DPRD Mimika : Harga Mati, Mimika Ibu Kota Papua Tengah
Ketua DPRD Mimika, Anton Bukaleng
MIMIKA, BM
Dalam beberapa waktu belakangan, beredar isu bahwa wilayah adat Mee Pago ingin berdiri menjadi provinsi sendiri. Bahkan disebutkan bahwa mereka telah sepakat memilih Nabire sebagai Ibu Kota Provinsi Papua Tengah.
Menyikapi desas-desus tersebut, Ketua DPRD Mimika, Anton Bukaleng tidak tinggal diam. Ia langsung angkat bicara terkait hal tersebut.
Bukaleng mengatakan bahwa secara persiapan Mimika telah mantap dan sangat wajar untuk menjadi ibu kota Provinsi Papua Tengah, sehingga tidak bisa diganggu gugat oleh pihak manapun.
"Jngan lagi ada upaya untuk menggagalkannya dari daerah lain yang belum siap untuk menjadi bagian dari Papua Tengah," tuturnya kepada pers di Kantor DPRD Mimika.
Ia menegaskan bahwa Mimika telah lama berjuang untuk menjadi ibu kota. Bahkan berbagai pertimbangan, kajian dan evaluasi secara matang telah dilakukan dan Mimika sangat layak untuk posisi tersebut.
Apalagi lanjutnya, secara APBD dan pemasukkan ke negara, Mimika jauh lebih besar memberikan kontribusi dibandingkan daerah lainnya.
"Bahkan, pembangunan di segala bidang di Mimika juga telah semakin maju jika dibandingkan dengan mereka," ujarnya.
Bukaleng mengingatkan bahwa jika ada kabupaten lain yang ingin secara terpisah menjadi provinsi sendiri tanpa melibatkan Mimika ada didalamnya, merupakan hak mereka. Namun jangan pernah berupaya untuk mempersoalkan Ibu Kota Papua Tengah adalah Mimika.
"APBD kita di Timika ini selalu naik dan perhitungan untuk tahun berikutnya APBD Mimika akan jauh lebih besar lagi. Kalau Mimika yang jadi Ibu Kota itu sangat wajar dan itu harga mati yang tidak bisa diganggu gugat," tegasnya.
Menurut Anton, dengan berbagai kelayakannya, pusatpun telah menyetujui Mimika akan menjadi ibu kota Papua Tengah. Karena itu ia meminta agar hal ini tidak perlu lagi diperdebatkan.
"Tidak lama lagi akan ada Plt Gubernur Papua Tengah di Timika. Itu berarti tahun 2024 kita akan sah memiliki Gubernur Papua Tengah di Timika. Makanya Timika ini harga mati, tidak ada kabupaten lain yang layak seperti negeri kita ini," tegasnya. (Shanty)