Pendidikan

Peringati Bulan Bahasa dan Sumpah Pemuda, SATP Gelar Berbagai Lomba

Wakil Direktur Program dan Monev YPMAK, Nur Ihfa Karupukaro Membuka Kegiatan Ditandai Dengan Pemukupan Tifa

MIMIKA, BM

Dalam rangka memperingati bulan bahasa yang jatuh pada tanggal 28 Oktober sekaligus peringatan Sumpah Pemuda, Sekolah Asrama Taruna Papua (SATP) menggelar berbagai lomba tingkat SD dan SMP se Kabupaten Mimika.

Adapun tema yang diusung "Bersama Majukan Indonesia" dan sub tema "Cintai Budaya Lokal di Era Digital Melalui Seni dan Bahasa".

Lomba ini dibuka secara resmi oleh Wakil Direktur Program dan Monev YPMAK, Nur Ihfa Karupukaro ditandai pemukulan tifa, Rabu (16/10/2024).

Untuk diketahui, perlombaan yang digelar antara lain, tutur cerita, musikalisasi puisi, melukis, lomba solo vokal dan speech contest yang akan berlangsung hingga tanggal 18 Oktober mendatang.

Wakil Direktur Program dan Monev YPMAK, Nur Ihfa Karupukaro mengatakan, kegiatan ini dilakukan dalam rangka memperingati hari Bulan Bahasa dan Sumpah Pemuda.

Tujuan dari lomba ini untuk meningkatkan cara berpikir atau juga memberikan pengetahuan yang lebih baik lagi terkait dengan budaya-budaya yang ada di Indonesia khususnya di Kabupaten Mimika.

"Saya senang di hari ini dari jumlah 22 SD dan 25 SMP yang terlibat di dalam kegiatan lomba ini, anak-anak berbusana Papua walaupun dia adalah kulit putih, rambut lurus tapi dia sudah menyatu dan mencintai budaya yang ada di Kabupaten Mimika,"kata Ifa.

Menurutnya, ini satu hal yang luar biasa karena anak-anak menjadi lebih paham bahwa mereka ada di lingkungan mana dan mereka harus belajar tentang budaya walaupun mereka punya budaya di daerah mereka.

Namun, karena tinggal di Kabupaten Mimika maka siswa harus juga mencintai dan tahu akan budaya dan tradisi yang ada di Kabupaten Mimika terutama budaya Amungme dan Kamoro.

"Banyak kegiatan yang sudah dilakukan untuk meningkatkan kreativitas dari pada anak-anak ini yang sudah sering di SATP lakukan. Jadi saya pikir di SATP tetap mereka meningkatkan pendidikan secara profesional itu kepada anak-anak dengan segala macam kegiatan yang mereka libatkan agar mereka punya perkembangan dari pada pendidikan ini memang betul-betul baik," jelasnya.

Ia berharap, agar tetap meningkatkan kualitas dari pada etika dan attitude anak-anak karena pendidikan itu harus seimbang. Dengan demikian menurutnya anak-anak bukan lagi dibilang bahwa ada rotan akarpun jadi, tapi harus rotan ya rotan, akar ya akar.

"Kami harap anak-anak kita ini orang akan melihat karena kemampuan berdasarkan diri sendiri, attitude dan profesional ataupun kemampuan mereka dalam diri masing-masing jadi tidak dinilai lagi karena suku tapi karena kualitasnya dia sehingga dia duduk di situ,"ungkapnya.

Sementara, Kepala Perwakilan Yayasan Pendidikan Lokon, Andreas Ndityomas mengatakan, kegiatan ini untuk melihat minat bakat siswa.

“Kalau Bulan Mei itu lebih pada Olimpiade sains, kalau bulan Agustus itu lebih pada perayaan kemerdekaan, kalau bulan Oktober sebagai bulan bahasa,” ujarnya.

Namun, semua itu bukan hanya di SATP saja tetapi juga mengajak seluruh sekolah dasar maupun SMP supaya benar-benar berjuang bersama.

"Ini bukan perjuangan seseorang atau sebuah lembaga tapi melalui YPMAK pengelola dana kemitraan PT Freeport kita menggerakkan sebuah sistem pendidikan Kurikulum nasional yang mengakar pada budaya, kultur, kearifan lokal Papua yang betul-betul hidup yang bisa memajukan kesejahteraan generasi muda SDM Papua untuk Indonesia dan dunia,"pungkasnya.

Selanjutnya, Kepala Sekolah SATP Timika Johana Tnunay mengatakan, kegiatan ini merupakan program unggulan tetap untuk menanamkan sikap nasionalisme kepada anak-anak di SATP, tetapi, pada tahun 2024 ini dibuka untuk umum.

