Yayasan Charitas Menambahkan 10.000 Masyarakat 7 Suku Jadi Peserta BPJS Kesehatan
Foto bersama usai penandatangan kerjasama
MIMIKA, BM
Yayasan Charitas Timika Papua (YCTP) bekerjsama dengan BPJS Kesehatan Cabang Jayapura menandatangani naskah kerjasama untuk pengelolaan Rumah Sakit Mitra Masyarakat (RSMM) dalam skema pendanaan kapitasi.
YCTP mendaftarkan 10.000 masyarakat 7 suku yang berdomisili di Mimika untuk menjadi anggota BPJS dengan kategori Peserta Bukan Penerima Upah (PBPU) kolektif.
Penandatanganan perjanjian kerja sama itu dilakukan antara Kepala BPJS Kesehatan Cabang Jayapura, Djamal Ardiansyah dengan Kepala Klinik Mitra Masyarakat, dr Maurits Okoserai yang berlangsung di Hotel Horison Ultima Timika, Rabu (23/6).
Kerjasama ini dilakukan agar semakin banyak masyarakat 7 suku yang bisa memanfaatkan Jaminan Kesehatan Nasional-Kartu Indonesia Sehat (JKN-KIS).
Wakil Ketua YCTP, Hans Magal mengatakan, dengan bertambahnya 10.000 peserta maka masyarakat 7 suku yang berdomisili di Mimika dan telah terdaftar ke BPJS Kesehatan kini menjadi 44.000 an orang dengan berbagai kategori kepesertaan.
Menurut Hans, 10.000 peserta yang didaftarkan adalah hasil dari verifikasi dan pemadanan database antara RSMM, YPMAK dengan BPJS Kesehatan untuk memastikan bahwa mereka semua adalah penerima manfaat dana kemitraan PT. Freeport Indonesia (PTFI).
Kerjasama ini melengkapi kerjasama sebelumnya yang telah terjalin antara kedua belah pihak sejak 15 Desember 2018 dalam penerapan dengan tarif INACBGs di Rumah Sakit Mitra Masyarakat (RSMM) dengan penjaminan BPJS.
"Dengan kerjasama ini, Klinik Mitra Masyarakat akan secara rutin mendapatkan dana kapitasi dari BPJS Kesehatan sesuai dengan kuota awal yang didaftarkan dan akan secara berangsur-angsur ditingkatkan seiring dengan membaiknya sistem pelayanan yang ada di KMM/RSMM," tutur Hans.
Manajer Eksternal Corpcom PT Freeport Indonesia Kerry Yarangga mengatakan, penandatangan kerjasama ini merupakan momen yang sangat baik dan perlu diapresiasi.
Menurutnya semua pihak telah mewujudkan komitmen bersama dalam pengembangan pelayanan kesehatan kepada masyarakat, yang sudah berjalan 20 tahun lamanya.
Kerry berharap, mitra-mitra YPMAK lainnya untuk memastikan efektifitas pengelolaan dana kemitraan terhadap penerima manfaat dengan bersinergi antar mitra untuk terus mendukung program-program pemerintah di bidang kesehatan, pendidikan, ekonomi dan bidang lainnya.
"Komitmen ini terjadi, karena kita semua memiliki satu pemikiran bahwa pelayanan kesehatan sangatlah penting. Oleh karena itu, ini harus dilakukan secara berkelanjutan dan sinergitas,” tambah Kerry.
Ia mengatakan, PTFI sangat menyambut baik upaya YPMAK yang telah mendorong YCTP selaku mitra untuk mengintegrasikan layanan kesehatan di KMM dan RSMM dengan JKN-KIS. Tujuannya guna menjamin keberlanjutan program, tanpa terus bergantung pada dana kemitraan.
Katanya, apa yang dilakukan oleh YCTP ini harus dicontohi mitra YPMAK lainnya dengan terus memastikan keefektifitan pengelolaan dana kemitraan terhadap penerima manfaat.
