Pesan Paskah : Jangan Berani untuk Bersaksi Jika Engkau Sendiri Tidak Mengenal Tuhan


Misa Perayaan Paskah di Gereja Katedral Tiga Raja 

MIMIKA, BM

Dalam kitab suci disebutkan bahwa ada beberapa tokoh seperti Maria Magdalena, Maria Kleopas dan para murid yang lain adalah saksi awal yang menyampaikan tentang kebangkitan Yesus Kristus.

Kesaksian ini kemudian mereka sampaikan dan wartakan kepada orang tentang apa yang mereka lihat, dengar dan rasakan.

Mereka sungguh-sungguh mengalami hidup bersama Yesus dan ketika Yesus bangkit dari antara orang mati, mereka menjadi saksi awal yang sungguh luar biasa.

Pastor Okto Taena, Pr mengisahkan kembali kisah ini saat memimpin Perayaan Paskah, Minggu (4/4) di Gereja Katedral Tiga Raja pada Misa kedua pukul 10.00 Wit.

Pastor Okto mengatakan, gereja pada saat ini tetap menjadi saksi iman di tengah dunia. Gereja dan umat adalah saksi. Namun umat hendaklah menjadi saksi yang benar tentang Allah itu sendiri.

"Bagaimana kita menjadi saksi Tuhan di tengah kehidupan dan kelompok atau komunitas kita kalau kita sendiri secara pribadi belum mengalami dan mengenal siapa itu Tuhan, siapa itu Allah yang hidup, mati dan bangkit?," tanyanya.

Menurutnya, setiap orang harus mengalami keakraban dan keintiman dengan Tuhan sehingga dapat dikatakan sebagai seorang saksi yang baik dan benar di tengah dunia ini.

Dikatakan, selama ini kesaksian tentang kematian dan kebangkitan Tuhan Yesus Kristus tetap terpelihara dan dijaga keutuhan, keaslian serta keotentikannya.

"Para rasul, para murid menyampaikan apa yang mereka alami dan lihat lalu itu menjadi iman kita sehingga setiap perayaan, doa dan setiap minggu kita mengungkapakan syahadat para rasul, iman para rasul kepada Tuhan," ujarnya.

Pastor mengingatkan kembali bahwa sebagai umat Allah, setiap orang bisa menjadi saksi yang baik dan benar jika ia sendiri sudah mengenal siapa itu Tuhan dan apa kehendaknya dalam kehidupan ini.

"Jangan berani untuk bersaksi kalau engkau sendiri tidak mengenal Tuhan. Jangan berani untuk menjadi saksi kebenaran hidup kepada orang lain kalau engkau sendiri belum mengalami siapa itu Tuhan," tegasnya.

"Karena jika demikian maka kesaksianmu akan menjadi tawar, orang lain yang melihatnya kurang percaya atau bisa saja mereka pergi, tidak mau mendengar apa yang kamu sampaikan dan wartakan," ungkapnya.

Kesaksian para murid dan rasul pada saat itu haruslah menjadi pelajaran bagi umat dan gereja. Maka untuk menjadi saksi yang baik dan benar hal pertama adalah umat harus mengenal lebih dahulu siapa itu Tuhan dan apa itu kebangkitan dalam iman katolik.

"Kalau anda dan saya belum mengalami kebangkitan, jangan anda pulang wartawakan tentang kebangkitan, tulis di status mantap, padahal hidupmu tidak mencerminkannya.
Anda dan saya harus betul-betul mengalami kebangkitan barulah kita menyampaikan kebangkitan kepada orang lain. Karena kalau kita belum mengenal Tuhan lebih baik maka pasti orang yang dengar, baca dan lihat akan pergi dan berlalu," jelasnya.

Menurutnya, selama ini gereja terus-menerus mewartakan kebaikan Tuhan. Mewartakan karya-karya Allah yang terus berjalan. Di setiap malam Paskah selalu dikisahkan tentang penciptaan dan karya agung Allah.

Allah bukan saja sekali menciptakan, atau berkarya kepada umat manusia namun Ia terus melakukannya dalam sejarah kehidupan umat manusia.

"Asal kita punya kepekaan untuk merasakan, mengerti dan memahami apakah ini karya Allah, atau karya lain. Kita sebagai gereja umat Allah hendaklah memiliki kepekaan iman itu. Membaca tanda-tanda zaman untuk melihat bahwa ini benar-benar kehendak Allah atau kehendak manusia," ungkapnya.

Pastor Okto Taena, Pr mengatakan, dalam kisah penciptaan, manusia terjatuh dalam noda dosa karena memiliki sifat ego dan kesombongan. Dosalah yang kemudian menjadi penyebab putusnya hubungan intim antara manusia dengan Allah.

"Maka itu Yesus hadir untuk meluruskan kembali jalan yang telah rusak. Kita bersyukur bahwa rahmat kebangkitan Tuhan Yesus Kristus memulihkan hubungan manusia dengan Allah,"ujarnya.

Pastor juga mengingatkan umatnya bahwa Hari Raya Paskah hendaknya menjadi sebuah momen pembaharuan diri karena Paskah sesungguhnya adalah pembaharuaan diri, berubah dari sesuatu yang tidak baik menjadi lebih baik.

"Pembaharuan dimana kita mau merubah dan memperbaiki serta mengevaluasi apa yang baik harus ditingkatkan dan yang kurang baik coba untuk diperbaiki. Berubah menjadi lebih baik sesuai dengan kehendak Allah. Dalam hidup kita harus seperti ini," terangnya.

Sebelum mengakhiri khotbahnya, Pastor Okto juga memberikan pesan khusus kepada setiap orang tua. Ia mengatakan, jika orangtua mau agar anaknya berbuat hal yang baik maka mereka harus terlebih dulu menjadi contoh.

"Anak akan mengikuti apa yang dilakukan orangtuanya. Jika orangtua saja tidak mau melakukan hal yang baik dan benar maka jangan menyesal kalau anak-anak nanti juga menjadi seperti itu. Mereka merekam semua hal yang mereka lihat dan rasakan dari orangtua. Maka itu, hadirkan dirimu sebagai iman dan orangtua yang benar di tengah keluargamu," ujarnya berpesan. (Ronald)

Top