Kadisparbudpora Mimika : Pembinaan Atlet Harus Dilakukan Sejak Usia Dini, Kisah Lionel Messi Bisa Jadi Inpirasi
Kepala Dinas Pariwisata, Kebudayaan, Pemuda dan Olahraga (Disparbudpora) Jacob Toisuta
MIMIKA, BM
Siapa yang tidak mengenal seorang mega bintang sepakbola Lionel Messi? Ia adalah pesepakbola international yang sudah tidak diragukan lagi potensinya. Untuk mencapai apa yang diraihnya saat ini tidaklah semudah membalikkan telapak tangan.
Di awal usia dini ia melatih diri mengembangkan bakatnya bermain sepakbola. Banyak hal yang telah dihadapinya termasuk masalah postur tubuhnya yang kecil.
Seiring prosesnya ia tidak patah semangat, terus melatih diri di dalam naungan Barcelona FC sedari kecil hingga dewasa sepanjang karirnya ditempa disana.
Ya, sebuah hasil yang optimal memang membutuhkan perjuangan yang panjang dan melelahkan namun yang terbaik dari kisah ini adalah bagaimana prosesnya.
Artinya bahwa seorang bisa menjadi atlet besar, tidak hanya karena bakat yang dimilikinya saja namun juga karena sistem dan pola pembinaan yang dilakukan terhadapnya.
Pendidikan anak sejak usia dini memang sangat diperlukan. Di usia pertumbuhan ini anak-anak yang memiliki hobi dan bakat dalam olahraga harus mulai dilatih dan dibentuk menjadi atlet masa depan yang handal.
Semua harus mulai dilakukan pada usia dini karena pembinaan secara berjenjang harus dibarengi proses yang panjang dan terstruktur.
Proses ini tidak seperti membalikan telapak tangan yang kemudian jadi atau instan begitu saja karena proses yang baik dan benar akan menghasilkan output yang baik dan benar pula, begitupun sebaliknya.
Walau demikian, perlu disadari bahwa kemauan anak dan orangtua dalam mengembangkan bakat anak-anak mereka tidaklah cukup dengan hanya mengatakan iya saja namun sesungguhnya perlu wadah yang menanugi mereka.
Selain itu, dukungan sarana dan infrastruktur serta proses berkelanjutan dalam satu mekanisme sistem juga menjadi ukuran keberhasilan pengembangan atlet masa depan di sebuah daerah termausuk di Mimika.
Kepala Dinas Pariwisata, Kebudayaan, Pemuda dan Olahraga (Disparbudpora) Jacob Toisuta kepada awak media usai mengikuti pembukaan Open Tournament Billiard Bupati Cup 2022, Rabu (5/10/2022) mengatakan pembinaan atlet harus dilakukan sejak usia dini.
“Untuk usia sekolah tanggung jawab kita, kalau KONI hubungannya dengan atlet dan prestasi. Saya tanpa dukungan cabang olahraga (cabor) tidak bisa buat apa-apa. Jadi, cabor harus memberi masukan atau proposal. Tapi jangan proposal asal-asalan harus betul-betul ada kaitan dengan turnamen tingkat pelajar,” ungkapnya.
Menurutnya, jam terbang anak-anak usia dini sangat diperlukan, agar pembinaan terus dilaksanakan mulai dari turnamen regional hingga tingkat nasional.
“Latihan jangan dekat-dekat berangkat baru latihan itu salah besar,” ujarnya.
Dikatakan untuk tahun 2022 tidak ada dana saving untuk memberangkatkan anak-anak usia dini ke luar daerah.
“Jadi kita mengharapkan tahun depan harus ada supaya ketika ada kejuaraan pelajar, kita bisa membiayai karena itu tanggungjawab kita, tapi kalau tidak ada anggaran kita tidak bisa buat apa-apa,” imbuhnya.
“Melatih anak-anak harus rutinitas jangan mau berangkat baru latihan. Suatu proses untuk mencapai hasil itu butuh waktu lama minimal enam bulan. Anggarannya harus dipastikan tahun depan ada. Saya mengharapkan 1 milyar dana saving untuk memberangkatkan setiap atlet usia dini,” harapnya.
Terkait pengembangan bakat anak-anak dalam bidang olahraga, Toisuta mengatakan bahwa hal ini akan menjadi perhatian utamanya ke depan.
"Kita akan lakukan semua itu secara teratur dan tersistem namun harus ada dukungan dari tiap-tiap Pengkab juga karena disanalah proses awal dalam membina anak-anak itu dimulai," ujarnya. (Elfrida Sijabat)