Selain itu diharapkan terus bersinergi antar mitra untuk terus mendukung program-program di bidang kesehatan, pendidikan, ekonomi dan bidang lalainnya.
Direktur Perluasan dan Pelayanan Peserta BPJS Kesehatan Pusat David Bangun mengatakan, dengan adanya kerjasama ini maka masyarakat 7 suku yang telah terdaftar kini sudah dapat menikmati manfaat JKN-KIS bukan saja di KMM/RSMM tetapi juga di semua fasilitas kesehatan yang bekerjasama dengan BPJS di seluruh nusantara.
Angka kepesertaan ini akan diupayakan terus bertambah hingga seluruh masyarakat 7 suku tanpa terkecuali dapat menikmati JKN-KIS.
Selain itu, masyarakat umum yang ada di Mimika yang telah menjadi peserta BPJS juga dapat menikmati JKN-KIS di KMM/RSMM.
"Jadi amat jelas bahwa kerja sama ini amat menguntungkan bagi masyarakat umum dan juga bagi pengelola KMM/RSMM, sedangkan bagi BPJS Kesehatan sendiri semakin memperluas jangkauan kemitraannya sebagai salah satu tolok ukur keberhasilan penerapan JKN-KIS," ungkapnya.
Terakhir, Kepala Dinas Kesehatan Mimika, Reynold Ubra mengatakan, Sejak tahun 2017 silam target universal health covarage atau UHC oleh Pemda Mimika telah dicapai dan sudah memasuki tahun keempat.
"Sebagaimana kita ketahui selama lebih dari setahun pandemi covid 19 berdampak pada semua tataran pembangunan termasuk pembiayaan kesehatan sehingga untuk tahun 2021 ini capaian UHT pun mengalami dinamika, namun bersama mitra pemerintah yaitu PTFI dan YPMAK kembali berkomitmen untuk berkontribusi dalam peningkatan bagi penduduk asli Mimika," tutur Reynold.
Dengan memastikan seluruh penduduk Mimika yang berjumlah 311.696 jiwa terdaftar sebagai peserta aktif BPJS Kesehatan, maka pemerintah Kabupaten Mimika bersama PTFI dan YPMAK telah mewujudkan hak untuk mendapat pelayanan kesehatan yang berkeadilan sesuai prinsip dasar dari BPJS Kesehatan.
Berkat kerja sama dengan kemitraan ini pengelolaan dana BPJS Kesehatan baik kapitasi maupun Ina CBG's dikelola secara transparan dan akuntabel.
Selain itu secara berkala mendapat perhatian pemeriksaan dari BPK RI perwakilan Provinsi Papua maupun BPKP Provinsi Papua sehingga memberikan Efek perbaikan pengelolaan pendanaan dan juga mutu kinerja para pelayanan kesehatan terhadap Peserta BPJS.
"Tahun ini Pemda Mimika akan menghasilkan suatu regulasi terkait kepesertaan dan pembiayaan BPJS Kesehatan untuk mempertahankan capaian di Kabupaten Mimika," ujarnya.
Penandatanganan kerjasama ini disaksikan oleh Direktur Perluasan dan Pelayanan Peserta, David Bangun, Direktur Teknologi Informasi, Edwin Aristiawan, Dewan Pengawas, Siruaya Utamawan dan Tenaga Ahli Dewas, Indra serta Deputi Direksi Bidang Pelayanan Peserta, Cecep Falah.
Selain itu, Asisten Deputi Bidang Perluasan Non PBI, Mijiatin, Deputi Direksk Papua dan Papua Barat, Budi Setiawan, Manager Eksternal Corporate Communication, Kerry Yarangga, Kepala Dinkes, Reynold Ubra, Wakil Ketua YCTP, Hans Magal dan Wakil Direktur YPMAK, Johan Wambrauw. (Shanty)