Peduli, Wabup John dan Jubir Yohanes Kunjungi Pelajar dan Mahasiswa di Yogyakarta


Wakil Bupati Mimika, Johannes Rettob saat berbicara dengan pelajar dan mahasiswa di Yogya

MIMIKA, BM

Wakil Bupati Mimika Johannes Rettob bersama Juru Bicara Bupati, Johannes Kemong menunjukan kepedulian mereka sebagai orangtua dan kaka, dengan mengunjungi pelajar dan mahasiswa yang berada di Kota Kembang, Yogyakarta.

Kunjungan keduanya pada Sabtu (12/3) dilakukan usai bersama-sama mengikuti pembahasan soal tapal batas Mimika dan Nduga di Jakarta.

Keduanya bertemu di Jogja karena disaat bersamaan, puteri bungsu Wabup John dan anak Yohannes Kemong yang sama-sama kuliah di salah salah satu universitas di Jogja, diwisuda.

Yohanes Kemong kepada BeritaMimika via telepon mengatakan kehadiran keduanya di rumah kos yang merupakan tempat berkumpulnya anak-anak Himpunan Mahasiswa dan Pelajar Mimika (Hipmami) disambut sukacita dan kegembiraan.

"Kami sama-sama ke Yogya hadiri wisuda anak kami dan disana kami sepakat untuk datang, lihat dan temui adek-adek pelajar dan mahasiswa yang kuliah di sana," ujarnya.

Dalam pertemuan tersebut, Wabup John Rettob maupun Jubir Yohanes Kemong memberikan petuah, semangat dan masukan agar anak-anak Hipmami melanjutkan sekolah dengan baik dan benar demi masa depan mereka.

Keduanya mengingatkan pelajar dan mahasiswa Hipmami bahwa ke depan mereka harus kembali dengan sukses untuk mengabdi dan membangun Mimika yang adalah rumah mereka.

"Kami hadir sebagai seorang bapak dan kaka untuk mereka. Saya dan pak wakil sharing pengalaman dengan ade-ade supaya mereka sekolah dan kuliah sampai selesai. Wabup dulu sekolah di Jakarta dan saya di Surabaya. Pengalaman itulah yang kami bagikan ke mereka," ungkapnya.

Ia mengatakan, pertemuan tersebut dihadiri oleh hampir 100-an anak-anak Mimika yang tergabung dalam Hipmami. Mereka bukan hanya anak-anak Kamoro dan Amunge saja namun juga dari suku kekerabatan lain termasuk anak perintis dan lahir besar di Mimika.

"Mereka semua bersatu dan belajar di sana, semua berasal dari Mimika. Jadi bukan hanya Kamoro dan Amungme saja tapi suku-suku lain yang lahir dan besar di Mimika juga. Mereka semua baik-baik saja," ujarnya.

Kemong juga mengatakan bahwa selain sebagai pelajar, anak-anak Mimika yang kuliah di Yogya mengambil jurusan beragam. Baik pendidikan, kesehatan, teknik, pemerintahan hingga kedokteran.

Kemong juga mengungkapkan bahwa di Yogya tidak ada asrama anak-anak Hipmami. Yang ada hanyalah rumah sewa dengan 7 kamar dimana satu kamar ditempati 3 anak.

"Kalau keluhan, mereka bilang bahwa bagian SDM jarang mengunjungi mereka. Rumah  mereka dikontrak dua tahun dan sepertinya tahun ini selesai. Satu tahun nilai kontraknya Rp40 juta," ungkapnya.

Melihat kondisi tersebut, Kemong berharap agar ke depan Pemda Mimika menyewakan tempat yang lebih besar kepada mereka agar juga dapat menampung anak-anak yang lain.

"Tidak ada asrama di Yogya jadi kalau bisa ke depan pemda cari rumah kontrakan yang besar supaya mereka bisa leluasa dan juga menampung yang lain," harapnya.

Yohanes Kemong atau yang biasa disapa YK juga mengatakan bahwa tidak semua anak Hipmami yang bersekolah dan kuliah di Jogja mendapatkan beasiswa. Baik melalui YPMAK maupun Pemda Mimika.

"Ada yang dapat beasiswa YPMAK dan Pemda Mimika tapi ada juga yang kuliah dibiayai orangtua mereka. Kita doakan semoga ade-ade kita Hipmami di Yogya maupun di kota pelajar lain mereka semua sukses dalam studi agar dapat membanggakan orangtua dan menjadi penerus kita semua untuk membangun Mimika tercinta," harapnya. (Ronald)

Top