Pendidikan

Kuala Squad Juara I Lomba Cerita Visual Kategori Pemuda Tahun 2022

Foto bersama para pemenang lomba

MIMIKA, BM

Kuala Squat berhasil menyabet juara pertama dalam kompetisi lomba cerita visual konten instagram kategori pemuda Mimika tahun 2022.

Kegiatan yang bertemakan Pariwisata, Cerita Budaya Masyarakat Mimika Dan Olahraga Kaum Milenial ini di gagas oleh Dinas Pariwisata, Kebudayaan, Pemuda dan Olahraga (Disparbudpora) Mimika.

Pengumuman dan lomba tersebut dilaksanakan di Hotel Grand Tembaga, Mimika, Sabtu (18/6) dibuka oleh Asisten I Bidang Pemerintahan dan Kesra Setda Mimika, Paulus Dumais.

Diketahui, pendaftaran dan penilaian sendiri telah dilaksanakan mulai tanggal 2 hingga 13 Juni 2022 dengan 6 kategori juara, yakni I, II, III, Harapan I, II, dan III.

Assisten I Sekretariat Daerah Kabupaten Mimika Paulus Dumais dalam sambutannya mengatakan lomba yang dilaksanakan merupakan yang pertama digelar, sehingga diharapkan dapat terus dilaksanakan agar dapat mengubah pemikiran pemuda dalam menggunakan media sosial.

Pemuda diharapkan bisa menggunakan media sosial dengan lebih bijak dan kreatif.

Katanya, dengan adanya lomba ini diharapkan pemuda lebih bisa menggunakan dan memanfaatkan penggunaan internet untuk menggali bakat dan kreatifitas.

"Pemuda diharapkan bisa menuangkan ide kreatifitas visual dengan memanfaatkan media sosial," tutur Paulus.

Selain itu, kata Paulus, kegiatan ini juga bisa membuka lapangan pekerjaan baru sebagai konten kreator oleh para pemuda melalui media sosial.

Sementara itu Kepala Dinas Pariwisata, Kebudayaan, Pemuda dan Olahraga Mimika Yacob Toisuta mengatakan kedepan lomba seperti ini rencananya akan kembali dilakukan.

"Kedepan hadiah mungkin tidak uang, kita hadiahi liburan atau jalan-jalan biar ada ide-ide baru, kalau uang kan sekali terus habis," Katanya.

AdapunJuara 1 diraih oleh Kuala Squad, Juara II diraih oleh Wampasis Squad dan juara ke III diraih leh Tim Amungsa Kreatif.

Dinas Pariwisata, Kebudayaan, Pemuda dan Olahraga Mimika memberikan hadiah berupa uang tunai senilai Rp10.000.000 kepada Juara 1, Rp7.000.000 kepada juara kedua, dan Rp6.000.000 untuk juara ketiga. (Shanty)

Haru Tangis Kebahagiaan Warnai Perpisahan Guru dan Murid Di SDN Inauga

74 siswa didik menyampaikan terimakasih kepada para guru dengan menyanyikan lagi himne guru

MIMIKA, BM

Haru tangis dan senyum kebahagiaan mewarnai Acara Pelepasan dan Penamatan Peserta Didik Kelas VI Lulusan Angkatan XII, SD Negeri Inauga, Sabtu (18/6).

Pelepasan 74 siswa didik ini terasa begitu menyentuh karena nuansa perpisahan yang dihadirkan terasa begitu dalam.

Air mata mulai terurai dari mata para guru, siswa dan orangtua ketika lagu Himne guru dinyanyikan oleh 74 peserta didik.

"Terpujilah wahai engkau, Ibu Bapak guru.
Namamu akan selalu hidup dalam sanubariku!
Semua bhaktimu akan kuukir di dalam hatiku
Bagai prassasti, terimakasihku tuk pengabdianmu....

Engkau sebagai pelita, dalam kegelapan
Engkau laksana embun penyejuk dalam keausan.
Engkau patriot pahlawan bangsa, tanpa tanda jasa"

Lirik yang dinyanyikan di tiap bait lagu ini mengundang tangis yan tidak dapat terbendung.

Bahkan beberapa siswa tidak kuasa melanjutkan nyanyian lagu ini karena tidak mampu menahan derai air mata. Pasalnya, bukan hanya guru yang mereka tinggalkan namun juga adek kelas mereka dari kelas 1-5.

Nuansa haru ini tidak berhenti, penampilan dua siswa didik yang membacakan puisi untuk guru dalam bahasa inggris dan bahasa Indonesia juga membuat air mata pada perpisahan ini terus berderai.

Guruku...
Kau seperti mentari yang selalu menyinari dunia ini! Kau seperti bulan yang tersenyum di setiap malam hari!

Kau seperti pelangi yang selalu mewarnai dunia ini! Kau seperti hujan yang membasahi bumi ini!

Guruku...
Kau selalu menyayangi kami, kau selalu membimbing murid-muridmu.
Tiada yang bisa mencegah perjuanganmu.

Guruku...
Kau adalah orangtua kedua kami
Kau tempatku tempatku bertanya berbagai hal
Kau sangat berarti bagiku.
Kau selalu ada dalam hatiku!
Terimakasih wahai guruku.

