Kesehatan

Mesin PCR RSUD Sudah Kembali Dioperasikan

Dr Anton Pasulu mendampingi Bupati Eltinus Omaleng meresmikan ruang isolasi tekanan negatif RSUD Agustus lalu

MIMIKA, BM

Sejak Rabu (28/10) mesin PCR Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Mimika telah kembali difungsikan setelah diperbaiki oleh teknisi yang didatangkan khusus dari Jakarta.

Menurut teknisi, mesin ini mengalami kerusakan pada hardisk komputer PCRnya yang diakibatkan karena listrik yang tidak stabil dan sering padam, walaupun telah membackupnya dengan UPS dan stabilizer.

"Karena sering terjadi perpindahan antara genset dan listrik atau sebaliknya sehingga komputer PCR tersebut error," ungkap Direktur RSUD, dr Anton Pasulu kepada BeritaMimika malam ini.

Sejak kembali beroperasi, dalam sehari mesin ini dapat melakuan pemeriksaan 100-200 sampel dgn running 5-6 kali dalam satu minggu.

Direktur Anton Pasulu juga mengatakan bahwa sejak dioperasikan mesin ini pada 12 Juni 2020, sudah 6000-an sample yang sudah diperiksa.

Sementara secara keseluruhan sejak Maret 200 lalu, 8000 sample telah diambil dan diperiksa, termasuk pada waktu itu dikirim ke Jayapura.

"Karena PCR RSUD sudah berfungsi maka sejak rabu 28 oktober kami sudah tidak lagi mengirim sampel keluar RSUD lagi yakni Jayapura dan Kuala Kencana," ungkapnya.

Sebelumnya, pada pertengahan Oktober, mesin PCR ini mengalami kerusakan sehingga spesimen yang ada terpaksa harus di kirim ke Jayapura dan Klinik Kuala Kencana.

Kadinkes Reynold Ubra saat diwawancarai terkait kerusakan mesin ini pada Oktober kemarin oleh BeritaMimika menjelaskan spesimen dari RSUD Mimika, RS Mitra Masyarakat (RSMM) dan Tim Swab Dinas Kesehatan ada yang dirujuk ke Klinik Kuala Kencana dan Labkes atau Puslitbang dengan batas maksimal 30 spesimen per hari.

"Hal ini dilakukan agar hasil test PCR bisa cepat keluar terutama bagi kontak-kontak erat yang dijaring dan bukan dari kasus yang datang ke rumah sakit,"tutur Reynold kala itu.

Kerusakan mesin PCR RSUD diakuinya sangat berpengaruh karena pada saat itu di provinsi ada sekitar 3.000 spesimen yang harus mengantri untuk diperiksa. Namun sayangnya saat itu dalam sehari mereka hanya dapat memeriksakan 30 spesimen saja.

"Padahal kita runingnya lebih dari 400 spesimen dalam sehari dari 2 modalitas pemeriksaan Klinik Kuala Kencana maupun RSUD," tuturnya saat itu. (Ronald)

Tiga Pegawai BPN Mimika Sembuh Dari Covid-19

Kepala BPN Mimika, Pantoan Tambunan

MIMIKA, BM

Tiga dari empat Pegawai BPN Mimika yang positif Covid-19 telah dinyatakan sembuh dan selesai masa isolasi. Mereka kini bahkan mulai kembali beraktifitas di kantor.

"Satu pegawai lagi diperpanjang masa isolasinya karena ada keluarga serumah yang juga positif. Namun dia sudah tidak lagi menunjukkan gejala," ungkap Kepala BPN Mimika, Pantoan Tambunan kepada BeritaMimika, Kamis (22/10).

Meski begitu, aktifitas pelayanan umum di Kantor Badan Pertanahan Nasional (BPN) Mimika masih ditutup selama 14 hari terhitung Senin (12/10) hingga tanggal 27 nanti.

"Yang ditutup pelayanan loket (front office), kami tetap bekerja di back office untuk menyelesaikan tunggakan-tunggakan pekerjaan dengan tetap menerapkan phisical distancing dengan WFH dan WFO secara terjadwal," jelasnya.

Kepada BM, Tambunan mengatakan jadwal buka kantor memang direncanakan tanggal 27 Oktober nanti namun semua disesuaikan juga dengan permohonan swab lanjutan bagi pegawai BPN lainnya oleh Dinas Kesehatan Mimika.

"Sampai saat ini kami masih menunggu petunjuk dari pak kadis kesehatan untuk swab lanjutan bagi pegawai yang lain. Kami sudah ajukan surat permohonan. Jadi tidak mesti tanggal 27 karena intinya kami tahu dulu status covid masing-masing pegawai supaya tidak blunder ketika memutuskan buka atau tidaknya loket," jelasnya.

