Misa Pembakaran Daun Palma di Gereja Katedral, Pastor Amandus Ingatkan Umat Tentang Kesetiaan
Pembakaran daun palma di Gereja Katolik Katedral Tiga Raja, Timika
MIMIKA, BM
Sebelum memasuki Masa Prapaskah (yang ditandai dengan misa Rabu Abu) Gereja Katolik Katedral Tiga Raja, Timika mengadakan misa pembakaran daun palma pada Selasa (4/3/2025) sore yang dipimpin oleh Pastor Amandus Rahadat, Pr.
Daun palma kering yang dibakar merupakan daun palma yang dikumpulkan dari umat dan sudah diberkati saat misa minggu palma tahun lalu.
Abu yang dihasilkan dari pembakaran daun palma ini akan digunakan dalam misa Rabu Abu. Abu kemudian akan diusapkan di dahi umat perlambang pertobatan.
Pastor Amandus Rahadat, Pr dalam khotbahnya yang diambil dari Injil Markus mengatakan faktanya setia kepada seseorang disaat untung, semua orang bisa. Tetapi setia disaat seseorang berada dalam kondisi kemalangan tidak semua orang bisa,
Setia kepada orang disaat masih sehat dan bugar katakanlah suami atau istri semua orang bisa, tetapi setia disaat suami atau istri terbaring layu di tempat tidur karena sakit yang tak tersembuhkan tidak mudah.
"Pilih laki laki yang hebat untuk istri yang sakit, pilihlah perempuan yang hebat untuk laki laki yang sakit," kata Pastor Amandus.
Lalu ia menambahkan bahwa setia disaat seseorang masih kaya dan jaya semua orang bisa tetapi sebaliknya setia disaat orang jatuh miskin dan terpuruk tidak semua orang bisa.
"Waktu suami masih punya banyak uang, istri setia di rumah tapi saat suami ikut mogok kerja dan diberhentikan ada istri yang melarikan diri karena tidak tahan," ujarnya.
Setia kepada orang yang punya nama besar mudah tetapi setia di saat teman, suami atau laki laki masuk penjara tidak mudah.
"Dalam ilustrasi ini saya ingin masuk dalam Injil sore ini, di saat Yesus berjaya banyak orang termasuk murid-murid-Nya berjubel, berkeliling Yesus tetapi disaat Yesus terpidana semua orang lari termasuk 12 murid-Nya," tuturnya.
Dijelaskan, bahwa di saat Yesus adalah idola Petrus, ia berjanji siap mati bersama Yesus. Namun, disaat Yesus berada di ruang pengadilan saat di adili, Petrus bersumpah tidak mengenal Yesus.
Penyangkalan itu diucapkan Petrus ketika seorang perempuan dan beberapa orang menegurnya bahwa dirinya selalu bersama Yesus tetapi Petrus katakan tidak mengenal orang yang disebut itu.
"Hal itu langsung mengingatkan Petrus yang dikatakan Yesus kepadanya bahwa sebelum ayam berkokok Petrus akan menyangkal dirinya. Dan akhirnya Petrus terdiam," ucapnya.
Lanjutnya, jika ada yang sudah pernah atau akan ke Basilika St Petrus, Roma maka akan menemukan patung Petrus berwarna hitam dan telapak kaki patung Petrus sebelah tebal dan sebelah lagi tipis. Kenapa tipis? Karena umat Katolik di seluruh dunia mengusap kaki itu dan itu dilakukan oleh jutaan peziarah yang melihat ada gambaran dirinya.
"Di saat seseorang jaya kita dekat dengannya, seperti Petrus dekat dengan Yesus, tetapi ketika seseorang terpuruk kita menjauhkan diri dari orang itu," tuturnya.
Dikatakan, satu tahun yang lalu di hari Minggu Palem sosok daun Palma ini masih segar. Daun Palma setelah diberkati dan masuk dalam perarakan semua orang bersorak hosana.
Sesudah itu, daun di bawa pulang ada yang menaruh di salib dan beberapa tempat di dalam rumah.
"Daun ini adalah saksi hidup, kalau daun ini punya mata dia akan melihat semua yang kita lakukan di rumah. Kalau daun ini punya telinga akan mendengar semua yang kita omong (bicara-red) entah omong baik atau berdosa. Daun ini menjadi kering setelah satu tahun karena capek (lelah-red) melihat dan mendengar kelakuan kita, saking capeknya daun layu dan kering," tandasnya.
Pastor Amandus mau mengajak umat untuk tidak berani lagi mengangkat daun ini tinggi-tinggi dan katakan hosana. Kenapa? Karena sepanjang tahun ini lebih banyak dari kita yang mengatakan “Salibkan Dia, Salibkan Dia”. (Shanty Sang)