Dinkes Mimika: Setiap Tahun Rata-rata HIV di Angka 400 Kasus


Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Mimika, Reynold Ubra

MIMIKA, BM

Dalam rentang waktu 10 tahun terakhir, Dinas Kesehatan Kabupaten Mimika mencatat rata-rata kasus HIV per tahun ada di angka 400 kasus.

Sementara untuk tahun 2022, dari Januari hingga September, angka kasus HIV baru di kisaran 300 kasus.

Hal itu disampaikan Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Mimika, Reynold Ubra, saat ditemui pada sebuah kegiatan di SMP Negeri 2, Timika, Papua Tengah, Senin (5/12/2022).

"Kelompok yang terbesar adalah di kelompok usia produktif. Jadi di tahun ini, yang sudah tes HIV sudah 32.329 orang. Dan jumlah kasus yang kita temukan dari Januari itu HIV-nya ada 237 dan AIDS-nya 23," ujarnya.

Reynold menyebutkan, dari keseluruhan kasus yang ditemukan, penularan terbesar masih melalui hubungan seksual.

"Data riset kesehatan dasar (Riskesda) Kabupaten Mimika itu prevalensinya HIV di populasi masyarakat umum itu 1,02 persen atau lebih rendah dari pada prevalensi HIV di Papua," ungkapnya.

Lebih lanjut disampaikan bahwa saat ini Dinas Kesehatan selalu melakukan deteksi serta pengobatan sedini mungkin lewat pengembangan pelayanan HIV hingga di tingkat Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas).

"Puskesmas-puskesmas di dalam kota saat ini sudah bisa langsung untuk meberikan ARV (antiretoviral), yang mana dulunya itu harus ke rumah sakit," ujarnya.

Tahun ini, kata Reynold, pihaknya juga melakukan evaluasi untuk pengobatan terutama pada ibu hamil lewat paket layanan konseling test HIV termasuk pemeriksaan sifilis.

"Teman-teman kita saat ini baru kembali dari beberapa kampung kerja sama dengan PT Freeport. Itu dari hampir 6000 orang yang dilayani termasuk pemeriksaan HIV, itu hanya ditemukan dua kasus. Saya pikir ini gambaran yang sangat baik," katanya.

Dengan melihat bahwa sebagian besar penularan melalui hubungan seksual, Reynold menekankan agar harus dilakukan sosialisasi yang edukatif kepada generasi muda agar tidak melakukan hubungan seks dengan berganti-ganti pasangan.

"Kemudian tingkatkan pengetahuan. Komunikasi ini harus lebih kuat untuk bisa saling mengedukasi . Saya pikir itu gambaran di Timika. Nah, untuk 90 persen sampe di tahun 2030, itu 90 persen orang yang melakukan testing, testing kami di Mimika ini sudah lebih dari 25.000 tes per tiap tahun," terangnya.

"Kemudian 80 persen lebih orang yang ditemukan HIV itu minim ARV. Dan hari ini yang in treat ARV itu ada di 75 persen atau sekitar 750 lebih yang sedang dipantau ARV," imbuhnya.

Di samping itu, dia juga menyampaikan bahwa tahun depan Dinas Kesehatan akan melakukan evaluasi ARV, pemeriksaan Viral Load, serta pemeriksaan CD4.

"Itu kami coba buat untuk ada di layanan puskesmas. Itu sudah kami programkan di tahun 2022 untuk program tahun 2023. Kuncinya adalah tes lebih cepat dan kemudian diobati supaya ARV itu bisa memutuskan rantai penularan juga," ujarnya.

Selain itu, terkait dengan pemberian edukasi untuk meningkatkan pengetahuan, pihaknya juga bakal menghidupkan kembali jejaring edukasi lewat gereja, masjid, serta komunitas pemuda dan pelajar.

"Ini yang harus kami lakukan di tahun depan yaitu meningkatkan komunikasi pengetahuan dan perilaku melalui promosi kesehatan. Pendekatannya adalah kerja sama dengan gereja, masjid, pondok-pondok pesantren, dan pemuda-pemudi di kampung," tandasnya.

"Yang kedua adalah isu upaya gizi masyarakat guna mengembangkan perbaikan gizi masyarakat terutama pada anak remaja dan ibu hamil. Dan yang ketiga adalah bagaimana memastikan sanitasi lingkungan ini harus klir. Jadi, itu program prioritas upaya pencegahan yang kami lakukan," pungkasnya. (Endy Langobelen

Top