika tempat ia lahir dan dibesarkan. Kemudian ada even IBF ia diajak langsung oleh pelatih Ahmad Sofyan untuk bergabung memperkuat Jungleboys.

“Saya senang dengan tim ini karena memang sedari kecil sudah kenal mereka. Melalui basket saya bisa dapat teman baru, bisa berkunjung ke tempat yang belum pernah saya kunjungi, memanage waktu, berlatih disiplin dan makan teratur,” ucapnya.

Putra kelahiran Timika, 13 Juni 2000 ini merupakan anak dari pasangan Adolf Madelu dan ibu Dorci Katosoa. Ia berharap kelak dapat membela Papua di ajang Pekan Olahraga Nasional (PON).

“Momen saat menjadi champion se-nasional di klub Mataram adalah saat yang membanggakan untuk saya, selain ikut kejurnas dan kejurda. Sejak PON kemarin Timika sebagai tuan rumah sudah mulai ramai euforia basket. Jadi, untuk adik-adik tetap semangat mengembangkan basket di Timika, sudah ada rekan-rekan saya yang tembus IBL jadi kalian pasti bisa,” ujarnya menyemangati.

Partai Final IBF, Partai Balas Dendam

Sementara itu, pada Selasa (11/1) sore di MSC akan mempertemukan final IBF antara tuan rumah Jungleboys melawan tim tamu asal Kota Sorong, Wofle Sorong.

Keduanya berhasil masuk ke babak final setelah pada Senin (10/1) kemarin, kedua tim unggulan ini mampu mengalahkan lawan mereka. Jungle Boys berhasil mengalahkan Zetro 48-32 dan Wofle Sorong menang 69-27 atas Greenhouse.

Babak final sore nanti merupakan laga balas dendam karena pada penyisihan sebelumnya, Wofle Sorong berhasil menaklukan Jungle Boys.

Pelatih Wofle Sorong sebelumnya juga mengatakan bahwa visi mereka tampil di IBF 2022 di Kota Timika adalah menjadi juara dan mengharumkan Kota Sorong di kompetisi ini. (Elfrida/Red

 

Wofle Sorong Targetkan Juara IBF di Timika, Masa Tuan Rumah Hanya Juara II, Ayolah!

Pertandingan IBF antara Bushman versus Zetro di Mimika Sport Complex, Minggu (09/01)

MIMIKA, BM

Pertandingan hari ketiga Indonesia Basketball Festival (IBF) di Mimika Sport Complex (MSC), Minggu (09/01) hanya memainkan dua laga yang mempertemukan Bushman melawan Zetro dan Wofle Sorong versus KKBC.

Pertandingan pertama antara dua club basket Timika ini, bagaikan tim senior (Zetro) melawan tim junior (Bushman). Walau demikian, kedua tim saling memperagakan kualitas yang mereka miliki.

Jalannya laga kedua tim di awal-awal quarter pertama langsung membuat penonton bersorak. Pasalnya di menit awal ini mereka langsung saling beradu serangan. Dua pemain dari masing-masing klub langsung membuat tembakan tiga angka.

Tembakan three point dari nomor 11 pemain Bushman langsung dibalas pemain Zetro bernomor punggung 15 hanya dalam beberapa detik.

Sayangnya, walau sesekali para pemain Bushman tampil menyerang namun pertandingan ini lebih didominasi oleh club Zetro. Sejak quarter pertama hingga keempat, Zetro terus menjauh.

Quarter pertama Zetro unggul 17-7. Quarter kedua 29-11, quarter ketiga 53-16 dan quarter keempat sekaligus menutup kemenangan Zetro dengan nilai 62-25.

Pertandingan kedua antara Wofle Sorong versus KKBC juga tidak berimbang. Wofle Sorong bahkan unggul jauh dari lawannya. Pada quarter pertama Wofle Sorong unggul 19-3, 36-7, 56-10 dan quarter keempat menang telak dengan skor 86-13.

Walau menang mutlak, pelatih Wofle Sorong, Riggs, mengatakan ada sejumlah evaluasi yang akan dilakukan timnya untuk pertandingan berikutnya.

"Evaluasi yang akan kita lakukan nanti adalah para pemain harus tampil lebih serius. Karena sudah unggul jauh sehingga anak-anak kadang membuang poin dengan melakuan kesalahan non teknis sehingga banyak poin yang terbuang. Ini tidak boleh lagi terjadi," tuturnya.

Ia mengatakan, tanpa mengurangi rasa hormat terhadap tim-tim basket tuan rumah, Riggs mengatakan target mereka adalah juara! Dari Sorong mereka jauh ke sini untuk mensukseskan misi tersebut.

"Target kami juara tapi bola itu bulat, sehingga kami tidak boleh anggap remeh lawan karena semua juga mau juara," ungkapnya.

Walau menggunakan nama Wofle Sorong, namun hampir semua pemain club basket ini didatangkan dari Jayapura.

"Pemain dari Jayapura. Wofle Sorong baru terbentuk tahun 2021. Kemarin kami mau bawa dari Sorong tapi berapa pemain umurnya tidak cukup. Kita hanya bawa asisten untuk menambah jam terbang," ungkapnya.

Hanya saja yang patut diapresiasi adalah bahwa pemilik Wofle Sorong berencana pada tahun ini akan mendirikan GOR sebagai markas mereka di Kota Sorong. Hal ini diungkapkan pelatih Riggs.

"Sistem pembinaan walau masih baru namun, pemilik tim Wofle Sorong sudah berencana awal tahun ini bangun mini GOR untuk tim dan membuka akademi basket di Papua Barat. Saat ini sudah mulai tahapan pembicaraan fasilitas dan direncanakan Oktober nanti sudah selesai dibangun. Pemilik ingin fokus kembangkan basket untuk usia muda," jelasnya.

Selain Wofle Sorong, di kabupaten maupun Kota Sorong ada beberapa tim bola basket yang sudah memiliki nama seperti Kamnas, SSBC, RCBS dan Worchip.

Selain itu, rencana pembuatan akademi bola basket di Sorong Papua Barat, hendaknya juga menjadi perhatian Pemda Mimika, PT Freeport Indonesia dan Perbasi Mimika.

Jika pemilik Wofle Sorong saja ingin membangun GOR dan akademi bola basket, masa Kabupaten Mimika yang memiliki APBD terbesar hingga Rp4 triliun dan ada perusahan tambang terbesar dunia di Timika, tidak bisa mewujudkannya? Apalagi Mimika sudah punya MSC yang megah dan lapangan Perbasi yang mumpuni! Ayolah! (Ronald)

Top