Misa Malam Natal Katedral Tiga Raja Timika, Umat Diajak Untuk Memiliki Hati Yang Sunyi dan Sederhana

Perayaan Malam Natal 2024 di Gereja Katolik Tiga Raja

MIMIKA, BM

Misa Malam Natal pada Selasa (24/12/2024) di Gereja Katolik Katedral Tiga Raja, Kabupaten Mimika, Papua Tengah dilaksanakan dua kali yakni pada pukul 17.00 wit dan pukul 20.00 wit.

Misa diawali dengan Maklumat Kelahiran Yesus dan peletakan bayi Yesus di palungan sebagai lambang kesederhanaan.

Pada misa kedua dipimpin oleh Pastor Gunawan, SCJ. Ia mengatakan peletakan patung Bayi Yesus di palungan berarti Yesus mengalami kemiskinan supaya manusia menikmati kelimpahan-Nya padahal Yesus berlimpah kemurahan.

Adapun Tema Natal tahun ini yakni “Marilah Sekarang Kita Pergi Ke Betlehem”. Sementara untuk Bacaan Injil diambil dari Lukas 2:1-14.

Dalam homilinya, Pastor Gunawan mengatakan bahwa kesunyian tidak sama dengan kesepian. Ini adalah keheningan yang mengandung perasaan terdalam di hati manusia seperti layaknya jatuh cinta.

“Kemiskinan bukan kemelaratan yang konyol tetapi kemiskinan yang dikehendaki oleh Allah sendiri, yang mau mengosongkan diri sebagai manusia supaya nampak untuk membawa kekayaan Allah,” tuturnya.

Menurutnya, kesederhanaan tidak sama dengan kebodohan tetapi dengan kejujuran.

“Sungguh, bayi Yesus itu tidak membawa kebohongan, tidak membawa dosa dan tidak membawa kesombongan. Tidak mau menampilkan kekayaan dari dunia ini. Itu yang dimaksudkan supaya benar-benar pribadi yang menyentuh ini adalah pribadi yang membawa cinta yang besar,” ucapnya.

Pastor Gunawan kemudian mengatakan bahwa “Bayi Keajaiban” yang membawa damai ini dampaknya abadi bukan hanya suatu sejarah 2000 tahun yang lalu kemudian selesai.

“Karena ini adalah sejarah yang mengawali sakramentalitas kehidupan dan kemudian akan menjadi sempurna pada akhir jaman,” imbuhnya.

Pastor Gunawan menyebut itu sudah dimulai pada awal masa Adven sehingga perayaan kali ini bukan hanya sekedar pulang, menikmati makanan enak, pesta apalagi tambah mabuk-mabukan

“Bukan itu. Tapi ini benar-benar hati, jiwa dan roh dihadapan Tuhan. Sang Cinta Damai ini diantar oleh malaikat Tuhan dalam kemuliaan-Nya dan begitu para pengantar lihat, yang mengantar dari surga selain satu malaikat Tuhan ada bala tentara surgawi,” katanya.

Lanjutnya, bala tentara surgawi mampu mematahkan semua kekuatan jahat yang menimbulkan kemarahan atau kehancuran untuk mengawal bayi Yesus.

“Apalagi jaman sekarang ini atau entah mungkin sejak dulu ada aportus. Jangan menganggap ini hanya dosanya orang jaman lalu tapi sekarang sebenarnya mereka para gembala yang orang-orang miskin menjagai gembala pada waktu malam itu. Mereka hanya buruh kecil yang tidak pernah diperhitunrgkan, mereka yang paling tidak berdosa yang pantas untuk menyambut Kristus,” ungkapnya.

Pastor kemudian mengatakan bahwa serigala mempunyai liang, burung mempunyai sarang tetapi Anak Mahusia tidak mempunyai tempat untuk meletakan kepala-Nya sehingga sunyi dan sederhana itu adalah kekuatan yang merendahkan diri dihadapan Allah bukan sombong untuk menerima rahmat berlimpah-limpah dari Allah.

“Apakah orang sombong dengan orang sombong bisa jatuh cinta. Tidak bisa saudara saudari. Hanya orang yang rendah hati dihadapan Allah yang berkenan kepada-Nya. Yang menerima rahmat Tuhan dan Yesus inilah yang mengawali. Penjelmaan-Nya inilah, Allah dahsyat yang menjadi bayi sederhana,” tandasnya.

Pastor Gunawam berpesan bahwa dibutuhkan hati yang sunyi dan sederhana namun berharap penuh kepada Tuhan dan menjadi miskin untuk dapat berjumpa dengan Yesus Kristus.

Misa Malam Natal tersebut berjalan dengan baik dan lancar juga berkat pengamanan dari TNI dan Polri serta organisasi dan paguyuban seperti diantaranya FKUB, Relawan Mimika dan PMI.

Selain itu juga, keterlibatan dari agama lain seperti Hindu dan Budha sebagai bentuk toleransi hidup beragama di tanah Timika yang kita cintai ini. (Elfrida Sijabat

Top