Kasus Deb Colector Mimika : Penuhi Persyaratan Penyidikan, Penyidik Mintai Keterangan Para Saksi


Waka Polres Mimika didampingi Kasat Reskrim bersama pelaku saat melihat 8 unit mobil yang disita sebagai BB (foto dok)

MIMIKA, BM

Menindaklanjuti kasus penipuan berkedok debt collector oleh tersangka seorang wanita berinisial MJF (38), penyidik Reskrim Polres Mimika kini tengah melengkapi berkas-berkas agar kasus ini secepatnya di sidangkan.

Salah satu upaya yang saat ini sedang dilakukan adalah penyidik Reskrim melakukan pemeriksaan untuk dimintai keterangan dari saksi-saksi.

"Saksi-saksi ini sesuai dengan penyampaian dari tersangka, jadi tim dari Reskrim sudah bergeser ke Makasar dan Bali untuk mintai keterangan dari mereka," kata Kasat Reskrim Polres Mimika, Iptu Fajar Zadiq, Selasa (16/04/2024).

Menurut Kasat Reskrim, pada intinya penyidik akan mintai keterangan sebagai saksi, terlepas dari itu pihaknya akan melakukan pengembangan lagi.

"Intinya kita akan mintai keterangan sebagai saksi dulu, kemudian kita akan kembangkan lagi apakah jadi tersangka atau tidak," ujarnya.

Seperti diberitakan sebelumnya, kasus penipuan berkedok sebagai debt collector mobil oleh tersangka seorang wanita berinisial MJF (38) ini berhasil diungkap ketika ada laporan dari korban sekaligus pemilik showroom di Jalan Yos Sudarso yang merasa dirugikan dan ditipu.

Modus operandi tersangka ini menawarkan sebuah mobil dengan harga yang ibaratnya tidak sesuai dengan pasaran.

Bahkan tersangka juga diketahui meminta sejumlah uang kepada korban dengan iming-iming jika uang itu digunakan untuk menarik atau menebus surat yaitu BPKB di pihak Finance.

Namun dari hasil pemeriksaan, penyidik mengkonfirmasi ke pihak Finance dan ternyata tidak pernah ada konfirmasi terkait kendaraan yang dilaporkan oleh pelapor. Dan diketahui uang hasil penjualan dari mobil itu dipakai untuk kepentingan pribadi.

Tersangka mengakui ada 19 unit mobil yang sudah ditariknya dan ada 6 unit sudah dikirim ke Makassar. Sementara yang disita dan dijadikan barang bukti ada 8 unit dan 3 unit masih belum diamankan, kemudian yang masih diidentifikasi ada 13 unit. (Ignasius Istanto)

Top