Selamat Hari Guru, Mimika Rayakan dengan Sederhana Namun Penuh Makna
Plt Bupati Mimika, Johannes Rettob saat memotong tumpeng HUT PGRI ke-77 di Sentra Pemerintahan Sp3
MIMIKA, BM
Perayaan Hari Ulang Tahun (HUT) Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) yang ke-77 di Mimika dilaksanakan secara sederhana namun penuh makna di Pusat Pemerintahan, Jumat (25/11/2022).
Mimika merayakannya dengan mengusung tema Hari Guru Nasional tahun ini yakni “Serentak Berinovasi Wujudkan Merdeka Belajar”.
Perayaan ini diawali dengan upacara bendera yang dipimpin langsung oleh Plt. Bupati Mimika, Johannes Rettob dan dihadiri oleh guru TK, SMP dan sebagian SMA-SMK di Mimika.
Plt. Bupati Mimika, Johannes Rettob dalam amanat upacara, membacakan pidato Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia Nadiem Anwar Makarim.
Dalam pidato tersebut disampaikan bahwa tiga tahun lalu, kita melepas jangkar dan membentangkan layar kapal besar benama Merdeka Belajar.
"Ribuan pulau dari Sabang hingga Merauke sudah kita lewati, laut dengan ombak tinggi dan angin kencang sudah kita hadapi. Ketangguhan ini didorong oleh kemauan kita untuk berubah, meninggalkan kebiasaan lama yang tidak lagi sesuai dengan tantangan dan kebutuhan zaman," ujarnya.
Hal ini juga didorong oleh semangat untuk terus berinovasi, menciptakan perubahan dan kebaruan yang membawa kita melompat ke masa depan.
"Mungkin di antara kita sampai hari ini masih ada yang ragu untuk melakukan perubahan dalam proses pembelajaran di kelas atau dalam menjalankan tugas sebagai pemimpin satuan pendidikan. Memang, pada dasarnya tidak ada perubahan yang membuat kira nyaman. Jika masih nyaman, itu artinya kita tidak berubah," ungkapnya.
Sebenarnya, bukan hanya guru yang terus didorong untuk berubah. Namun, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) juga memacu diri untuk berinovasi, mengubah cara pandang dan cara kerja dalam memberikan layanan terbaik bagi pendidik dan peserta didik.
Platform Merdeka Mengajar yang diluncurkan pada awal tahun ini, sepenuhnya dirancang untuk memenuhi kebutuhan guru akan ruang untuk belajar, berkarya, dan berkolaborasi.
"Platform tersebut kami buat berdasarkan kebutuhan yang ada di lapangan, bukan berdasarkan keinginan kami. Ini adalah perubahan besar cara kerja pemerintahan dalam melayani masyarakat," Tuturnya.
Dalam Platform Merdeka Mengajar, guru bisa mengakses modul pembelajaran dengan gratis, mengunggah dan membagikan konten-konten praktik baik pembelajaran, dan terkoneksi dengan rekan sesama guru dari daerah lain.
Guru di Aceh sekarang bisa belajar dari guru di Papua. Begitupun guru di Kalimantan bisa menginspirasi guru-guru yang ada di Jawa.
"Saya berterima kasih kepada lebih dari 1,6 juta pengguna platform Merdeka Mengajar, yakni para guru yang mau mencoba hal-hal baru, yang tidak takut untuk berinovasi, yang sadar dan paham bahwa sudah tiba waktunya untuk bertransformasi," ungkapnya.
"Kami juga terus membuka kesempatan bagi para guru untuk mengikuti program guru penggerak yang berbeda dengan program pendidikan yang ada selama ini,"ujarnya.
Program Guru Penggerak bertujuan untuk menghasilkan generasi baru kepemimpinan pendidikan Indonesia.
Mereka adalah guru yang menomorsatukan murid dalam setiap keputusannya, yang mampu menjadi mentor bagi guru-guru lainnya, dan berani melakukan terobosan-terobosan dalam memperjuangkan yang terbaik bagi muridnya. Inilah generasi baru kepala sekolah dan pengawas.
Saat ini sudah ada 50.000 guru penggerak, dan tentunya akan terus didorong agar makin banyak guru di seluruh penjuru nusantara menjadi guru penggerak untuk memimpin roda perubahan pendidikan Indonesia.
"Saya sangat berharap agar seluruh kepala daerah dapat segera mengangkat para guru penggerak untuk bisa menjadi kepala sekolah dan pengawas sekolah, para inovator di sekolah dan di lingkungan sekitar," urainya.
Begitu pula dengan program persiapan calon guru masa depan, khususnya melalui transformasi program Pendidikan Profesi Guru (PPG) Prajabatan yang kini berorientasi pada praktik pengalaman lapangan, mengedepankan metode inkuiri, dan membiasakan guru melakukan refleksi.