“Sebenarnya ini program rutin unggulan kami internal saja, tapi saat ini saya mencoba untuk membuka untuk umum agar bersama teman-teman sekolah lain melihat dan mewujudkan pendidikan bermutu, dimana tidak hanya akademik tetapi non akademik juga untuk mengembangkan potensi anak didik,” ungkapnya. (Shanty Sang)

SATP Luncurkan Sekolah Berbasis Montessori, Pertama di Mimika



SVP Community Development PTFI Nathan Kum dan tamu undangan saat meninjau pembelajaran sistem Montessori Class di SATP

MIMIKA, BM

Sekolah Asrama Taruna Papua (SATP) meluncurkan program montessori dalam kegiatan belajar mengajar bagi para siswa, Jumat (9/8/2024).

Metode Montessori pertama kali dikembangkan Maria Montessori pada 1907 di Italia. Metode pembelajaran tersebut menitikberatkan pada pengembangan potensi individu dengan memberi kebebasan belajar dan penggunaan peralatan belajar sesuai tingkat perkembangan siswa.

Metode Montessori sangat membantu siswa dalam menemukan minat dan bakat mereka. Selain itu, membantu pengembangan potensi kognitif, emosional, sosial, dan motorik secara menyeluruh. Metode tersebut pun dapat meningkatkan kepercayaan diri, kreatifitas, rasa empati, dan ketertarikan siswa dalam mempelajari hal-hal baru.

Pembimbing Program Montessori, Theodora Karmayanti mengatakan, bahwa program ini untuk mereka (siswa) tahu bagaimana harus melakukan sesuatu, hubungan sosial, berelasi, berteman, melakukan kegiatan tanggung jawab kemandirian itu semuanya ada pada metode montessori.

"Montessori ini secara terintegrasi jadi tidak dengan kata-kata tapi dengan melakukan aktivitas dengan seluruh sistem yang kita bangun di sini supaya itu muncul dari anak-anak,"kata Theodora.

Katanya, teknik yang dilakukan di sini sama dengan teknik bidang psikologi. Dan program montessori ini berlaku untuk umum mulai kelas 1 hingga 6 SD namun pembelajarannya berbeda-beda.

"Montessori ini betul-betul melakukan pemahaman kepada karakteristik dan kebutuhan anak mulai dari periode tumbuh kembangnya,"ungkapnya.

Kepala Perwakilan Yayasan Pendidikan Lokon Timika Andreas Ndityomas mengatakan, latar belakang penerapan pembelajaran montessori ini adalah bagian dari pegembangan kurikulum YPL di SATP yaitu kurikulum berbasis kehidupan kontekstual Papua.

Katanya, pengembangan tersebut dilakukan karena sejak tahun 2023 YPL mendampingi anak-anak Papua yang bersekolah ini tentunya membutuhkan sebuah proses pendampingan khusus yang strategis guna membantu anak-anak bisa mengembangkan konsep memahami tentang bentuk dan ukuran yang abstrak.

Lebih lanjut dikatakan Andreas, sejak tahun 2019 SATP menemukan bahwa anak-anak yang lulusan SD kalau dalam kurikulum merdeka dia ada di fase C dan D, namun kapasitas, kemampuan dan kompetensinya masih fase A.

"Dari kondisi inilah yang mendorong kami untuk melakukan kajian kebutuhan riil anak Papua itu bagaimana. Dan dari observasi kita ke sekolah-sekolah internasional kami menemukan metode kurikulum yang paling pas untuk bisa masuk kelompatan kurikulum merdeka adalah program montessori,”jelas Andreas.

Dengan program montessori, kata Andras, proses pembelajarannya lebih kepada logika berfikir, karakter, ketelitian berfikir, bertindak, cara berfikir yang mandiri dan perilaku yang mandiri.

Dasar itulah mengapa program ini sampai diintegrasikan di SATP dengan kurikulum konvensional, sehingga jika nanti kurikulum berubah-ubah tetapi substansi dari desain yang khas Papua ini akan dikembangkan terus seiring dengan berkembangnya kurikulum.

"Selain itu didalam program ini mendidik dengan hati sebagai manusia utuh itu sejalan dengan visi misi YPL,”ungkapnya.

Selanjutnya mewakili YPMAK Wakil Direktur Grant Making dan Strategi Pengembangan Aset, Yohan Wambrauw mengatakan, Ini merupakan program yang benar-benar membawa anak-anak ke dalam proses belajar suatu pengembangan atau potensi anak baik akademik maupun karakter.

"Ini adalah momen dimana YPL menghadirkan program montessori yang mana program ini menghargai siswa. Setiap anak itu unik, masing-masing anak punya cara sendiri menerima pembelajaran,"katanya.

Menurut Yohan, hadirnya program montessori menjadi suatu jawaban atas tantangan bagaimana menumbuhkan suatu kurikulum, suatu metode pembelajaran dimana aktivitas belajar Montessori konteksnya yang terbaik bagi anak Papua.

