Kesehatan

Satu Lagi Masalah Kesehatan Di Mimika, Stok Obat Primaquin Malaria Tinggal 180 Dos

Obat malaria

MIMIKA, BM

Belum selesai Mimika mengatasi pandemi Covid-19 yang cukup melelahkan hingga saat ini, muncul lagi satu persoalan kesehatan yang dapat dipastikan berdampak panjang bagi masyarakat Mimika.

Hingga awal Juli 2020, ketersediaan obat primaquin (obat coklat) yang biasa diberikan bersamaan dengan DHP Frimal (pil biru) untuk pengobatan penyakit malaria stoknya mulai menipis.

Dinas Kesehatan saat ini hanya memiliki 180 dos primaquin dan pemakaiannya diperkirakan akan habis pada bulan September.

Mengapa akan menjadi masalah bagi Mimika? karena secara nasional, Indonesia sedang kehabisan bahan baku pembuatan primaquin sementara Mimika merupakan daerah endemi malaria.

Pelaksana Tugas Harian (Plt) Dinas Kesehatan Mimika, Reynold Ubra, kepada BeritaMimika mengatakan primaguin digunakan sebagai obat malaria karena berfungsi menghancurkan parasit malaria yang sering ada di sel hati.

"Setelah dikonfirmasi oleh pihak logistik kami dan juga tim malaria center ke kemenkes, ternyata bahan bakunya (primaquin-red) baru tersedia di akhir tahun 2020. Itu artinya bahwa obat primaquin ini bisa stabil di awal tahun 2021. Ini masalah baru buat kita," ungkapnya.

Terkait ketersediaan pil cokelat ini, Dinas Kesehatan Mimika bahkan telah melakukan konfirmasi dengan Dinkes Provinsi Papua dan ternyata ketersediaan mereka juga mulai minus.

"Jadi ada ancaman bahwa kalau primaquin ini sampai habis maka pengobatan malaria sangat mengkhawatirkan karena tingkat kesakitan malaria tinggi dan bahkan bisa menyebabkan kematian terutama pada anak-anak," jelasnya.

Bukan hanya Dinas Kesehatan, kekurangan stok obat ini juga sebenarnya mulai mengkhawatirkan di klinik-klinik swasta, pasalnya mereka pun memperoleh obat ini dari Dinkes Mimika.

"Ini menjadi masalah atau ancaman di pandemi covid-19, apalagi saat ini curah hujan semakin tinggi maka masyarakat harus cegah jangan sampai kena malaria, tetap berada dalam rumah ketika mulai malam hari atau kalau mau keluar rumah pakai lengan panjang, hindari gigitan nyamuk dan jaga lingkungan. Bagi mereka yang sudah terdiagnosa malaria minum obat sampai tuntas supaya jangan kambuh," ungkapnya. (Ronald)

Lemasko Kini Miliki Satu Mobil Ambulance Untuk Melayani Masyarakat

Penyerahan kendaraan diawali dengan pemberkatan

MIMIKA, BM

PT Freeport Indonesia (PTFI) mendukung Lembaga Masyarakat Adat Suku Kamoro (Lemasko) melakukan pengadaan 1 unit mobil ambulance guna memberikan pelayanan kepada masyarakat.

Pengambilan mobil ambulance ini dilakukan melalui PT Hasrat Abadi dan telah dilakukan penyerahan oleh pimpinan PT Hasrat Abadi kepada Ketua Lemasko Gery Okoare.

Sebelum dilakukan penyerahan, mobil tersebut terlebih dahulu diberkati oleh Pastor Paroki St Sefanus Sempan, Maximus Dora, OFM di depan kantor Hasrat Abadi, Jumat (10/7).

"Kami sangat apresiasi atas apa yang sudah dilakukan Lemasko karena baru hari ini manfaat pengelolaan dana hibah besi bekas dari Freeport bisa dimanfaatkan oleh Lemasko dan bisa menyediakan salah satu sarana yang dibutuhkan oleh masyarakat Kamoro,"ujar perwakilan manajemen PTFI, Richard Komul.

Richad berharap pemanfaatan kendaraan ini dapat dirasakan sepenuhnya oleh masyarakat dan menjadi berkat bagi semua yang nantinya membutuhkan kendaraan tersebut.

"Ini kerja keras Lemasko dan merupakan salah satu bukti nyata mereka dalam membantu dan memberikan pelayanan kepada masyarakat," tuturnya.

Ketua Lemasko Gerry Okoare mengatakan selama ini belum ada suatu fasilitas yang sepenuhnya dapat menyentuh dan bermanfaat bagi banyak orang karena selalu mengalami banyak kendala.

"Dengan adanya mobil ambulance, diharapkan dapat menyentuh dan melayani masyarakat. ini adalah salah satu wujud kerja kita dengan tim bamus selama 6 bulan ini. Secara pribadi saya mengucapkan terimakasih," ungkap Gery.

Menurutnya, pengadaan kendaraan ini mendapatkan dukungan dari PTFI sebagai wujud nyata kerjasama kelembagaan sehingga ia berharap dapat membantu masyarakat, bukan hanya suku Kamoro namun juga masyarakat suku lainnya di Mimika.

