Kesehatan

Apa Kabar Covid-19 di Mimika? Reynold Ubra Ungkap Perkembangannya

Kepala Dinas Kesehatan Mimika, Reynold Ubra

MIMIKA, BM

Harus diakui bahwa masalah Covid-19 kini tidak lagi menjadi isu menarik yang menjadi pusat perhatian banyak orang, khususnya masyarakat Mimika.

Keadaan saat ini berbeda ketika dibandingkan dengan awal-awal Mimika dilanda Covid-19, khususnya antara Maret hingga September 2020 lalu.

Saat itu perhatian publik tertuju pada segala hal yang berbau covid-19. Bahkan semua media di Timika termasuk BM, gencar  memberitakannya.

Tidak hanya itu, masyarakat Mimika juga terus berusaha mengakses perkembangan covid-19 secara rutin, baik melalui media cetak, online, televisi dan radio hingga berselancar di media sosial untuk mencari informasi tentang virus Wuhan ini.

Warga terus aktif memantau polarisasi penularan, penyebaran kasus, jumlah angka penderita dan kematian, wilayah yang masuk kategori zona merah, upaya penanggulangan tim gugus tugas, dampak lain akibat covid hingga bagaimana cara agar terhindar dari penularannya.

Setelah 13 bulan Covid-19 melanda Mimika, masyarakat kini mulai terbiasa hidup dengan keadaan ini. Covid tidak lagi menjadi sebuah momok yang menakutkan bagi masyarakat.

Dirangkum BeritaMimika, ada beberapa alasan mengapa keadaan ini mengalami perubahan.

Pertama, pengetahuan masyarakat Mimika terkait apa itu Covid-19 semakin terbuka dan terus berkembang.

Kedua, warga tidak ingin selamanya terbelenggu dengan keadaan ini dan merasa jenuh dengan situasi covid.

Ketiga, media di Mimika mulai membatasi bahkan mengurangi porsi pemberitaan covid karena berbagai alasan.

Keempat, upaya nyata tim gugus tugas Pemda Mimika dalam memerangi covid yang terbilang sukses.

Kelima, tuntutan dan keadaan ekonomi yang mengharuskan warga Mimika harus bekerja demi menunjang kehidupan mereka dan keenam karena keberadaan vaksin covid.

Jika melihat situasi di atas maka kondisi ini bukan hanya terjadi di Mimika saja namun masyarakat di daerah lain pun mengalami dan melakukan hal yang sama.

Intihnya, Covid-19 tidak lagi menjadi ketakutan yang menyeramkan. Masyarakat mulai berdamai dan hidup berdampingan dengan keadaan ini.

Lalu bagaimana dengan penerapatan protokol kesehatan?! Apakah warga Mimika masih patuh menerapkannya? Keadaan ini juga sebenarnya mengalami pergeseran.

Himbauan 3M yakni menjaga jarak, gunakan masker dan rajin mencuci tangan, penerapannya juga mulai berbeda.

Dari himbauan protokoler ini, terlihat jelas yang masih dipatuhi warga Mimika adalah himbauan menggunakan masker.

Sebagian besar masyarakat Mimika terutama di seputaran kota Timika, masih patuh menggunakn masker untuk membentengi dirinya.

Masyarakat saat ini tidak terlalu peduli dengan himbauan menjaga jarak. Begitupun dengan prokes selalu mencuci tangan. Kedua himbauan  ini mulai sering diabaikan.

Bahkan terlihat di pusat perbelanjaan dan tempat keramaian, warga semakin cuek. Tempat-tempat yang dulubya diwajibkan menyediakan wadah mencuci tangan, kini mulai malas dan tidak peduli lagi untuk menerapkannya.

Dengan semua perubahan ini, sudah pasti berefek terhadap sirkulasi kehidupan di Mimika. Namun masyarakat tidak bisa disalahkan sepenuhnya terhadap perubahan yang terjadi.

Karena jika dilihat dari tren penularan kasus Covid-19 di Mimika, maka sebenarnya kasus covid sejauh ini masih bisa ditekan.

