Fenomena El Nino Tahun Ini Tidak Seperti Tahun Sebelumnya
Forecaster BMKG Mimika Inggit Rizki menunjukan grafik perubahan El Nino
MIMIKA, BM
Setiap tahun, curah hujan paling tinggi di Kota Timika selalu terjadi pada bulan Juni, Juli hingga Agustus 2023 mendatang.
Namun, Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) stasiun meteorologi Mozes Kilangin Timika menyebutkan di tahun 2023 ini ada pengurangan curah hujan.
"Di tahun-tahun sebelumnya, sepanjang tiga bulan hujan terus terjadi. Tapi sekarang kondisinya bisa panas dan hujan jarang, ini salah satunya karena ada fenomena El Nino tadi,” kata Forecaster BMKG Mimika, M. Inggit Rizki saat diwawancara di Stasiun BMKG Mimika, Kamis (20/7/2023).
Inggit mengatakan, El Nino sendiri biasanya menyebabkan curah hujan di wilayah Indonesia semakin sedikit, bahkan untuk wilayah lain bisa mencapai kondisi kekeringan.
“Nah untuk wilayah Timika, efeknya itu ada pengurangan curah hujan. Jadi seperti yang kita rasakan sekarang di mana wilayah kita itu ada hujan tetapi berkurang tidak seperti biasanya,” ujarnya.
Inggit menjelaskan, El Nino itu seperti hari ini panas, kemarin juga panas tetapi masih ada hujan namun hujannya tidak sampai hilang.
Dikatakan Inggit, El Nino merupakan gangguan atmosfer skala global yang dapat mempengaruhi kondisi atmosfer atau cuaca di wilayah Indonesia, wilayah Pasifik ataupun sampai ke wilayah Amerika Selatan.
“Jadi dia memang ada kenaikan suhu di Samudra Pasifik,” katanya.
Selain El Nino yang menurunkan curah hujan, ada juga fenomena El Nina yang meningkatkan curah hujan.
“Jadi apabila naik jadi El Nino ada lawannya El Nina. Ini bergantian, kadang sepanjang tahun itu ada yang melebihi batas normal, ada juga yang di bawah batas normal suhu permukaan di Samudra Pasifik,” ungkapnya. (Shanty Sang)