Ketika puisi ini dibacakan sambil diiringi instrumen syahdu dari sang pianis, kedua murid yang membacakan puisi tidak kuasa melanjutkan puisi yang mereka sampaikan.

Walau demikian, isak tangis sedih tidak mampu membendung keduanya untuk menyampaikan ucapan terimakasih mereka yang begitu dalam kepada guru yang mereka cintai, lewat puisi ini yang mereka bacakan hingga selesai.

Puncak tangis haru terjadi pada saat para guru SD Negeri Inauga tampil mengucapkan selamat jalan kepada 74 peserta didik yang mereka bina selama 6 tahun ini.

'Kini tibalah saatnya, kita kan berpisah!
Berat hati ini, melepas dirimu.
Air mata tumpah, mengenang dirimu.

Gunung dan tanjung terpeleh
wajahmu terbayang.
Teringat senyum manismu, hancur hati ini.......

Demikian kutipan lagu yang mereka nyanyikan ini semakin membuat mereka untuk kuat dan berdiri tegar melepas anak-anak yang mereka cintai. Para guru terlihat begitu larut dalam kesedihan yang dalam.

Momen ini terasa begitu spesial dan menyentuh, karena 74 peserta didik disaat bersamaan, berbaris menghampiri, memeluk, menyalami mereka di atas panggung sambil membawakan bunga tangkai yang diberikan kepada kepala sekolah, guru dan para pegawai.

Bisa dibayangkan, beta sedihnya momen perpisahan yang penuh dengan kebahagiaan ini!

"Berat rasanya melepas kepergian mereka yang sudah enam tahun ini selalu bersama kami. Kami masih mengenang bagaimana mereka hadir pertama kali di sekolah ini dan kini kami melihat mereka pergi," ungkap Diana Dumakubun, Kepala Sekola SDN Inauga.

Diana mengakui bahwa ia dan para guru yang lain, tidaklah sempurna. Mereka memiliki banyak kekurangan namun sebagai pendidik, mereka memiliki tanggungjawab untuk mencerdaskan anak-anak ini hingga tamat sekolah.

"Setiap ada perjumpaan, pasti ada perpisahan. Pesan saya, tetap semangat anak-anakku. Raihlah apa yang menjadi cita dan masa depanmu. Terimakasih juga kepada orangtua yang sudah mempercayai kami untuk membina, mendidik, dan membesarkan mereka di sekolah ini," ujar Kepsek Diana sembari tak kuasa menahan derai air mata yang terus menetes di pipinya.

Mewakili Kepala Dinas Pendidikan, Kepala seksi kurikulum SD, Simon Patandiana mengatakan tahun ini, penamatan hampir dilakukan di setiap sekolah, setelah dua tahun ditiadakan karena pandemi covid.

"Kami apresiasi SDN Inauga karena melakukan penamatan sekolah usai pengumuman kelulusan. Ini yang benar. Dan yang membuat acara ini berbeda dari sekolah lainnya, adalah mc pada acara ini adalah dua anak murid, bukan orang dewasa seperti di sekolah lain," ungkapnya diiringi tepuk tangan semua yang hadir.

Ia mengatakan SDN Inauga sebenarnya memiliki 75 murid namun hanya 74 yang terdaftar di Daftar Nominatif Tetap (DNT) calon peserta didik yang mengikuti ujian.

"Orangtua harus ingat, yang lulus tidak boleh ada yang putus sekolah. Mereka harus selesaikan pendidikan hingga selesai SMA karena pendidikan sekarang gratis. Ini juga dilakukan untuk menghindari tingginya angka putus sekolah," ungkapnya.

Ketua Komite SDN Inauga, Beni Salossa, mewakili guru, orangtua dan para murid, menyampaikan terimakasih kepada dinas pendidikan yang selama ini selalu hadir memberikan motivasi kepada mereka.

"Terimakasih sudah memberikan kepercayaan selama ini kepada kami dengan segala keterbatasan yang ada. Atas nama dewan guru, orangtua dan anak-anak, kami sampaikan terimakasih," ujarnya.

Sementara itu, ketua panitia penamatan, Kores Sidubun mengatakan acara ini dapat berlangsung sederhana namun tidak mengurangi makna dan tujuannya karena dukungan dan kerjasama para orangtua.

"Terimakasih atas kebersamaan ini. Kegiatan ini juga bisa terlaksana karena sumbangsih orangtua yang terkumpul sebesar Rp9,4 juta. Setiap pertemuan pasti ada perpisahan, namun ini merupakan perpisahan untuk bertemu kembali," ujarnya.

Momen penamatan pada SDN Inauga ini diakhiri dengan penyerahan kembali 74 anak didik oleh sekolah kepada orangtua.