Walau penularan kasus covid masih terus relevan di Mimika akibat tingginya tingkat mobilisasi warga, jumlah kasus dan angka kematian tercatat masih berada di bawah ambang batas tren penigkatan kasus.

Kepala Dinas Kesehatan Mimika, Reynold Ubra mengakui hal tersebut. Ia mengatakan, bahwa jumlah kasus Covid-19 di Kabupaten Mimika dapat dikendalikan.

Hal ini dikarenakan tingkat kesembuhan pasien covid-19 yang sudah mencapai 94 persen, walau penularan masih saja terjadi.

"Untuk perkembangan Covid-19, kami sedang melakukan verifikasi. Saya pikir penanganan kasus Covid-19 di Timika sangat baik,"tutur Reynold kepada BM, Kamis (22/4) kemarin.

Pengetahuan dan informasi masyarakat tentang covid dinilai Ubra sebagai salah satu alasannya. Bahkan ia memuji pers di Mimika yang sedari awal hingga saat ini masih terus menyampaikan informasi covide kepada masyarakat, walau kuantitasnya sedikit mengalami penurunan.

"Dengan begitu kasus Covid-19 di Mimika sudah bisa dikendalikan. Jumlah angka kesembuhan sampai kemarin ada 94 persen, jumlah kasus kematian sudah berjumlah 50, ada penambahan satu orang dua hari yang lalu,"tutur Reynold.

Lanjut Reynold, presentasi jumlah orang yang meninggal saat ini adalah 0,8 persen yang berarti masih di bawah 1 persen. Sedangkan, kasus aktif kini tersisa 302 dan dalam minggu ini dipastian akan mengalami penurunan 100an kasus. Sementara jumlah keseluruhan kasus totalnya 5959.

"Tentunya hal ini dikarenakan karena kami lebih cepat untuk melakukan vaksin. Ditambah lagi adanya informasi vaksinasi sehingga masyarakat berlomba-lomba mengakses ini untuk bisa divaksin. Vaksinasi lebih cepat memberikan perlindungan terhadap virus untuk tidak menginveksasi orang lain,"ungkapnya. (Shanty)

Bulan Ini, 20.679 Lansia di Mimika akan Divaksin Covid-19

Kepala Dinas Kesehatan, Reynold Ubra

MIMIKA,BM

Sebanyak 20.679 warga lanjut usia (lansia) dalam bulan April 2021 ini akan menerima vaksin covid-19 dosis pertama.

"Kami sudah melakukan pendataan terhadap warga lansia untuk divaksin Covid-19. Tetapi saat ini kami belum mulai,"tutur Kepala Dinas Kesehatan, Reynold R Ubra saat dihubungi via telepon, Selasa (6/4).

Belum bisa dilakukannya pemberian vaksin kepada Lansia karena Dinas Kesehatan kini masih fokus memberikan vaksin kepada pelaku pelayan publik.

Untuk menyelesaikan ini, pelayanan vaksinasi kepada pelayan publik sedang dioptimalkan sehingga bisa diselesaikan dosis kedua pada 17 April 2021.

"Vaksin untuk tenaga kesehatan ditutup pada 15 April, dimana masih ada 303 nakes yang belum menyelesaikan vaksin dosis kedua,"ujarnya.

Hal ini dikarenakan 303 tenaga kesehatan ini baru menerima dosis pertama pada 1 April 2021 lalu sehingga baru akan menerima dosis kedua pada 14 April 2021 mendatang.

Sedangkan, untuk pelayan publik yang masih tersisa sebanyak 4.817 orang dan akan diselesaikan pada 17 April 2021.

"Supaya mulai 18 sampai 30 April nanti kami bisa kejar untuk lansia, sesuai waktu dari Kemenkes," ungkapnya. (Shanty)

Pekerja Media Akhirnya Terima Vaksin Pertama

Wartawan pos kriminal BeritaMimika, Ignas saat disuntikan Vaksin Covid di Puskesmas Timika Jaya

MIMIKA, BM

Pekerja media terutama wartawan dari berbagai media di Mimika baik cetak, online, televisi hingga kontributor telah melaksanakan vaksin dosis pertama di Puskesmas Timika, Sabtu (27/3).

