Haru Tangis Kebahagiaan Warnai Perpisahan Guru dan Murid Di SDN Inauga

74 siswa didik menyampaikan terimakasih kepada para guru dengan menyanyikan lagi himne guru

MIMIKA, BM

Haru tangis dan senyum kebahagiaan mewarnai Acara Pelepasan dan Penamatan Peserta Didik Kelas VI Lulusan Angkatan XII, SD Negeri Inauga, Sabtu (18/6).

Pelepasan 74 siswa didik ini terasa begitu menyentuh karena nuansa perpisahan yang dihadirkan terasa begitu dalam.

Air mata mulai terurai dari mata para guru, siswa dan orangtua ketika lagu Himne guru dinyanyikan oleh 74 peserta didik.

"Terpujilah wahai engkau, Ibu Bapak guru.
Namamu akan selalu hidup dalam sanubariku!
Semua bhaktimu akan kuukir di dalam hatiku
Bagai prassasti, terimakasihku tuk pengabdianmu....

Engkau sebagai pelita, dalam kegelapan
Engkau laksana embun penyejuk dalam keausan.
Engkau patriot pahlawan bangsa, tanpa tanda jasa"

Lirik yang dinyanyikan di tiap bait lagu ini mengundang tangis yan tidak dapat terbendung.

Bahkan beberapa siswa tidak kuasa melanjutkan nyanyian lagu ini karena tidak mampu menahan derai air mata. Pasalnya, bukan hanya guru yang mereka tinggalkan namun juga adek kelas mereka dari kelas 1-5.

Nuansa haru ini tidak berhenti, penampilan dua siswa didik yang membacakan puisi untuk guru dalam bahasa inggris dan bahasa Indonesia juga membuat air mata pada perpisahan ini terus berderai.

Guruku...
Kau seperti mentari yang selalu menyinari dunia ini! Kau seperti bulan yang tersenyum di setiap malam hari!

Kau seperti pelangi yang selalu mewarnai dunia ini! Kau seperti hujan yang membasahi bumi ini!

Guruku...
Kau selalu menyayangi kami, kau selalu membimbing murid-muridmu.
Tiada yang bisa mencegah perjuanganmu.

Guruku...
Kau adalah orangtua kedua kami
Kau tempatku tempatku bertanya berbagai hal
Kau sangat berarti bagiku.
Kau selalu ada dalam hatiku!
Terimakasih wahai guruku.

Ketika puisi ini dibacakan sambil diiringi instrumen syahdu dari sang pianis, kedua murid yang membacakan puisi tidak kuasa melanjutkan puisi yang mereka sampaikan.

Walau demikian, isak tangis sedih tidak mampu membendung keduanya untuk menyampaikan ucapan terimakasih mereka yang begitu dalam kepada guru yang mereka cintai, lewat puisi ini yang mereka bacakan hingga selesai.

Puncak tangis haru terjadi pada saat para guru SD Negeri Inauga tampil mengucapkan selamat jalan kepada 74 peserta didik yang mereka bina selama 6 tahun ini.

'Kini tibalah saatnya, kita kan berpisah!
Berat hati ini, melepas dirimu.
Air mata tumpah, mengenang dirimu.

Gunung dan tanjung terpeleh
wajahmu terbayang.
Teringat senyum manismu, hancur hati ini.......

Demikian kutipan lagu yang mereka nyanyikan ini semakin membuat mereka untuk kuat dan berdiri tegar melepas anak-anak yang mereka cintai. Para guru terlihat begitu larut dalam kesedihan yang dalam.

Momen ini terasa begitu spesial dan menyentuh, karena 74 peserta didik disaat bersamaan, berbaris menghampiri, memeluk, menyalami mereka di atas panggung sambil membawakan bunga tangkai yang diberikan kepada kepala sekolah, guru dan para pegawai.

Bisa dibayangkan, beta sedihnya momen perpisahan yang penuh dengan kebahagiaan ini!

"Berat rasanya melepas kepergian mereka yang sudah enam tahun ini selalu bersama kami. Kami masih mengenang bagaimana mereka hadir pertama kali di sekolah ini dan kini kami melihat mereka pergi," ungkap Diana Dumakubun, Kepala Sekola SDN Inauga.

Diana mengakui bahwa ia dan para guru yang lain, tidaklah sempurna. Mereka memiliki banyak kekurangan namun sebagai pendidik, mereka memiliki tanggungjawab untuk mencerdaskan anak-anak ini hingga tamat sekolah.

"Setiap ada perjumpaan, pasti ada perpisahan. Pesan saya, tetap semangat anak-anakku. Raihlah apa yang menjadi cita dan masa depanmu. Terimakasih juga kepada orangtua yang sudah mempercayai kami untuk membina, mendidik, dan membesarkan mereka di sekolah ini," ujar Kepsek Diana sembari tak kuasa menahan derai air mata yang terus menetes di pipinya.

Mewakili Kepala Dinas Pendidikan, Kepala seksi kurikulum SD, Simon Patandiana mengatakan tahun ini, penamatan hampir dilakukan di setiap sekolah, setelah dua tahun ditiadakan karena pandemi covid.

"Kami apresiasi SDN Inauga karena melakukan penamatan sekolah usai pengumuman kelulusan. Ini yang benar. Dan yang membuat acara ini berbeda dari sekolah lainnya, adalah mc pada acara ini adalah dua anak murid, bukan orang dewasa seperti di sekolah lain," ungkapnya diiringi tepuk tangan semua yang hadir.

Ia mengatakan SDN Inauga sebenarnya memiliki 75 murid namun hanya 74 yang terdaftar di Daftar Nominatif Tetap (DNT) calon peserta didik yang mengikuti ujian.

"Orangtua harus ingat, yang lulus tidak boleh ada yang putus sekolah. Mereka harus selesaikan pendidikan hingga selesai SMA karena pendidikan sekarang gratis. Ini juga dilakukan untuk menghindari tingginya angka putus sekolah," ungkapnya.

Ketua Komite SDN Inauga, Beni Salossa, mewakili guru, orangtua dan para murid, menyampaikan terimakasih kepada dinas pendidikan yang selama ini selalu hadir memberikan motivasi kepada mereka.

"Terimakasih sudah memberikan kepercayaan selama ini kepada kami dengan segala keterbatasan yang ada. Atas nama dewan guru, orangtua dan anak-anak, kami sampaikan terimakasih," ujarnya.

Sementara itu, ketua panitia penamatan, Kores Sidubun mengatakan acara ini dapat berlangsung sederhana namun tidak mengurangi makna dan tujuannya karena dukungan dan kerjasama para orangtua.

"Terimakasih atas kebersamaan ini. Kegiatan ini juga bisa terlaksana karena sumbangsih orangtua yang terkumpul sebesar Rp9,4 juta. Setiap pertemuan pasti ada perpisahan, namun ini merupakan perpisahan untuk bertemu kembali," ujarnya.

Momen penamatan pada SDN Inauga ini diakhiri dengan penyerahan kembali 74 anak didik oleh sekolah kepada orangtua.

Pada momen ini juga dilakukan pemberian kado spesial oleh para orangtua yang diwakili oleh Maryetha Rahawarin sebagai perwakilan orangtua 74 anak didik kepada kepala sekolah dan tiga guru wali kelas serta penyerahan uang sisa kegiatan penamatan kepada pihak sekolah. (Ronald Renwarin)

Top