Terungkap!! Akibat Kurangnya Guru, Masih Ada Anak Sekolah di Atuka yang Belum Bisa Membaca dan Berhitung
Wabup Mimika, Johannes Rettob saat bermain gitar dan bernyanyi bersama dengan anak-anak Kampung Atuka
MIMIKA, BM
Pendidikan pada umumnya merupakan bekal bagi setiap anak untuk mencapai masa depan mereka. Namun sayangnya, pendidikan kadang menjadi suatu hal yang disepelehkan atau diabaikan.
Hal ini dialami anak-anak yang ada diwilayah pesisir khusunya di Kampung Atuka, Distrik Mimika Tengah.
Mereka seharusnya anak-anak memperoleh pendidikan yang sama seperti di kota, namun anak-anak di kampung tersebut malah kekurangan guru.
Dampaknya, ada anak-anak usia sekolah baik kelas 3,4 dan 5 yang ditemukan ternyata belum bisa membaca dan berhitung.
Oleh karena itu Wakil Bupati Mimika, Johannes Rettob mengatakan bahwa hal ini adalah bukti perhatian di sekolah sangat kurang.
"Kita pemerintah harus malu bahwa ternyata kondisi anak-anak seperti ini. Kita belum bisa berikan perhatian yang luar biasa buat anak-anak disini. Hari ini saya lihat banyak anak-anak yang sudah kelas 3, 4 dan 5 tidak bisa baca dan berhitung. Alasannya kekurangan guru padahal disini ada dua sekolah yaitu SD Inpres dan SD YPPK," kata Wabup saat meninjau langsung kegiatan yang dilakukan oleh komunitas Pi Ajar bagi anak-anak di Kampung Atuka, Jumat (21/1).
Melihat metode belajar yang dilakukan oleh komunitas Pi Ajar bagi anak-anak di Kampung Atuka, Wabup Mimika memberikan apresiasi karena komunitas ini telah meluangkan waktu dan tenaga untuk datang dan memberikan hal yang baik demi masa depan anak-anak.
"Anak-anak ini sangat ingin tahu tentang segala macam namun tenyata bukti perhatian di sekolah sangat kurang. Kita lihat anak-anak yang belajar di ruang terbuka di pinggir sungai ini kelihatan mereka sangat senang," ungkap Wabup Mimika.
Menurut orang nomor dua di Mimika bahwa metode yang dilakukan oleh komunitas Pi Ajar dengan belajar di luar ruang sekolah perlu digerakan.
"Saya pikir metode-metode seperti begini perlu kita coba gerakan sehingga bisa memberikan motifasi yang baik untuk anak-anak kita demi masa depan mereka. Saya juga tadi sudah diskusikan dengan kadistrik bahwa kita perlu memperhatikan anak-anak ini secara baik," ungkapnya.
"Sebab metode seperti ini semangatnya anak-anak luar biasa, karena mereka punya keinginan yang luar biasa . Kesan saya juga bahwa memang pendidikan di sekolah di pesisir ini mungkin tidak terlalu maksimal. Kita pemerintah harus malu, pendidikan harus malu karena ini adalah wajah," lanjut Wabup John.
Menanggapi hal tersebut, selaku Kadistrik Mimika Tengah, Samuel Yogi mendesak Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Mimika segera prioritaskan tenaga guru. Pasalnya sangat dibutuhkan bagi anak-anak demi masa depan.
"Kami minta dipriotiskan tenaga guru disini baik untuk di SD Inpres dan SD YPPK, supaya ink sama dengan di kota karena kami disini tenaga pengajarnya menjadi kendala,"ungkapnya. (Ignas)