Inovasi lainnya adalah kini perkuliahan PPG jauh lebih terintegrasi dengan sekolah, kampus, dan masyarakat melalui sistem digital.
Semua ini bertujuan untuk melahirkan para pendidik sejati yang profesional dan adaptif, yang terus memprioritaskan kebutuhan peserta didik, dan yang selalu bersemangat untuk berkolaborasi dalam berinovasi.
"Saya pun selalu yakin bahwa ide-ide brilian perlu didukung dengan kesejahteraan para guru. Untuk itulah kami saat ini juga terus memprioritaskan pengangkatan guru honorer sebagai Aparatur Sipil Negara (ASN) melalui seleksi ASN Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (ASN PPPK)," ungkapnya.
"Kemendikbud tidak menutup mata bahwa memang masih banyak hal yang perlu disempurnakan dalam program ini. Karena itulah semua dari kita harus bergotong royong agar target kita, yakni satu juta guru diangkat sebagai ASN PPPK, dapat segera terwujud,"tambahnya.
Menurutnya, saat ini adalah waktu yang tepat untuk menyamakan arah perjalanan menuju satu tujuan bersama, yakni pendidikan Indonesia yang maju, berkualitas, dan memerdekakan.
"Terus bentangkan layar kapal besar ini tanpa kenal lelah, dengan serempak dan serentak kita hadirkan inovasi dan transformasi, mewujudkan Merdeka Belajar di seluruh penjuru Nusantara," harapnya.
Plt Bupati Sampaikan Kondisi Pendidikan di Mimika
Lebih lanjut Plt Bupati mengatakan, bagaimana dengan Mimika? Sudah siapkah kalian masuk dalam merdeka belajar? sudah siap menjadi guru penggerak di Mimika? sudah siap melayani anak-anak mulai dari pedalaman hingga ke kota?
"Pekerjaan kita secara khusus di Mimika cukup berat, pendidikan saat ini kita lihat di pedalaman, pesisir untuk 3M dari kelas 3, 4, bahkan sampai tamat SD belum bisa 3 M. Pertanyaannya, apakah kalian para guru sudah melaksanakan tugas dengan benar. Kalau sudah tidak mungkin mereka tidak akan bisa 3M," ungkapnya.
Ia mengatakan, pemerintah terus berupaya untuk memberikan yang terbaik, dalam pembenahan sarana dan prasarana dan mulai tahun depan akan dimulai dengan meningkatkan kualitas pendidikan baik untuk anak didik maupun guru.
"Kita mulai tahun depan memberikan penataran guru agar guru memberikan atau mendapatkan rileks dalam pekerjaan sehari-hari. Kami juga terus berusaha agar bagaimana guru bisa betah di tempat tugas. Pemerintah akan membantu segala kebutuhan guru. Dulu guru kadang alasannya karena transportasi tapi sekarang tidak mau ke kampung karena tidak bisa komunikasi," ungkapnya.
Oleh sebab itu, pemerintah daerah saat ini terus berusaha meningkatkan jaringan komunikasi dari wilayah pesisir hingga ke pegunungan.
"Kita akan pasang 51 BTS. Pemerintah terus berusaha membuat kampung terang, dari 133 kampung sudah 70-an kampung yang sudah terang. Kami juga akan berusaha untuk bagaimana para guru kita memberikan renumerasi yang lebih baik sesuai tugas dan tanggung jawabnya. Tujuannya satu, untuk mendidik anak-anak kita menjadi cerdas," ungkapnya.
Kedepan, ia akan meminta Bappeda untuk mencoba melaksanakan pemetaan secara khusus bagaimana tingkat presentasi pendidikan dan IPM disetiap distrik sampai ke kampung.
Pasalnya, Secara keseluruhan IPM Mimika saat ini berada di angka 74 dan ini cukup tinggi. Namun jika dibandingkan dengan yang di kampung - kampung, kemungkinan berada di bawah angka 30.
"Dinas Pendidikan akan berubah wajah, Dinas Pendidikan harus memberikan yang terbaik untuk pelayanan anak sekolah. Ini awal perubahan bahwa para guru bukan hanya pahlawan tanpa tanda jasa tapi guru juga harus diberikan perhatian yang baik untuk pembangunan Kabupaten Mimika," terangnya.
"Kita ingin pemerintah transparan, berwibawa, akuntabel, good governance. Tidak boleh ada orang pribadi melakukan tindakan yang tidak benar. Sebagai guru perhatikan murid-murid untuk bisa 3 M,"pesan Plt Bupati Mimika, Johannes Rettob. (Shanty Sang)