Pencoblosan di Tiga TPS Molor, Diduga Petugas KPPSnya Diintimidasi


Ketua Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Mimika, Provinsi Papua Tengah, Frans Wetipo.

MIMIKA, BM

Pelaksanaan pencoblosan Pemilu 2024 yang dijadwalkan dimulai pada pukul 07.00 WIT hingga 13 00 WIT pada Rabu kemarin, namun ada tiga TPS di Kelurahan Kuala Kencana pelaksanaan pencoblosannya molor alias terlambat.

Keterlambatan pelaksanaan pencoblosannya itu disebabkan karena para petugas KPPS tidak bisa hadir karena diduga mendapat intimidasi, sehingga baru bisa dilaksanakan pada sore harinya yang diambil alih oleh PPD.

"Saat kami cek memang ada informasi bahwa pihak penyelenggara tidak hadir diduga mendapat intimidasi. Jadi terkait hal ini kami akan tindaklanjuti bersama tim Gakkumdu dengan cek ke lapangan, karena petugas KPPSnya juga kami belum ketemu secara langsung," ungkap Ketua Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Mimika, Provinsi Papua Tengah, Frans Wetipo saat ditemui di Kuala Kencana, Rabu tadi malam (14/02) 2024).

Selain masalah di Kuala Kencana, ada dugaan indikasi kecurangan di Pemilu kali ini juga terjadi di beberapa TPS. Namun kata Ketua Bawaslu, pihaknya belum menerima laporan secara resmi.

"Sampai jam begini (tadi malam) belum ada laporan resmi yang masuk dan saya juga belum dengar dan belum cek. Karena laporan itukan kita harus terima secara tertulis sebagai bukti,"kata Frans.

"Kalau informasi tersebut saya belum dengar, tapi secara pantauan ke beberapa tempat untuk masalah DPT acak itu hampir merata, dimana ada yang namanya di tempat lain terus orangnya di kelurahan lain, bahkan ada yang terima surat pemberitahuan pemungutan suara itu atas nama orang lain,"sambungnya.

Karena belum ada laporan aduan secara resmi, kata Frans, Bawaslu tidak bisa secara langsung mengeluarkan rekomendasi ke KPU untuk bisa dilakukan PSU.

"Karena kita juga harus cek di lapangan terkait kebenarannya atau tidak. Kalau memang benar ada indikasi kecurangan berarti itu pasti dilakukan PSU. Tapi harapan kami tidak ada PSU karena kalau PSU lagi dana negara habis," katanya (Ignasius Istanto)

Top