Nasional

Terindikasi Tidak Kantongi Ijin Resmi, 4 WNA dan 3 WNI Diamankan Sementara Polisi

Kasat Reskrim Polres Mimika, AKP Rian Oktaria.

MIMIKA, BM

Aparat keamanan mengamankan sementara 4 Warga Negara Asing (WNA) dan 3 Warga Negara Indonesia (WNI) sebagai pendamping pada Sabtu (15/03/2025) lalu, karena diindikasi tidak mengantongi ijin resmi saat mau melakukan pendakian ilegal ke Puncak Carstenzs.

Kasat Reskrim Polres Mimika, AKP Rian Oktaria menyampaikan bahwa pendakian yang dilakukan oleh mereka itu indikasi ilegal karena tidak mengantongi izin resmi.

"Mereka kita amankan di Polres Mimika mile 32 dan sedang lakukan interogasi terkait perijinan, terkait kegiatan mereka dan tujuan mereka kesini. Kita juga mendalami jangan sampai ada indikasi lain," katanya, Kamis (20/03/2025).

Menurut Kasat Reskrim, sebelumnya sudah dilarang namun larangan tersebut dilanggar dan langsung melakukan penerbangan menuju kampung Tsinga untuk melakukan pendakian.

"Kita kaget begitu dapat informasi karena Kapolres dan Kasat Intel sudah melarang melewati jalur itu. Memang jalurnya dekat sekali tapi bahaya karena jalur itu rawan," ujarnya.

”Begitu dapat informasi kalau mereka sudah di Tsinga, kami langsung berkoordinasi dengan Danpos TNI disana untuk amankan mereka. Selanjutnya mereka langsung dibawa kembali ke Timika. Dari 3 WNI itu salah satunya merupakan warga lokal," sambung Rian.

Sementara terkait dengan 4 WNA tersebut, Kasat Reskrim akan berkoordinasi dengan pihak Imigrasi.

Selain itu, kata Kasat Reskrim bahwa saat ini jalur pendakian ke Puncak Caratenzs masih ditutup, pasca meninggalnya 2 pendaki WNI beberapa waktu lalu.

"Kita antisipasi kejadian kemarin dan ini jadi pelajaran untuk kita," ucap AKP Rian. (Ignasius Istanto)

Pengelolaan MBG di Papua Pegunungan dan Papua Tengah Diserahkan Kepada Sekolah

Staf Khusus Menteri Pertahanan RI Bidang Kedaulatan Negara, Tituler TNI AD Letnan Kolonel (Letkol), Lenis Kogoya saat memberikan sambutan.

MIMIKA, BM

Di Provinsi Papua Pegunungan dan Papua Tengah termasuk Kabupaten Mimika untuk pengelolaan Makan Bergizi Gratis (MBG) diserahkan kepada masing-masing sekolah.

Hal ini disampaikan oleh Staf Khusus Menteri Pertahanan RI Bidang Kedaulatan Negara, Tituler TNI AD Letnan Kolonel (Letkol), Lenis Kogoya di Gedung Eme Neme Yauware, Senin (10/03/2025), saat memberikan sambutan kegiatan sosialisasi terpadu MBG kepada para kepala sekolah dan pembinaan lembaga masyarakat adat dalam mendukung pemerintah di wilayah Papua.

"Ini berdasarkan hasil keputusan bersama dalam rapat Kemenhan dan BGN, karena ini juga dipertimbangkan dengan jangkauan. Jadi kepala-kepala sekolah dan gurunya yang masak," katanya.

Menurut Lenis, dirinya sedih saat melihat di media terkait adanya isu penolakan MBG. Oleh karena itu tergerak hatinya untuk mencari solusinya.

"Jadi saya harap siapapun yang mempengaruhi, anggap saja itu setan atau angin lalu," ujarnya.

ia berharap dalam menjalankan program MBG ini harus satu hati dan satu pikiran.

