Bagian SDM Setda Mimika Tidak Berikan Bantuan Covid-19 Kepada Mahasiswa
Kepala Bagian SDM Setda Mimika, Hengki Amisim (Foto Google)
MIMIKA, BM
Kepala Bagian Badan Sumber Daya Manusia (SDM) Setda Kabupaten Mimika, Hengky Amisim menegaskan bahwa pihaknya tidak mengelola bantuan Covid-19 untuk mahasiswa.
Amisim menegaskan hal ini karena banyak pihak menuntut OPD ini untuk memberikan bantuan Covid-19 kepada mahasiswa-mahasiswa yang berada di kota studi di luar Mimika.
“Yang ada di kami adalah bantuan pendidikan. Masyarakat dan mahasiswa jangan salah artikan ini. Kalau mau bicara bantuan Covid-19, silahkan hubungan tim yang sudah dibentuk pemerintah,” ungkapnya kepada BeritaMimika, Selasa (12/5).
Ia juga menegaskan bahwa pengelolaan bantuan beasiswa pun masih tetap sama dengan tahun-tahun sebelumnya. Hanya saja ada beberapa hal mendasar yang jadi perhatian instansinya terkait dengan pembayaran nanti.
“Kami tidak akan berikan bantuan kepada mahasiswa yang tidak kuliah, tidak berada di tempat studi termasuk yang lakukan eksodus banyak-banyak dan saat ini masih ada di Mimika. Mereka tidak akan dapat bantuan pendidikan,” tegasnya.
Ia mengatakan, seharusnya di bulan-bulan ini Bagian SDM Setda Mimika melakukan monitoring ke kota-kota studi untuk melihat kondisi dan perkembangan para mahasiswa namun hal ini urung dilakuan karena pandemi Covid-19.
“Kondisi dan keadaan saat ini tidak menjamin. Jadi kami lakukan komunikasi dengan pengurus di kota-kota studi untuk mengumpulkan data terkini para mahasiswa karena ada yang sudah tidak kuliah termasuk banyak yang masih di Mimika dan ada juga yang sudah selesai. Jadi proses saat ini kami rampungkan pengeditan data terbaru dengan bukti-bukti di lapangan,” jelasnya.
Hengky juga menegaskan bahwa bantuan pendidikan tidak akan diberikan kepada mereka yang juga terdaftar dalam beasiswa YPMAK. Hal ini mengacu pada kesepakatan bersama Pemerintah Daerah melalui Bagian SDM dan YPMAK (saat itu LPMAK) pada 28 Desember 2019.
“Bantuan ini lebih diutamakan kepada mereka yang melakukan pembiayaan sendiri. Jika memungkinkan baru kami berikan bantuan sedikit buat yang dibiayai LPMAK karena mereka juga tanggungjawab pemerintah daerah. Tahun kemarin kami berikan bantuan pendidikan kepada 1000-an mahasiswa. Tahun ini 900-an. Kalau kita ikuti kesepakatan Pemda dan LPMAK maka mungkin hanya 500-an yang dapat bantuan pemerintah,” ungkapnya.
Terkait dengan pembayaran rumah sewa atau kontrakan mahasiswa Mimika di kota-kota studi, Hengki Amisim mengatakan ada yang sudah dibayarkan namun ada pula yang sedang diproses.
“Menyangkut kontrakan, pemda sudah angarkan beberapa kota studi. Tidak semua bisa diproses saat ini karena prosesnya agak sulit. Dulu kami datangi langsung, buat kesepakatan dengan pemilik rumah langsung dibayarkan namun kondisi hari ini semua komunikasi melalui telepon dan email,” ujarnya.
“Sebagian juga akan dimasukan dalam anggaran perubahan karena kemarin tidak semua diakomodir. Jadi kami harap ade-ade mahasiswa bersabar karena prosesnya sedang berjalan, apalagi situasional saat ini. Kami juga sudah lakukan komunikasi dengan beberapa pemilik rumah,” jelasnya.
Kepada para mahasiswa, ia mengingatkan agar tidak menjadikan asrama atau rumah kontrakan sebagai tempat pacaran apalagi sampai tinggal sekamar dengan lawan jenis. Itu merupakan tempat belajar, bukan tempat membuat anak.
“Ini ada dan terjadi di beberapa kota studi. Kontrakan yang pemda sewa itu bukan tempat kawin. Makanya anak-anak yang tinggal di asrama kadang nilai mereka berbeda dengan yang di kos. Kenapa? Karena tinggal sama-sama, ada yang dengan pasangan jadi mereka tidak belajar. Kami sudah perhatikan keadaan ini di beberapa kota studi dan kami akan ambil tindakan tegas ketika kami monitoring nanti jika situasi semakin membaik,” ungkapnya. (Ronald)