Kurikulum Merdeka Belajar, Kabid SMP: Mimika Baru Dua Sekolah yang Terapkan

Kabid SMP Manto Ginting

MIMIKA, BM

Sejak dimulainya tahun ajaran 2022-2023, Kurikulum Merdeka Belajar (KMB) sudah dapat diperbolehkan untuk diterapkan setiap sekolah di seluruh Indonesia.

Sayangnya, dari sejumlah SMP yang ada di Kabupaten Mimika, hanya dua SMP yang telah menerapkan kurikulum tersebut, yakni SMP Sentra Pendidikan dan SMP Negeri 2.

Hal itu diungkapkan Kepala Bidang SMP Dinas Pendidikan Kabupaten Mimika, Manto Ginting saat dihubungi via telepon, Kamis (29/9).

"Sampai dengan saat ini, yang sudah mendaftarkan sekolahnya itu baru dua SMP yakni SMP Negeri 2 dengan SMP Sentra Pendidikan," ujarnya.

Manto menyebutkan bahwa pemberitahuan informasi terkait pendaftaran sudah disampaikan sejak tahun lalu. Namun, kata dia, masih terdapat kendala di beberapa sekolah sehingga belum dapat menerapkan KMB.

Jelas Manto, sekolah yang mendaftar harus dapat memenuhi persyaratan yang ada, salah satunya memiliki guru penggerak.

"Persyaratannya kan harus ada guru penggeraknya. Makanya sekarang kita sedang kejar untuk persiapkan guru penggeraknya. Sebenarnya sudah tahun lalu kita persiapkan, namun karena masih pandemi sehingga masih terbatas. Itu masalahnya," jelasnya.

Manto menyebutkan, selain guru penggerak, ada juga beberapa sekolah yang belum merasa urgent untuk menerapkan KMB di sekolahnya. Hal itu menurutnya wajar karena KMB sesungguhnya tidak jauh berbeda dengan Kurikulum Tahun 2013 (K13).

"Itu kan hanya penyempurnaan dari K13, sebenarnya kan sama saja. Tidak ada masalah. Hanya model pembelajarannya saja yang sudah diberikan keleluasan kepada guru-guru. Model pembelajarannya yang sudah dibatasi berbasis guru," jelasnya.

"Kalau dulu KTSP dan K13 itu kan guru yang menjadi sumber pembelajaran. Kalau ini kan guru sekarang harus berubah mindsetnya sehingga memberikan kepada siswa seluas-luasnya untuk mengembangkan dirinya sesuai kompetensinya. Jadi, gurunya itu kan harus benar-benar mengerti, jangan sampai salah sasar dia," imbuhnya.

Lebih lanjut Manto mengatakan, dengan tidak terburu-buru mendaftar, pihak sekolah akan lebih memiliki banyak waktu untuk mempersiapkan diri agar lebih memahami terkait KMB.

"Kalau kepalanya sekolahnya melihat apa yang menjadi kekuatan mereka di sana sudah siap ya dia ambil. Kalau belum, ya tunggu dulu. Jangan paksa. Ini kan bukan asal daftar saja. Lebih baik mempersiapkan diri dulu, sama dengan kami yang sedang mempersiapkan diri sekarang ini lewat MoU bersama UNY dan Unas. Jadi guru-guru ini kan nanti sudah siap semua," katanya.

Ditargetkan bahwa tahun depan jumlah sekolah yang mendaftar untuk menerapkan KMB akan bertambah dari jumlah yang ada saat ini.

"Tahun depan harus sudah berani untuk mengambil, entah itu Kurikulum Merdeka Mandiri atau Berubah. Kalau berubah ini kolaborasi, masih ada intervensi atau pendampingan dari pihak lain sehingga mereka mampu mengembangkan sesuai kurikulum itu sendiri," terangnya.

"Sedangkan kalau mandiri, mereka harus benar-benar sudah punya kompetensi yang memadai tanpa campur tangan orang lain lagi," pungkasnya. (Ade)

Top