Turunkan Angka Kesakitan Pada Ibu Hamil, Dinkes Bersama YPKMP Gelar Workshop Pemberian Obat Malaria

Para peserta workshop

MIMIKA,BM

Guna menurunkan angka kesakitan malaria pasa ibu hamil, Dinas Kesehatan Kabupaten Mimika bersama Yayasan Pengembangan dan Kesehatan Masyarakat Papua (YPKMP) menggelar pelatihan pemberian obat malaria kepada ibu hamil.

Kegiatan tersebut berlangsung di hotel Horison Diana, Rabu (12/1) kemarin.

Dokter Helena Burdam kepala seksi pelayanan kesehatan Primer dan Rujukan menjelaskan pemberian obat malaria kepada ibu hamil bertujuan untuk menurunkan angka kesakitan selama kehamilan terkait dengan malaria, dan juga angka kematian baik ibu hamil dan janin.

"Jadi pemberian obat kepada ibu hamil ini dilakukan pada trimester kedua sampai ibu melahirkan. Pemberian obat malaria tanpa melihat ada gejala dan pemeriksaan,"tutur dr Helena.

dr Helena mengatakan, pemberian obat malaria tersebut merupakan implementasi hasil penelitian yang dilakukan oleh YPKMP sepanjang 2014 sampai 2016.

Katanya, dari hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa pemberian obat malaria pada ibu hamil dapat menurunkan kasus seperti berat badan lahir rendah, keguguran, lahir sebelum waktunya atau prematur dan penularan malaria dari ibu ke janin yang dikandungnya.

"Dari hasil penelitian, Kementerian Kesehatan Indonesia memberikan instruksi kepada Dinas Kesehatan Daerah untuk menjalankan program implementasi penelitian. Jadi workshop adalah hari pertama pemberian pelatihan kepada 10 Puskesmas di Kabupaten Mimika dalam menjalankan program tersebut," ujarnya.

Dikatakan, bahwa pemberian obat malaria disusun dengan kolaborasi pelayanan antar bidang di Puskesmas seperti adanya penanggungjawab Kesehatan Ibu dan Anak (KIA), pemilah OAM, Farmasi, Malaria dan Bidan.

Lanjutnya, pemberian obat malaria ini merupakan wujud dari keterpaduan pelayanan dari bidang kesehatan seperti pelayanan kesehatan yang memantau pelayanan setiap Puskesmas, program malaria yang turun dari bidang pencegahan dan pengendalian penyakit, dengan kesehatan masyarakat khususnya kesehatan kelurga.

Diharapkan kepada 10 Puskesmas yang menjadi peserta ini dapat mengerti apa yang harus dilakukan dalam melaksanakan pemberian obat malaria bagi ibu hamil.

"Mereka harus mengerti apa yang dikerjakan karena, ibu hamil itu nanti akan dilakukan screening untuk pemberian obat, pemeriksaan kemudian juga untuk memastikan tidak ada gejala. Bahkan, edukasi pun harus diberikan terlebih dahulu, selain itu pemberian ini juga harus dengan persetujuan," jelasnya.

Obat tersebut kata Helena bukanlah obat jenis baru namun obat biasa yang sama diberikan kepada pasien malaria.

"Jadi ibu hamil itu hanya diberikan obat biru saja tanpa primaquin, jadi pencegahan lebih penting dari pada mengobati," tuturnya.

Helena mengatakan, Dosis yang diberikan tiga tablet selama tiga hari, kemudian setelah empat minggu diberikan kembali, hingga nanti melahirkan.

"Ibu hamil mendapat obat kira-kira empat sampai lima kali hingga melahirkan. Perlu diketahui bahwa berdasarkan penelitian YPKMP ada 16,8 persen ibu hamil dengan malaria di Mimika, namun data ini diambil pada kurun waktu 2014 sampai 2016 lalu," ungkapnya. (Shanty

 

Top