"Kami berharap sosialisasi ini dapat menjadi awal yang baik dalam upaya kita bersama untuk mewujudkan kesejahteraan masyarakat, khususnya di Kabupaten Mimika. Mari kita sukseskan program ini dengan penuh semangat dan kebersamaan," ucapnya.

Sementara itu, Pj. Bupati Mimika, Yonathan Demme Tangdilintin menyampaikan bahwa pemerintah melalui Kementerian Pertahanan RI berkomitmen untuk turut serta dalam pembangunan dan pemberdayaan masyarakat, terutama dalam hal pemenuhan gizi serta pembinaan lembaga adat yang memiliki peran penting dalam menjaga nilai-nilai budaya dan sosial masyarakat.

Program MBG yang akan disosialisasikan hari ini (kemarin-red) adalah salah satu bentuk nyata perhatian pemerintah pusat ke pemerintah daerah dalam meningkatkan kualitas hidup masyarakat, khususnya generasi muda dengan memastikan bahwa anak-anak mendapatkan asupan gizi yang baik  untuk membangun generasi yang sehat, cerdas, dan siap menghadapi tantangan masa depan.

Selain itu, pembinaan Lembaga Masyarakat Adat (LMA) menjadi bagian penting dalam menjaga kelangsungan adat dan budaya setempat.

LMA berperan sebagai jembatan antara masyarakat dan pemerintah dalam berbagai aspek pembangunan, termasuk dalam peningkatan kesejahteraan sosial dan pendidikan.

"Melalui kegiatan ini diharapkan dapat terjalin sinergi yang lebih erat antara pemerintah, lembaga adat, dan elemen masyarakat lainnya," ujarnya. (Ignasius Istanto)

Tiga Hal Yang Diminta Uskup Bernardus Dalam Sambutannya

  

Sambutan Mgr. Bernardus Bofitwos Baru, OSA di Gereja Katolik Katedral Tiga Raja Timika

MIMIKA, BM

Mgr. Bernardus Bofitwos Baru, OSA terpilih sebagai Uskup Timika yang baru.

Hal ini diumumkan secara langsung di Gereja Katolik Katedral Tiga Raja, Timika oleh Administrator Diosesan Keuskupan Timika RD Marthen Ekowaibi Kuayo, Sabtu (8/3/2025) tepatnya pada pukul 20:00 wit atau pukul 12:00 waktu Roma.

Usai pengumuman dibacakan, Mgr. Bernardus Baru muncul di tengah-tengah umat dan menuju altar.

Di altar, Yang mulia disambut dengan pelukan hangat oleh Administrator Diosesan Keuskupan Timika, RD Marthen Ekowaibi Kuayo; Sekretaris Jenderal Keuskupan Timika, Pastor Andreas Madya Sriyanto, SCJ dan Pastor Paroki Gereja Katedral Tiga Raja, Pastor Amandus.

Dalam sambutannya, Mgr. Bernardus Baru mengucapkan terimakasih kepada Tuhan atas doa-doa dan air mata dari Mama-mama Papua serta seluruh umat di Tanah Papua karena sudah lima tahun lebih Keuskupan Timika Sede Vacante (kosong-red).

“Pada kesempatan ini saya mau mengutip refleksi Santo Agustinus tentang pengalamannya, perasaannya ketika dia pun dipilih menjadi uskup di Keuskupan Hippo, Afrika Utara pada tahun 354,” tuturnya.

Dikatakan Agustinus ketika dipilih oleh umat sebenarnya tidak mau karena menjadi uskup adalah beban yang berat.

“Menjadi uskup adalah godaan besar karena akan jatuh pada kekuasaan, pujian dan jatuh kepada godaan kesombongan. Oleh karena itu, Agustinus sebenarnya menolak, tidak mau menerima sebagai uskup,” jelasnya.

Ia menambahkan pada suatu titik Santo Agustinus lebih suka menjadi seorang biarawan yang hidup dalam kotemplasi, mencari Tuhan dalam keheningan dan studi kitab suci.

