Setelah Pemeriksaan Antemorten, 103 Sapi Dinyatakan Layak untuk Dikurbankan
Kepala Disnak dan Keswan Mimika, drh.Sabelina Fitriyani bersama tim sedang melakukan pemeriksaan
MIMIKA, BM
Untuk memastikan kesehatan hewan kurban plus layak atau tidaknya dijual, Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (Disnak & Keswan) melakukan pemeriksaan antemortem terhadap hewan ternak yang akan dikurbankan pada peringatan Idul Adha 1445 H/2024 M.
Sebanyai 103 hewan kurban dinyatakan layak dipotong pada Idul Adha. Adapun, 103 hewan kurban ini merupakan pemeriksaan yang dilakukan di 2 tempat yakni Sawen yang memiliki 67 sapi dan Wilhemus Waramuri 36 sapi.
Pada pemeriksaan ini Disnak dan Keswan Mimika didampingi Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI). Hal ini bertujuan untuk memastikan kehalalan hewan kurban tersebut.
Kepala Disnak dan Keswan Mimika, drh.Sabelina Fitriyani mengatakan, pemeriksaan antemortem di 2 tempat dimana tempat tersebut sudah biasa menyediakan hewan ternak untuk dikurbankan.
Antemortem merupakan pemeriksaan sebelum hewan ternak yang dikurbankan dipotong. Tujuannya untuk memastikan hewan ternak tersebut layak dipotong atau tidak.
"Ini adalah sisa dari tahun lalu. Tapi ada nanti di beberapa SP juga. Sebab, untuk tahun ini kita tidak masukan dari luar karena adanya surat larangan dari Provinsi Papua Tengah terkait ada beberapa daerah yang endemis penyakit brucellosis,"kata Kepala Disnak dan Keswan drh Sabelina Fitriyani kepada wartawan disela-sela pemeriksaan, Kamis (6/6/2024).
Karen larangan itu, hewan kurban diperbolehkan hanya berasal dari NTT dan Merauke. Tetapi adanya beberapa kasus penyakit di Merauke yang menyebabkan 100-an ekor sapi mati sehingga Disnak dan Keswan Mimika lakukan penutupan sementara dan tidak masukkan dari Merauke.
"Jadi satu-satunya adalah dari NTT, namun sekarang waktu sudah dekat, tinggal 10 hari. Sehingga hewan kurban yang ada di Mimika saja yang bisa dimanfaatkan oleh umat muslim pada perayaan Idul Adha nanti,"tutur Sabelina.
Ia mengatakan, ketersediaan hewan kurban di pemasok kurang lebih 103 ekor dan jika ditambah lagi dengan peternak yang berada di SP-SP maka stoknya kurang lebih ada 220-an ekor sapi.
Selain meminimalis kejadian penyakit pihaknya juga memberikan kesempatan kepada peternak-peternak sapi di SP agar sapinya juga bisa terjual.
"Saya rasa ini dampak yang cukup positif," ujarnya.
Selain sapi, menurut Sabelina, ada kurang lebih 200 ekor kambing yang didatangkan ke Timika. Dipastikan akan bisa memenuhi kebutuhan hewan kurban di hari raya Idul Adha.
"Yang kita periksa mulai lihat dari mata, hidung, mulut, telinga karena itu menjadi salah satu persyaratan hewan kurban apalagi dengan adanya PMK itu menjadi salah satu yang harus kita antisipasi apakah ada kelainan di daerah mulut, wajah, atau di kakinya. Tadi (Kamis) kita lihat semua dalam keadaan sehat,"tuturnya.
Katanya, setelah dinyatakan sehat maka pihaknya akan mengeluarkan surat keterangan kesehatan hewan.
"Jadi kami harap setiap orang yang mau berkurban atau mau membeli hewan kurban bisa menanyakan surat keterangan kesehatan hewan yang dikeluarkan oleh Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan sehingga yakin bahwa sapi itu betul-betul layak sebagai hewan kurban," ungkapnya.
Sementara itu, Ketua MUI Mimika Ustadz Muhammad Amin mengatakan, pemeriksaan tahun ini baik hanya sedikit mahal karena stoknya sedikit.
"Tapi bukan berarti terbatasnya sapi menghalangi orang untuk berkurban karena sampai saat ini di SP masih tersedia sapi,"kata Ustadz Amin.
Dikatakan, tuntunan syariat agama untuk berkurban harus mahal, gemuk dan tidak cacat. Yang jadi soal kalau mahal tapi kurus itu yang tidak benar.
"Tetapi kalau mahal, gemuk dan tidak cacat itu berarti memenuhi syarat,"pungkasnya. (Shanty Sang)