Mewakili Manajemen PTFI, Senior Vice President Community Development PTFI Nathan Kum mengatakan, bahwa pogram ini sangat baik untuk anak-anak Amungme, Kamoro dan 5 suku kekerabatan lainnya yang bersekolah di SATP.

Menurut Nathan, Montessori ini sangat membantu anak Papua yang baru mau masuk SD. Dengan cara pembelajaran montessori ini membuat anak tidak akan lupa dan gampang diterapkan karena metodenya belajar sambil bermain.

"Menurut saya ini sangat baik dan kami mendukung program ini. Jika orang tua memahami program montessori ini maka orang tua juga bisa menerapkannya di rumah,"pungkasnya. (Shanty Sang)

Dukung Puncak Peringatan Hari Anak Nasional, Freeport Komitmen Majukan Karakter Anak Bangsa

Anak-anak sedang mengikuti pembelajaran dari Sekolah Asrama Taruna Papua  (SATP). PTFI bersama Yayasan Pemberdayaan  Masyarakat Amungme dan Kamoro
(YPMAK) mendirikan SATP pada 2007

MIMIKA, BM

PT Freeport Indonesia (PTFI) mendukung Puncak Peringatan Hari Anak Nasional ke-40 yang dihadiri Presiden Joko Widodo di Istora Papua Bangkit, Jayapura, Provinsi Papua, Selasa, sebagai momentum memperkuat komitmen perusahaan dalam memajukan anak bangsa mewujudkan Papua Sehat dan Papua Cerdas.

“Ini merupakan momen penting untuk memperkuat komitmen semua pihak, termasuk PTFI dalam mendukung anak-anak Papua dan Indonesia. Dengan memastikan anakanak kita terlindungi dan mendapatkan pendidikan, kesehatan, olahraga, dan lain-lain,"kata Director & EVP Sustainable Development and Community Relation PTFI Claus Wamafma yang turut hadir dalam peringatan HAN.

Ia menjelaskan di bidang pendidikan, Freeport telah memberikan lebih dari 12.000 beasiswa, mendirikan dan mengelola enam asrama sekolah serta membangun infrastruktur dan operasional pendidikan.

PTFI dan para mitra juga turut serta secara aktif dalam meningkatkan kualitas kesehatan anak dengan membantu menciptakan lingkungan yang bersih dan sehat.

“PTFI membangun Rumah Sakit Mitra Masyarakat (RSMM) dan enam klinik di sekitar area operasi perusahaan untuk membantu meningkatkan dan mempermudah akses pelayanan kesehatan bagi masyarakat. Rumah Sakti ini melayani kesehatan gratis bagi masyarakat 7 suku di sekitar area perusahaan,” kata Claus.

Di bidang kesehatan, PTFI melaksanakan program Pemberian Makanan TambahanPemulihan (PMT-P) untuk bayi dan balita yang teridentifikasi dan berpotensi kurang gizi.

Program ini memberikan pelayanan kesehatan bagi bayi dan balita yang menyeluruh, meliputi pemberian makanan tambahan tinggi gizi dan nutrisi, memantau pertumbuhan anak secara berkala, pendidikan gizi untuk ibu hamil, hingga menindaklanjuti kesehatan bayi dan balita ke rumah-rumah.

Pada bidang olahraga, PTFI mendirikan Papua Football Academy (PFA). Dari sini diharapkan generasi baru muda Papua menjadi calon pesepakbola profesional handal sekaligus sumber daya manusia produktif dari tanah Papua untuk Indonesia.

“PFA menjadi wadah bagi putra Papua menimba ilmu sepak bola dan pendidikan formal yang mempersiapkan siswanya menjadi individu yang kompetitif, kreatif, dan berdaya saing,” kata Claus.

PFA baru saja selesai mencari talenta-talenta muda di tanah Papua untuk mengisi kuota 30 siswa berkelahiran 2011 untuk bergabung dalam angkatan ketiga.

Selain itu PTFI dan PSSI juga menyelenggarakan Freeport Grassroot Tournament (FGT) yang perdana diselenggarakan pada 2024 di Papua dan Gresik, Jawa Timur.

“Tampil di berbagai turnamen sangat penting bagi anak-anak untuk mengembangkan karakter, mental dan psikologis anak-anak. Anak-anak juga akan mengenal artinya sportifitas, fair play and respect atau saling menghormati sebagai bagian dalam pengembangan karakter terpenting,” kata Claus.

Diketahui Puncak Peringatan Hari Anak Nasional yang ke-40 tahun 2024 bertema “Anak Terlindungi, Indonesia Maju”.

Kegiatan ini diselenggarakan oleh Organisasi Aksi Solidaritas Era Kabinet Indonesia Maju (OASE KIM) dan diikuti ribuan anak-anak, dimeriahkan berbagai aktivitas bermain serta pemecahan rekor MURI untuk Tari Yospan kolosal oleh pelajar SD dan SMP. (Red)

Top