Pengusaha Sagu, Pak Kuslan Harap Sagu Dapat Terus Dikembangkan
Pak Kuslan didampingi Duta Pemudi Kebudayaan Indonesia 2023 Meilani Teniwut dan rekan
MIMIKA, BM
Di teriknya hari, BeritaMimika berkesempatan berkunjung ke salah satu pabrik sagu yang berada di jalan Irigasi untuk melihat proses pengolahan sagu.
Nampak lelaki nan sederhana bernama pak Kuslan pemilik CV. Makmur sedang duduk mengamati proses pengolahan sagu.
Kunjungan itu juga turut dihadiri oleh Duta Pemudi Kebudayaan Indonesia 2023 Meilani Teniwut dan rekan-rekannya.
Di tempat ini dapat dilihat secara langsung proses pengolahan saat sagu masih dalam bentuk kayu lalu di masukan ke dalam mesin hingga menjadi sagu basah.
Kepada BeritaMimika Jumat (19/1/2023), Kuslan menceritakan kisahnya hingga berhasil mengirim hasil sagu basah keluar Mimika.
“Saya memulai usaha ini pada tahun 2018 akhir. Tahun 2003 saya merantau dari kampung sendiiran. Tidak ada uang sampai tidur di jalanan. Saya ikut kerja proyek seperti di Diana Mall empat bulan. Saya kan petani, kalau di kampung punya penggilingan, traktor tapi saya merasa penghasilan kurang. Lalu saya ke Malaysia, Sumatra dan ke Timika,” ungkapnya.
Ia menyayangkan mengapa sagu tidak dimanfaatkan. Hal itulah yang mendorongnya untuk melakukan uji coba selama dua bulan mengembangkan potensi sagu.
“Saya dibantu oleh dinas ketahanan pusat, saya kesana sendirian. Saya bertanggung jawab. Mereka dari Jakarta datang enam kali kesini melihat usaha ini, kecuali waktu pandemi,” kenangnya.
Dadi penjelasannya, Dalam satu hari pak Kuslan mampu menghasilkan 10 ton sagu basah.
“Kalau 4 truk masuk bisa 10 ton satu hari saya sanggup. Sudah kita kirim ke Jawa kalau lebih kita angkut kesana 1 kontainer 30 ton. Di Mimika yang beli kebanyakan dari pedalaman,” ucapnya.
Menurut pak Kuslan sagu tidak akan pernah punah, karena jika ditebang ia akan tumbuh kembali.
“Sagu ini dari hutan belantara, sagu tidak ditanam dia tumbuh sendiri. Jadi kasian biar ada pabrik lima atau enam tidak punah,” tandasnya.
Pak Kuslan merasa senang dikunjungi oleh Duta Kebudayaan Indonesia.
“Saya berterimakasih atas kunjungannya. Banyak kunjungan kesini kadang murid sampai 150. Satu-satunya hanya ada disini jadi seperti percontohan. Saya harap sagu dikembangkan untuk buat kue, kerupuk atau apa saja bisa tergantung orangnya," harapnya.
"Kalau di kampung Jawa bisa dibuat kue, bihun, mie dan pentolan. Malah lebih enak dibuat kerupuk tidak seperti tepung singkong. Mari terus kembangkan sagu menjadi bermanfaat,” imbuhnya. (Elfrida Sijabat)