Pada momen ini juga dilakukan pemberian kado spesial oleh para orangtua yang diwakili oleh Maryetha Rahawarin sebagai perwakilan orangtua 74 anak didik kepada kepala sekolah dan tiga guru wali kelas serta penyerahan uang sisa kegiatan penamatan kepada pihak sekolah. (Ronald Renwarin)

Keren, Anak Kelas 6 SD YPJ Lakukan Identifikasi 17 Isu Global Di Tingkat Lokal

Direktur & Executive Vice President Sustainable Development PTFI, Claus Wamafma turut hadir menyaksikan presentase anak-anak kelas 6 YPJ Kuala Kencana

MIMIKA, BM

Siswa kelas 6 SD Yayasan Pendidikan Jayawijaya (YPJ) Kuala Kencana menggelar acara ekshibisi Primary Years Programe (PYP) untuk mempresentasikan aksi nyata mereka dalam mengindentifikasi isu global, dengan mengambil topik Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development Goals) atau yang dikenal dengan TPB/SDG’s, pada Jumat (3/6/2022) di Sekolah YPJ Kuala Kencana.

Kegiatan ini eksebisi kali ini mengangkat tema, “A whole New World with United Nation Sustainable Development Goals” dan secara resmi dibuka oleh Direktur Sekolah YPJ, Mark Jenkins.

Kegiatan ini juga dihadiri oleh Direktur & Executive Vice President Sustainable Development PTFI, Claus Wamafma, perwakilan Dinas Pendidikan Kabupaten Mimika, perwakilan kepala sekolah SD di Kabupaten Mimika, para guru, murid dan orang tua murid.

“Hari ini (Jumat-red), siswa kelas 6 SD YPJ Kuala Kencana memberi pesan optimis yang luar bisa. Dengan mengangkat tema TPB/SDG’s kita melihat anak-anak mampu mengindetifikasi masalah, menangkap fenomena sosial, anak-anak dapat mengusulkan penyelesaian masalah untuk isu global, dan mereka berbicara data,” kata Claus.

Claus Wamafma tidak menyangka siswa YPJ Kuala Kencana memilih tema SDG’s dalam kegiatan pembelajaran mereka.

Claus menyampaikan bahwa dirinya bersama rombongan utusan Pemkab Mimika baru saja melakukan dialog nasional di Jakarta, bersama Sekretaris Nasional SDG’s BAPPENAS, membahas isu-isu SDG’s yang sama pada Senin (30/5/2022) lalu.

“Apresiasi yang setinggi-tingginya kepada pihak sekolah dan semua pihak yang telah bekerjasama mendukung terselenggaranya kegiatan positif ini. Kampanye SDG’s sudah harus dimulai sejak dini untuk memperkenalkan tujuan SDG’s terkait isu global kepada siswa”, kata Claus.

Di tempat yang sama, Vini Quamilla, koordinator kurikulum PYP (Primary Years Program) Sekolah YPJ Kuala Kencana menyampaikan bahwa ide tema SDG’s pada kegiatan eksebisi kali ini adalah proses pembelajaran kepada anak-anak dalam mengekspresikan pikiran mereka terhadap isu-isu global yang dapat dilihat ditingkat lokal.

"Anak-anak mulai belajar dan mengetahui tentang 17 indikator SDG’s, dan mereka mengaitkan dengan kondisi yang mereka lihat di lingkungan sekitar mereka”, ungkap Vini.

Siswa kelas 6 SD YPJ Kuala Kencana dalam kegiatan eksebisi kali ini mempresentasikan beberapa tema dari 17 tujuan SDG’s, antara lain Kemiskinan, Malaria, Problem Remaja, Global Warming, Kelaparan, Minuman Keras, Kesehatan Mental, Masalah Parkiran, dan Sampah.

Anak-anak terlihat antusias memberikan penjelasan kepada para tamu terkait tema yang telah dipersiapkan.

Menurut Nararya Erlangga, siswa kelas 6 Siswa SD YPJ Kuala Kencana, dengan mendapat pemahaman terkait TPB/SDG’s ini semakin membuka pemikiran mereka terkait isu global.

“Saat ini kita semakin paham tentang masalah yang menjadi isu global, semoga saat kita dewasa nanti kita bisa berkontribusi dalam menyelesaikan isu-isu global di masa yang akan datang”, kata Nararya.

Kegiatan ekshibisi ini melatih kemampuan siswa dalam melakukan presentasi. “Saat kita menjelaskan soal SDG’s yang kepada tamu, kita harus memahami 17 target SDG’s ini, mungkin saja kami siswa YPJ ada yang tertarik menjadi sukarelawan untuk membantu penuntasan masalah kelaparan ataupun penuntasan isu-isu global yang lain,” kata Kyleesha Alhadath, siswi kelas 6 YPJ Kuala Kencana.

Ekshibisi ini merupakan acara di mana murid diberi kesempatan untuk berbagi pemahaman mereka tentang cara mereka mengidentifikasi masalah dari topik yang mereka bahas.

Ini adalah cara yang bagus untuk membantu siswa merefleksikan semua pembelajaran mereka sambil mengembangkan keterampilan presentasi dan penilaian.

SD YPJ Kuala Kencana berada di area dataran rendah PT Freeport Indonesia, mendidik lebih dari 600 murid dari anak-anak karyawan, saat ini menerapkan kurikulum International Baccalaureate bagi murid tingkat PAUD, SD hingga SMP. (Red)

Top