Chatharine Rahaded, Perempuan Pertama Yang Mewakili Provinsi Papua Tengah Di Ajang Miss Indonesia 2022
Chatharine Aprillia Rahaded, Finalis Miss Indonesia 2022 asal Provinsi Papua Tengah
MIMIKA, BM
Chatharine Aprillia Rahaded (22), merupakan seorang finalis yang mewakili Provinsi Papua Tengah dalam ajang bergengsi Miss Indonesia 2022.
Anak bungsu dari pasangan Engelbertus Rahaded dan Anna Maria Rettob ini merupakan perempuan pertama yang mewakili Provinsi Papua Tengah pada ajang ini.
Miss Indonesia 2022 kali ini diikuti oleh 37 provinsi dikarenakan adanya pemekaran 3 Provinsi baru Papua yakni Papua Pegunungan, Papua Selatan dan Provinsi Papua Tengah.
Tentu bukanlah hal mudah untuk dapat menjadi bagian sebagai finalis Miss Indonesia 2022 dikarenakan audisi dan persaingannya begitu ketat.
Kepada BeritaMimika, Jumat (23/9) Catharine mengkisahkan pengalamannya mengikuti Miss Indonesia 2022.
“Awalnya saya tidak percaya bisa membawa nama Provinsi Papua Tengah ke ajang Miss Indonesia 2022 karena kita tahu bagaimana persaingannya yang begitu sulit dan ketat. Waktu audisi saya rasa sulit sekali," ujarnya.
Chatharine mengatakan, audisi saat itu dilakukan secara online melalui apilkasi zoom dan banyak yang mengikuti audisi tersebut.
“Saya tidak tahu berapa orang yang mendaftar audisi untuk provinsi Papua Tengah karena saya sendiri audisi online. Awalnya diminta beberapa rekomendasi dan mereka melihat instagram saya dan mereka juga lihat bagaimana pengalaman saya saat menjadi model yang saya bagikan di instagram,” tuturnya.
Proses wawancara yang dilakukan juga menggunakan bahasa Inggris. Dalam wawancara, Chatharine juga diminta untuk memperkenalkan diri dan menjawab sejumlah pertanyaan yang ditanyakan
"Puji Tuhan, akhirnya saya dikabarkan diterima sebagai Miss perwakilan provinsi Papua Tengah. Perasaan saya excited, antara percaya dan tidak percaya tapi disisi lain saya bangga karena menjadi perempuan pertama yang membawa nama Papua Tengah di ajang nasional Miss Indonesia,” ujarnya.
Dalam masa karantina selama dua pekan Catharine yang memiliki postur tubuh tinggi 174cm dan berat badan 58 kg itu beserta finalis lainnya diberikan bekal dan pengetahuan terutama mengenai sosok wanita yang tidak hanya cantik, namun juga harus memiliki kriteria sebagai “MISS” yakni Manner, Impressive, Smart dan Social.
Ia menjelaskan bahwa Manner artinya cara etika menghadapi orang. Impressive adalah cara pembawaan seseorang kepada orang lain dan bagaimana orang memandang dirinya.
Smart berarti memiliki wawasan atau pengetahuan tentang lingkungan sekitar terutama apa yang sedang terjadi di Indonesia saat ini. Sementara, Social diajarkan bagaimana memiliki jiwa sosial terhadap keadaan sekitar terutama disabilitas.
“Selain itu, kita juga belajar bagaimana menjawab pertanyaan juri dengan tenang, public speaking, bersikap baik di depan kamera, dan tentu saja bagaimana menjaga penampilan karena dijuluki sebagi Miss artinya berpenampilan harus baik bukan hanya dari luar tapi juga dari dalam diri kita," terang Catharine.
Pengalamannya bertemu dengan finalis dari provinsi lain membuatnya dapat berbagi wawasan akan keanekaragaman budaya dan keunikan provinsi-provinsi yang ada di Indonesia.
“Pengalaman yang berkesan itu waktu karantina diselenggarakan sharing season dengan alumni Miss Indonesia dimana mereka memberi motivasi untuk tetap tenang dan semangat menjalani karantina," ujarnya.
"Selama karantina itu kegiatannya padat sehingga waktu tidurnya kurang. Saya dengan finalis lainnya sedih namun kita sangat senang karena bisa ketemu kakak-kakak alumni Miss Indonesia. Mereka akhirnya membuat kami semua termotivasi kembali karena melihat kesuksesan para alumni Miss Indonesia,” kenangnya.
Melalui ajang Miss Indonesia, Catharine yang semula adalah seorang yang gugup berbicara di depan publik kini menjadi pribadi yang percaya diri untuk public speaking.
“Dalam talent competition saya menyanyikan lagu If I Ain’t Got You dari Alicia Keys. Menurut saya lagu ini memiliki teknik yang sulit dan nada tinggi sehingga saya merasa ini tantangan tersendiri bagi saya untuk menyanyikan lagu itu,” ungkapnya.
Chatarine Aprillia Rahaded lahir di Timika pada 29 April 2000. Saat mulai di bangku kelas 2 SD, ia secara iseng mengikuti ajang model yang diselenggarakan saat itu di Kabupaten Mimika. Namun tanpa ia sadari, dirinya saat itu justru terpilih sebagai pemenangnya.
Dari ajang inilah, kecintaannya akan dunia modeling kian bertumbuh. Kematangannya kian terasah pada tahun 2017 saat ia dibangku SMA tepatnya di kota Malang. Ia bergabung dengan Management Frontrow hingga tahun 2019.
Sejumlah prestasi pun pernah diraihnya yakni sebagai Princess Mimika (2008), Finalist Cardinal Awards (2018), Finalis Malang Fashion Week (2019), Gold medal Singapore International Choir Festival (Singapore), Penabur International Choir (Jakarta) dan sebagai Duta Budaya PON 2021 (Mimika).
Dari semua pengalaman itu, ia sering mengabadikan kecintaannya akan dunia modelling di akun instagram pribadi miliknya. Siapa sangka ia dilirik dan akhirnya berhasil menjadi finalis Miss Indonesia 2022.
"Dukungan bapak, mama, kaka-kaka dan semua keluargalah yang membuat saya bisa sampai dengan hari ini. Semua berawal dari momen saat itu. Cinta dan dukungan yang mereka berikan kepada saya, selalu memotivasi saya dalam hal apapun hingga pada ajang Miss Indonesia 2022," ungkapnya
Setelah selesai dari pagelaran Miss Indonesia 2022, Chatarine mengaku sudah mendapatkan beberapa tawaran diantaranya tawaran photo shoot, model make up dan casting.
“Dengan dukungan keluarga, saya mau mencoba casting itu sambil menyelesaikan pendidikan saya di Universitas Brawijaya karena sudah di semester akhir. Pendidikan itu penting sembari saya akan mencoba untuk terjun di dunia entertainment,” ucapnya optimis.
“Generasi muda khususnya Provinsi Papua Tengah akan selalu ada perwakilan untuk melanjutkan generasi saya di ajang Miss Indonesia selanjutnya. Bagi yang mau mengikuti apa yang sudah saya lakukan, mulailah dari sekarang mempersiapkan diri. Saya kasih tahu sedikit rahasianya yaitu harus berwawasan luas, belajar public speaking dan kunci utamanya adalah harus bisa berbahasa Inggris,” pesannya di akhir wawancara dengan BeritaMimika. (Elfrida Sijabat)