Nasional

Empat WNA Pendaki Ilegal Puncak Carstenzs Sudah Dipulangkan 

Kapolres Mimika, AKBP Billyandha Hildiario Budiman

MIMIKA, BM

Kapolres Mimika, AKBP Billyandha Hildiario Budiman mengatakan, empat warga negara asing (WNA) yang ditangkap bersama dengan tiga pemandu lokal saat melakukan pendakian ilegal ke Puncak Carstenzs sudah dipulangkan ke negaranya.

"Keempat WNA sudah dipulangkan sedangkan pemandu dan penanggungjawab harus wajib lapor ke Polres Mimika. Dua orang yang terlibat itu sebagai penanggungjawab, seorang lain pemandu," kata Kapolres saat ditemui wartawan di Mako Polres Mimika, Mile 32, Selasa (8/4/2025).

Budiman mengatakan pendakian dinyatakan ilegal karena rute yang digunakan para pendaki adalah rute yang dinyatakan rawan keamanan oleh kepolisian.

Lanjutnya pada saat akan melakukan pendakian,  penanggungjawab telah mengajukan surat permohonan kepada kepolisian, namun setelah dipelajari ternyata rute tersebut daerah merah atau rawan.

"Saat itu juga kita sarankan untuk tidak melalui rute itu, ternyata yang bersangkutan tetap melalui rute itu, tanpa koordinasi dengan pihak keamanan," ujarnya.

Menurutnya, penanggungjawab sebenarnya telah menyampaikan surat pengajuan kepada lembaga adat di Mimika dan surat tersebut telah disetujui, namun pada saat dilakukan pemeriksaan ulang yang bertandatangan bukanlah ketua lembaga adat, namun anggotanya.

"Yang bersangkutan inipun belum mendapatkan surat rekomendasi dari Taman Nasional Lorentz, dan juga Polri, karena memang rute yang dilalui itu daerah rawan," ungkapnya.

Untuk diketahui identitas para WNA tersebut adalah Adam Michael Francis asal Amerika Serikat, Darryl John Mckerr asal Inggris, Dene Wiliam Hewsomn asal Selandia Baru dan Adam Andrew Janikowski asal Kanada. (Shanty Sang)

Terindikasi Tidak Kantongi Ijin Resmi, 4 WNA dan 3 WNI Diamankan Sementara Polisi

Kasat Reskrim Polres Mimika, AKP Rian Oktaria.

MIMIKA, BM

Aparat keamanan mengamankan sementara 4 Warga Negara Asing (WNA) dan 3 Warga Negara Indonesia (WNI) sebagai pendamping pada Sabtu (15/03/2025) lalu, karena diindikasi tidak mengantongi ijin resmi saat mau melakukan pendakian ilegal ke Puncak Carstenzs.

Kasat Reskrim Polres Mimika, AKP Rian Oktaria menyampaikan bahwa pendakian yang dilakukan oleh mereka itu indikasi ilegal karena tidak mengantongi izin resmi.

"Mereka kita amankan di Polres Mimika mile 32 dan sedang lakukan interogasi terkait perijinan, terkait kegiatan mereka dan tujuan mereka kesini. Kita juga mendalami jangan sampai ada indikasi lain," katanya, Kamis (20/03/2025).

Menurut Kasat Reskrim, sebelumnya sudah dilarang namun larangan tersebut dilanggar dan langsung melakukan penerbangan menuju kampung Tsinga untuk melakukan pendakian.

"Kita kaget begitu dapat informasi karena Kapolres dan Kasat Intel sudah melarang melewati jalur itu. Memang jalurnya dekat sekali tapi bahaya karena jalur itu rawan," ujarnya.

”Begitu dapat informasi kalau mereka sudah di Tsinga, kami langsung berkoordinasi dengan Danpos TNI disana untuk amankan mereka. Selanjutnya mereka langsung dibawa kembali ke Timika. Dari 3 WNI itu salah satunya merupakan warga lokal," sambung Rian.