Menurutnya hal ini harus dilakukan agar jangan sampai masyarakat tertular Covid-19 dari pegawai BPN Mimika.

"Fokus kami adalah supaya masyarakat tidak tertular virus covid dari pegawai BPN. Tapi seandainya pak kadis sudah melaksanakan swab bagi semua pegawai dan jelas hasilnya, saya bisa mengambil langkah mengisolasi pegawai yang positif lalu membuka loket kembali. Ini kami lakukan untuk kebaikan kita semua," ungkapnya. (Ronald)

Puskesmas Timika Dapat Stok 200 Rapid Tes Untuk Pelayanan Besok

Salah satu bentuk alat rapid tes yang selama ini digunakan

MIMIKA, BM

Pusat Kesehatan Masyarakat (PKM) Timika barusan mendapatkan informasi bahwa mereka mendapatkan stok rapid tes sebanyak 200 buah dari Dinas Kesehatan.

Hal ini disampaikan Kepala Puskesmas Timika, dr Moses Untung kepada BeritaMimika, siang ini melaui telepon seluler.

"Kami sudah ajukan permintaan dan informasi terakhir, PKM Timika mendapat stok Rapid Test 200 buah, untuk pelayanan besok. Ini sangat menjawab ketiadaan rapid tes di puskesmas kami saat ini," ungapnya melalui telepon.

Dokter Moses Untung mengakui bahwa saat ini mereka kehabisan stok rapid tes. Yang tersisa hari ini (Kamis-red) hanya 8 alat rapid tes namun itu diperuntukan khusus bagi pasien terkonfirmasi reaktif atau pasien positif rapid pada pemeriksaan pertama.

"Hari ini kami tempelkan pengumuman karena sejak kemarin kami kehabisan alat rapid. Kemarin kami pakai 30 alat rapid yang sebenarnya untuk pasien yang reaktif. Artinya setelah pemeriksaan pertama dia reaktif maka 10 hari kemudian dia akan mengikuti rapid ke dua. Tapi kemarin banyak warga yang butuhkan sehingga terpaksa kami pakai," ungkapnya.

Ia menjelaskan, pasien reaktif pada pemeriksaan pertama wajib mengikuti pemeriksaan kedua dan mereka dikategorikan sebagai pasien pantauan.

"Rapid tes untuk mereka seharusnya tidak boleh digunakan tapi kemarin banyak yang diperiksa  sehingga terpaksa kita gunakan," katanya.

dr Moses Untung juga mengatakan bahwa sejak 22 Juni hingga 31 Agustus yang merupakan periode pertama, Puskesmas Timika telah menyetor retribusi sekitar Rp500 juta dari hasil pemeriksaan rapid tes.

Berdasaekan data rekap pemeriksaan, pada Juni sebanyak 499 orang melakukan rapid tes di Puskesmas Timika. Bulan Juli 808 orang, Agustus 378 dan September 160.

"Oktober belum direkap dan sejauh ini rata-rata hanya untuk pemantauan," ujarnya.

Selama periode pertama, sesuai Peraturan Bupati nomor 14 tahun 2020 tentang Tarif Pelayanan Kesehatan Pemeriksaan Rapid Tes Covid-19 pada Puskesmas di Mimika, ada yang berbayar ada yang tidak.

"Jadi hampir setengah pelaku perjalanan tidak berbayar misalnya pelajar, mahasiswa, TNI Polri, pegawai dan lainnya. Jumlah berbayar dan tidak berbayar hampir seimbang," terangnya.

Sepanjang periode pertama, rata-rata tiap hari PKM Timika melakukan pemeriksaan rapid tes terhadap 50 orang warga Mimika yang rata-rata merupakan pelaku perjalanan.

"Pelaku perjalanan di Timika kalau digabungkan rata-rata sehari itu ada 500-1000 pelaku perjalan. Bisa bayangkan bagimana kebutuhan kita terhadap rapis tes. Untuk periode kedua saat ini peningkatan sebenarnya juga tidak terlalu beda jauh termasuk dengan pemberlakukan harga rapid tes 75 ribu karena kemarin kita lakukan rapid kepada 30 orang," jelasnya.

Terkait dengan penerapan Peraturan Bupati Nomor 28 tahun 2020 tentang perubahan atas Peraturan Bupati nomor 14 tahun 2020, di lingkungan puskesmas baru mulai diberlakukan pada hari ini, termasuk di PKM Timika.

"Pejabat teknis dalam hal ini kan Dinas Kesehatan dan secara resmi baru dirilis hari ini ke puskesmas, tapi pemberlakuan tarif rapid 75 ribu sudah kami laksanakan sejak kemarin. Jadi yang rapid sebelum hari kemarin pakai tarif lama yakni 600 ribu sehingga tidak ada pengembalian atau kwitansi mereka ditukar kembali," tegasnya.
(Ronald)

Top