“Perasaan Agustinus sama dengan saya juga. Saya sebenarnya tidak punya cita-cita, tidak punya keinginan menjadi uskup. Saya mau menjadi seorang Agustinian. Saya seorang biarawan, saya mau hidup dalam kotemplasi mencari Tuhan dalam doa dan keheningan,” ucapnya.

Yang Mulia Mgr. Bernardus bercerita ketika ia bertemu dengan Nunsius Apostilik, Mgr. Piero Pioppo iapun mengatakan hal yang sama dan ia katakan inilah pilihan dari Kristus sendiri, Sang Gembala Agung dan Mgr. Bernardus pun siap menerima sebagai uskup.

“Oleh karena itu, ada tiga hal yang saya sangat mengharapkan kepada rekan-rekan imam, biarawan biarawati, umat sekalian bahwa sebagaimana Agustinus mengatakan saya sebagai uskup menjalankan tugas sebagai uskup, tetapi bersama kalian karena saya juga umat. Saya juga membutuhkan dukungan, doa dari bapak ibu sekalian,” pintanya.

Adapun tiga hal yang dimohonkan oleh uskup Timika terpilih yakni pertama mengedapankan sikap saling mendengarkan, kedua mengedepankan sikap untuk saling mengembangkan dialog dan komunikasi, ketiga adalah sikap untuk saling membantu dan saling bekerja sama.

“Sebagai uskup tidak menjalankan tugas sendirian, bersama-sama untuk saling mendengarkan, saling mendukung, dan saling membantu untuk memajukan Keuskupan Timika, Keuskupan di Tanah Papua yang kita cintai,” katanya.

Pada kesempatan itu, Mgr. Bernardus mengucapkan terimakasih kepada Nunsius Apostilik Vatikan untuk Indonesia, Mgr. Piero Pioppo, juga kepada Administrator Diosesan Keuskupan Timika, RD Marthen Ekowaibi Kuayo yang sudah lima tahun lebih menjadi Gembala Tuhan di Keuskupan Timika.

“Tadi kami ketemu pastor Administrator rupanya gembira sekali tapi saya ini sedih sekali karena beban akan ke saya lagi dan pastor dia sudah lepaskan beban tapi saya bilang tidak, tetap ada disamping saya,” ucapnya disambut tepuk tangan umat yang hadir.

Ucapan terimakasih juga ditujukan kepada Sekretaris Jenderal Keuskupan Timika, Pastor Andreas Madya Sriyanto, SCJ seorang provinsial yang mau bertugas di tanah Papua.

“Terimakasih juga kepada pastor senior kita, pastor Amandus Rahadat, orang tua yang luar biasa. Khotbah-khotbah yang bicara tentang situasi Papua yang luar biasa menjadi inspirasi tentang situasi Papua yang suram ini. Pastor Amandus yang bersuara dari mimbar ini, yang selalu kita lihat, dia bicara tentang Tanah Papua. Terimakasih banyak,” disambut tepuk tangan umat kembali.

Mgr. Bernardus turut mengucapkan terimakasih untuk para pastor, suster, bruder, pemerintah, Uskup Jayapura Mgr. Dr. Yanuarius Teofilus Matopai You dan rekan-rekan STFT Fajar Timur,

“Terimakasih kepada umat sekalian, terkhusus Timika dan seluruh umat di Tanah Papua yang sudah berdoa supaya ada uskup di Keuskupan Timika tetapi juga di keusukupan lain di Tanah Papua,” ungkapnya.

Ia mengatakan agar OSA dapat dibuka di Timika dan berharap doa dari seluruh umat dan rekan-rekan dalam menjalankan tugas kegembalaan, untuk memajukan karya-karya Kerajaan Allah di Keuskupan Timika ini.

“Saya mengharapkan baik doa pribadi, devosi maupun ujud-ujud yang dibawakan karena itulah kekuatan kita semua. Semoga Tuhan memberkati kita semua,” harapnya. (Elfrida Sijabat)

Top