Sementara terkait dengan 4 WNA tersebut, Kasat Reskrim akan berkoordinasi dengan pihak Imigrasi.

Selain itu, kata Kasat Reskrim bahwa saat ini jalur pendakian ke Puncak Caratenzs masih ditutup, pasca meninggalnya 2 pendaki WNI beberapa waktu lalu.

"Kita antisipasi kejadian kemarin dan ini jadi pelajaran untuk kita," ucap AKP Rian. (Ignasius Istanto)

Pengelolaan MBG di Papua Pegunungan dan Papua Tengah Diserahkan Kepada Sekolah

Staf Khusus Menteri Pertahanan RI Bidang Kedaulatan Negara, Tituler TNI AD Letnan Kolonel (Letkol), Lenis Kogoya saat memberikan sambutan.

MIMIKA, BM

Di Provinsi Papua Pegunungan dan Papua Tengah termasuk Kabupaten Mimika untuk pengelolaan Makan Bergizi Gratis (MBG) diserahkan kepada masing-masing sekolah.

Hal ini disampaikan oleh Staf Khusus Menteri Pertahanan RI Bidang Kedaulatan Negara, Tituler TNI AD Letnan Kolonel (Letkol), Lenis Kogoya di Gedung Eme Neme Yauware, Senin (10/03/2025), saat memberikan sambutan kegiatan sosialisasi terpadu MBG kepada para kepala sekolah dan pembinaan lembaga masyarakat adat dalam mendukung pemerintah di wilayah Papua.

"Ini berdasarkan hasil keputusan bersama dalam rapat Kemenhan dan BGN, karena ini juga dipertimbangkan dengan jangkauan. Jadi kepala-kepala sekolah dan gurunya yang masak," katanya.

Menurut Lenis, dirinya sedih saat melihat di media terkait adanya isu penolakan MBG. Oleh karena itu tergerak hatinya untuk mencari solusinya.

"Jadi saya harap siapapun yang mempengaruhi, anggap saja itu setan atau angin lalu," ujarnya.

ia berharap dalam menjalankan program MBG ini harus satu hati dan satu pikiran.

"Kami berharap sosialisasi ini dapat menjadi awal yang baik dalam upaya kita bersama untuk mewujudkan kesejahteraan masyarakat, khususnya di Kabupaten Mimika. Mari kita sukseskan program ini dengan penuh semangat dan kebersamaan," ucapnya.

Sementara itu, Pj. Bupati Mimika, Yonathan Demme Tangdilintin menyampaikan bahwa pemerintah melalui Kementerian Pertahanan RI berkomitmen untuk turut serta dalam pembangunan dan pemberdayaan masyarakat, terutama dalam hal pemenuhan gizi serta pembinaan lembaga adat yang memiliki peran penting dalam menjaga nilai-nilai budaya dan sosial masyarakat.

Program MBG yang akan disosialisasikan hari ini (kemarin-red) adalah salah satu bentuk nyata perhatian pemerintah pusat ke pemerintah daerah dalam meningkatkan kualitas hidup masyarakat, khususnya generasi muda dengan memastikan bahwa anak-anak mendapatkan asupan gizi yang baik  untuk membangun generasi yang sehat, cerdas, dan siap menghadapi tantangan masa depan.

Selain itu, pembinaan Lembaga Masyarakat Adat (LMA) menjadi bagian penting dalam menjaga kelangsungan adat dan budaya setempat.

LMA berperan sebagai jembatan antara masyarakat dan pemerintah dalam berbagai aspek pembangunan, termasuk dalam peningkatan kesejahteraan sosial dan pendidikan.

"Melalui kegiatan ini diharapkan dapat terjalin sinergi yang lebih erat antara pemerintah, lembaga adat, dan elemen masyarakat lainnya," ujarnya. (Ignasius Istanto)

Top