"Ini wujud dari pada kerja sama lembaga untuk masyarakat kita supaya masyarakat melihat apa yang dibuat oleh lembaga. Jadi apa yang bisa kami berikan, kita akan lakukan semampu kita. Banyak keterbatasan namun kami selalu percaya terhadap usaha dan kerja meras untuk melayani masyarakat," ungkapnya. (Shanty)

Kemungkinan Besar Setelah 2 Juli, Mimika Terapkan New Normal

Trend kasus Covid-19 di Mimika (Sumber : Tim Gugus Tugas)

MIMIKA, BM

Tingginya angka kesembuhan pasien Covid-19, menurunnya temuan kasus baru pasien positif serta jumlah kasus kematian yang rendah, memungkinkan Kabupaten Mimika pada Juli nanti akan menerapkan New Normal atau gaya hidup Kenormalan Baru.

Apalagi tanggal 2 Juli yang merupakan akhir dari penerapan Status Tanggap Darurat Adaptasi Hidup Baru di Mimika tinggal menyisahkan 4 hari lagi.

Reynold Ubra pada video confrence barusan menyampaikan kemungkinan penerapan Status New Normal dinilai berdasarkan data indikator kesehatan selama penanganan Covid-19 di Mimika.

"Setelah tanggal 2 Juli prediksi saya, kemungkinan kita masuk New Normal. Ini memang akan diputuskan ketua tim gugus tugas namun apa yang saya sampaikan ini berdasarkan data kesehatan yang merupakan indikator pengendalian Covid-19," ujarnya.

Ia bahkan memprediksikan, angka reproduksi efektif pada akhir Status Tanggap Darurat Adaptasi Hidup Baru tetap berada di bawah angka 1 persen.

"Target kami selama Adaptasi Hidup Baru ini, dalam sehari kita harus menemukan 40-45 kasus namun ternyata dalam seminggu hanya 9-10 persen saja, kecuali malam ini yang mana ada penambahan 15 pasien baru Covid-19," ungkapnya.

Walau nantinya diberlakukan status New Normal, Tim Gugus Tugas Covid-19 Mimika khususnya bidang kesehatan tidak akan berhenti melakukan 3 pedoman penanganan kasus yakni tetap melakukan deteksi, tracing dan isolasi kasus.

"Kami juga prediksikan bahwa dalam beberapa hari ke depan ada banyak pasien yang sembuh. Mohon doa dan dukungan masyarakat Mimika selalu," ujarnya.

Sementara itu, menanggapi pertanyaan BeritaMimika yang menyebutkan bahwa masih banyak warga Mimika tidak patuh terhadap pemberlakukan jam aktifitas dari pagi hingga malam hari, Reynold Ubra mengatakan ada 2 cara untuk menghadapinya sebagai tata laksana pedoman nanti.

Pertama, Tim Gugus Tugas tetap melaksanakan penanganan Covid-19 sesuai pedoman nasional. Kedua, akan dibuatkan regulasi baik berupa perda, perbub atau surat edaran oleh pemerintah daerah untuk mengatur masyarakat agar tetap mematuhi protokol kesehatan.

"Nanti penerapan regulasi ini akan dipantau dan dimonitoring oleh tim gugus. Tim gugus akan terus bekerja selama ini pandemi ini ada. Jadi misalnya ada toko yang buka sampai larut malam maka mereka wajib patuhi dan terapkan protokol kesehatan yang juga diatur dalam regulasi daerah," ungkapnya.

BeritaMimika mencatat, sejak 18 Juni mulai diberlakukan Status Tanggap Darurat Adaptasi Hidup Baru hingga malam ini, Minggu (28/6), jumlah pasien sembuh mencapai 101 orang, pasien baru positif Covid-19 hanya 41 dan pasien meninggal masih tetap 6 orang. 

Pasien sembuh terbanyak pada Status Tanggap Darurat Adaptasi terjadi pada 21 Juni (24 pasien) sementara kasus positif terbanyak terjadi malam ini yakni 15 pasien.

Sementara itu, secara kumulatif kasus Covid-19 di Mimika hingga Minggu, malam ini adalah 389 kasus. Kasus aktif 75 sedangkan pasien sembuh sudah mencapai 308 orang. Selain itu, jumlah PDP 14 orang, ODP 567 dan OTG 1245.

Perlu diketahui, jika dalam New Normal jumlah kasus semakin tinggi maka Mimika akan kembali melakukan pembatasan sosial (PSDD).

Reynold Ubra menjelaskan, yang paling menentukan jika nantinya Mimika kembali memberkakukan PSDD ada 3 indikatornya.

Pertama, jumlah kasus kematian pasien Covid-19 meningkat. Kedua, penambahan PDP meningkat dan ketiga, status PDP dan pasien Covid-19 rata-rata level kasusnya adalah sedang dan berat.

"Semua kemungkinan bisa, artinya kita bisa kembali berlakukan PSDD karena kita masih berada dalam status kegawatdaruratan Covid-19. Walau demikian kami tetap pada prinsip dasar penanganan covid dengan tetap melakukan deteksi, tracing dan isolasi. Kalaupun ada kasus-kasus baru, kita berharap kasusnya tanpa gejala atau hanya gejala ringan," ungkapnya.

Dan catatan terpenting diingatkan Reynold Ubra pada malam ini adalah bahwa pada masa New Normal nanti, seluruh masyarakt Mimika atau setiap orang bertangungjawab terhadap kesehatan masing-masing dan memiliki kewajiban untuk tidak menularkan ke orang lain. (Ronald)

Top