90-an Anak Muda Katolik Santo Stefanus Sempan Sukses Visualisasikan Jalan Salib Hidup
Anak-anak muda Katolik Santo Stefanus Sempan berfoto bersama usai melaksanakan tugas dalam Jalan Salib Hidup
MIMIKA, BM
Sebanyak 90-an anak muda Katolik di Gereja Santo Stefanus Sempan, Timika sukses memvisualisasikan Jalan Salib Hidup yang dilaksanakan pada Jumat (18/4/2025) pagi.
Anak muda tersebut terdiri dari Orang Muda Katolik (OMK), Tunggal Hati Seminari-Tunggal Hati Maria (THS-THM) dan Misdinar.
Kolaborasi yang sangat menjiwai peran masing-masing membuat Jalan Salib Hidup begitu nyata terasa seolah umat dibawa ke masa 2000 tahun lalu dimana Yesus saat itu dijatuhi hukuman padahal IA tidak bersalah, disiksa, dan disalibkan hingga wafat di kayu salib.
Usai melaksanakan Jalan Salib Hidup, Ketua OMK Santo Stefanus Sempan, Wens Arianto Ngutra kepada BeritaMimika mengatakan persiapan yang dilakukan selama dua bulan.
“Selama satu minggu kita latihan tiga kali, jadi persiapan sekitar dua bulan lebih. Kami rapat bersama dan menentukan peran-peran penting duluan misanya seperti Yesus, Bunda Maria, Tiga Raja dan Maria Magdalena, sisanya baru lanjut dipilih,” katanya.
Untuk pemeran Yesus sendiri Wens menuturkan harus dari hati masing-masing apakah dia siap atau tidak.
“Karena persiapannya sangat sulit, cape dan melelahkan. Waktu latihan juga tidak bermain-main tapi dia serius untuk latihan sebagai Yesus,” ungkapnya.
“Saya sendiri sebagai Pilatus. Sebenarnya saya sudah empat kali memerankan Pilatus sejak 2022. Ya, Ketika memerankan Jalan Salib ini kita harus siap dengan konsekuensi yang ada dan bertanggungjawab dengan peran masing-masing,” imbuhnya.
Wens mengatakan anak muda yang terlibat sudah bekerja keras dengan latihan yang maksimal, sehingga ia berharap agar pada saat kegiatan OMK nanti turut melibatkan orang muda yang ada di Gereja Santo Stefanus ini.
“Di Paroki Santo Stefanus Sempan anak mudanya sangat banyak tapi kurang aktif terlibat di dalam gereja. Harapan saya mereka lebih sadar akan pentingnya anak muda dalam membangun gereja Katolik ini. Mereka punya peranan sangat penting sebagai tulang punggung gereja,” harapnya.
Pantauan wartawan media ini, usai melaksanakan tugas mereka berkumpul di Goa Maria dan nampak saling meminta maaf dan memeluk dengan berurai air mata. (Elfrida Sijabat)