Dua Tahun Tidak Gelar Lomba, Dinas Perpustakaan Adakan Workshop Cerita Rakyat Bagi Guru
Foto bersama para peserta kegiatan
MIMIKA, BM
Selama 2 tahun pandemi covid-19 melanda Indonesia khususnya Mimika, Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah Kabupaten Mimika tidak mengadakan lomba cerita rakyat, padahal setiap tahunnya selalu diadakan.
Karena tidak menggelar lomba tersebut maka diadakanlah workshop cerita rakyat kepada tenaga pengajar di Kabupaten Mimika.
Kegiatan workshop yang berlangsung di Hotel Cenderawasih 66 Kamis (25/11) di buka oleh Asisten 3 Bidang Administrasi Umum Setda Mimika, Hendritte Tandiono.
Hendritte Tandiono dalam sambutannya mengatakan, pemerintah mendukung pengembangan sumber daya manusia di bidang perpustakaan dengan memberikan bekal dan pengetahuan mengenai perpustakaan kepada tenaga pengajar tingkat TK dan SD untuk mendidik siswa siswi lebih mengenal kebudayaan daerah khususnya Papua melalui cerita rakyat.
Ia mengatakan, melalui worshop cerita rakyat ini, diharapkan setiap pendidik dapat menerapkan dan mengimplementasikan bagaimana cara siswa siswi dalam membawa cerita rakyat yang baik dan benar.
"Kegiatan pembinaan perpustakaan melalui workshop ini sebagai langkah pasti mengawali seluruh rangkaian usaha dan kegiatan dibidang perpustakaan," tutur Hendritte.
Menurutnya, pembinaan ini sangat penting bagi pemerintah daerah untuk melestarikan budaya bangsa, lebih khusus kebudayaan Papua disetiap sekolah-sekolah dasar.
Diharapkan melalui pembinaan perpustakaan khusus bagi para tenaga pengajar di Kabupaten Mimika ini dapat menambah wawasan dan pengetahuan bagi para tenaga pengajar.
"Saya berharap agar para peserta dapat mengikuti kegiatan ini dengan serius, sehingga saudara-saudari mendapatkan pengetahuan yang memadai tentang bagaimana membawakan cerita rakyat dengan baik, serta dapat menerapkan pemahaman yang didapat di tempat tugas masing-masing," ujarnya.
Ia meminta agar para peserta dapat memahami fungsi dari cerita rakyat sebagai sarana pendidikan dalam menyampaikan pesan yang bermanfaat bagi kepribadian atau perilaku siswa siswi, dan juga memperkuat pengelolaan nilai-nilai sosial dan budaya yang ada dalam masyarakat.
Sementara Kepala Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah Mimika, Jacob Toisuta, membenarkan bahwa selama dua tahun lomba cerita rakyat ditiadakan karena pandemi yang juga menerpa Mimika.
"2 tahun ini kita tidak ikut karena covid. Tapi tahun ini kita buat workshop supaya aturan-aturan yang ada dalam perlombaan itu guru bisa tahu apa yang boleh dan tidak untuk dilakukan. Supaya jika ada perlombaan maka tidak ada alasan untuk tidak tahu," tutur Yopi.
Yopi mengatakan, tahun depan akan diadakan kembali perlombaan cerita rakyat sehingga para guru sudah diharapkan sudah menyiapkan siswanya sesuai dengan kriteria yang ada.
"Karena perlombaan cerita rakyat bukan hanya kabupaten tapi harus ke tingkat nasional karena itu agenda nasional," ungkapnya. (Shanty)