Pelaksanaan vaksin bagi pekerja media dilakukan bersamaan dengan sejumlah pekerja dari Pin Simpati Seluler serta pihak Klasis GPI Papua Timika.

Kepala Puskesmas Timika dr. Moses Untung kepada wartawan mengatakan dua wartawan tidak lolos screening karena penyintasnya baru dua bulan sementara satunya memiliki komorbit yang harus dikontrol sehingga belum dapat diberikan vaksin.

"Hari ini (kemarin-red) tidak hanya media saja, sehingga jumlah semua ada 40 orang," kata dr. Moses.

Bukan hanya di Puskesmas Timika Indah, namun sebagian wartawan di saat bersamaan juga melakukan vaksin di Hotel Horison.

Selain itu wartawan yang pos peliputan di DPRD juga telah divaksin bersamaan dengan vaksin angota DPRD beberapa hari lalu dan sebagian mengikutinya di Kantor Radio Publik Mimika.

"Untuk wartawan sebenarnya sudah ada yang dilayani di kantor DPRD dan juga RPM jadi tidak semua terlayani di sini," ungkapnya.

Ia juga menjelaskan bahwa pelaksanaan vaksin dilakukan berdasarkan Surat Edaran Bupati Mimika dan Dinas Kesehatan.

Jadi selain melakukan vaksinasi di puskesmas, pihaknya juga melakukan pelayanan mobile atau mendatangi instansi yang dikategorikan pelayanan publik.

"Kita ikuti kebijakan terbaru sesuai surat edaran dari Dinas Kesehatan menindaklanjuti edaran dari kementerian untuk lebih mengefektifkan vaksin ini. Kami lebih banyak mobile sehingga untuk pelayanan publik yang sifatnya menetap dan jumlahnya banyak kami datangi, kalau mediakan bergerak jadi kami yang menunggu," ungkapnya.

dr. Moses menambahkan, pemberian dosis kedua akan dilaksanakan tanggal 24 April mendatang atau tepat 28 setelah vaksin pertama agar sistem kekebalan tubuh telah terbentuk dan lebih maksimal.

"Sekarang siklus antara dosis pertama dan dosis kedua itu menjadi 28 hari kalau dulu yang tenaga kesehatan hanya 14 hari sekarang semua sudah 28 hari," ujarnya.

Pimpinan Media Online BeritaMimika, Ronald Renwarin, memberikan apresiasi kepada Dinas Kesehatan Kabupaten Mimika karena menjadikan awak media sebagai prioritas dalam pemberian vaksin.

Dari 5 wartawan BM termasuk dirinya, hanya 1 yang belum melakukan vaksin karena masih menyusui usai persalinan dua bulan lalu. Sementara 1 admin sedang di luar kota dan 2 IT BM menetap di daerah lain.

"Mewakili semua pekerja media, kami sampaikan terimakasih atas perhatian ini karena bagaimanapun kami adalah salah satu komunitas yang paling rentang dengan situasi ini," ujarnya.

Ia berharap agar program vaksin dapat diikuti oleh semua orang tanpa harus memikirkan dampak negatif yang selama ini menjadi ketakutan sebagian orang untuk mau di vaksin.

"Dunia sudah beberapakali mengalami situasi seperti ini dan telah berhasil melaluinya. Setiap negara termasuk pemerintah Indonesia tahu apa cara terbaik yang harus dilakukan untuk masyarakatnya di tengah badai ini," ujarnya.

"Jangan takut divaksin karena dengan vaksin, kita semakin memproteksikan diri dan semua orang yang ada di sekitar kita. Kita harus bijak melihat persoalan hari ini. Semoga kita dilindungi Tuhan sehingga bersama kita mampu melewati badai ini dan cepat berakhir," terangnya. (Rafael)

Top