Hukum & Kriminal

Retribusi Miras Untuk PAD Capai Miliaran Rupiah

Bupati Mimika Eltinus Omaleng

MIMIKA, BM

Persoalan minuman keras (miras) di Kabupaten Mimika bukan lagi menjadi rahasia umum. Hal ini selalu diperbincangkan karena selalu menjadi biang kerok berbagai persoalan di Mimika.

Miras memicu timbulnya kriminalitas termasuk kekerasan rumah tangga, kecelakaan lalu lintas hingga yang terparah konflik antar masyarakat yang dapat menyebabkan kematian.

Namun, disisi lain seperti dua sisi mata uang kertas, retribusi dari penjualan miras juga mendatangkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang jumlahnya mencapai miliaran rupiah.

Hal ini diungkapkan Bupati Mimika Eltinus Omaleng kepada awak media usai mengikuti Rapat Paripurna IV Sidang II DPRD Kabupaten Mimika di Aula DPRD Selasa (14/7) malam.

“Kami izinkan (penjualan miras resmi-red) itu 66. Dijual aman dan tertib karena pendapatan daerah dari itu. Kita butuh PAD,” katanya.

Bupati Eltinus menjelaskan bahwa PAD miras tiap tahun diperoleh miliaran. Pengawasan ketat pun dilakukan pemerintah termasuk menutup usaha sejenis yang tidak berizin.

“Yang lain ijinnya sudah dicabut tinggal 66 saja. Kita akan tertibkan dan tutup yang tidak punya ijin resmi dari pemerintah,” tegasnya.

Ia menambahkan bahwa Pemda Mimika tidak akan memberi celah kepada pelaku mapun penjulan minuman keras jenis lokal (sopi cs-red).

Hal ini karena tidak berizin, mengkonsumsi milo sangat berbahaya karena tidak pasti kadar alkoholnya. Bahkan dapat menyebabkan orang mudah kehilangan nyawa.

“Milo tidak boleh jual di Mimika. Ke depan kita akan atur sedemikian rupa untuk tertibkan dan jangan beredar secara bebas,” pungkasnya. (Elfrida)

Bakar Sampah, Gudang Aset Pemda Mimika Nyaris Terbakar

Anggota Damkar berhasil memadamkan api di TKP

MIMIKA, BM

Gudang Penyimpanan Aset milik Pemerintah Daerah Kabupaten Mimika dan rumah-rumah disekitarnya yang berada di Jalan Cenderawasih menuju SP II, nyaris terbakar jika Petugas Pemadam Kebakaran (Damkar) tidak segera ke TKP.

Kejadian bermula dari pembakaan sampah yang dilakukan oleh penjaga gudang tersebut, Oswaldus Theofilus sekitar pukul 13.20 Wit.

Ia mengatakan membakar sampah karena baru hari ini cuaca Mimika terlihat cerah setelah beberapa hari selalu diguyur hujan.

"Saya bakar sampah dan sisa rumput-rumput yang disemprot. Saya sudah kasih mati semua namun tiba-tiba saat saya di dalam rumah, api mulai menyebar akhirnya saya cepat-cepat telpon petugas damkar," ungkapnya.

Dari kejadian ini, hanya dua gulungan pipa air yang terbakar bersama sisa-sisa rumput yang telah dibersihkan.

"Saya coba kasih mati tapi mungkin karena cuaca panas dan angin kencang jadi api cepat menjalar. Petugas kebakaran juga tiba tepat waktu sehingga tidak sampai menyebar. Yang terbakar hanya gulungan pipa saja," ujarnya.

Kasubid Damkar BPBD Kabupaten Mimika, Daniel Womsiwor mengatakan usai merespon laporan pada pukul 14.00 Wit, ia langsung bersama anggotanya menuju TKP.

"Saya dapat info pertama dari polres lalu saya hubungi pegawai kami dan mereka juga dapat laporan yang sama sehingga kami semua ke TKP," jelasnya.

Daniel membenarkan histori kejadian yang menyebutkan karena kelalaian dalam membakar sampah. Namun ia mengatakan kebakaran ini tidak menimbulkan kerugiaan bangunan dan lainnya, hanya 2 gulungan pipa.

"Kami padam hanya dalam 5 menit dengan mobil tangki 3000. Dua mobil 5000 dan 8000 juga hadir merespon tapi pemadaman hanya dengan satu mobil. Tidak ada kerugian material dan semua bisa ditangani dengan baik," ungkapnya. (Ronald)

Hati-Hati, Modus Penipuan Ini Kembali Hadir di Timika

Ilustrasi emas (foto google)

MIMIKA, BM

Masih ingat modus penipuan yang dilakukan dengan cara menjual emas hasil dulang namun ternyata hanya kumpulan tembaga dan kuningan yang dihaluskan menyerupai emas?

Beberapa tahun lalu cara penipuan ini berhasil membuat banyak orang di Mimika tertipu. Saat itu bahkan ada warga yang pernah membelinya dengan harga 2 juta.

Namun ketika dibawah ke tempat penjualan emas, ternyata hanya sisa tembaga dan kuningan alus yang dibuat menyerupai emas dulangan.

Modus ini dalam sepekan terakhir kembali menimpa tiga warga Mimika. Beruntungnya ketiga warga ini telah mengetahui modus penipuan seperti ini sehingga mereka tidak sampai tertipu.

Ibu Rosa, bersama suaminya yang merupakan pensiunan guru SMP, dua hari lalu bertemu dengan seseorang pemuda yang kelihatan agak sempoyongan (mabuk-red). Pemuda ini langsung menghampiri keduanya.

"Ibu, saya ke toko emas jual ini tapi semua toko tutup. Kalau ibu ada 4 juta bayar sudah. Nanti ibu jual lagi bisa dapat 6 juta," ujar lelaki itu sambil menunjukan tumpukan seperti emas dalam plastik bening.

Kepada BeritaMimika, Ibu Rosa mengatakan ia mengatakan plastik yang digunakan bentuknya seperti plastik yang biasa digunakan untuk membungkus obat.

"Dia kira kami tra tahu. Saya bilang kami tidak ada uang. Kami juga jalan kaki dari Budi Utomo ke Nawaripi karena tidak ada uang. Ko jual sama orang lain sudah. Dia paksa-paksa, saya akhirnya kasih dia 20 ribu baru dia pergi," ujarnya.

Sebelumnya, Mas Teguh, salah satu tukang ojek kepada wartawan BeritaMimika yang menumpangi motornya juga mengisahkan hal yang sama.

"Saya angkat penumpang dari Gorong-gorong antar ke Irigasi. Sampai di sana dia kasih keluar bungkusan plastik kecil, seperti emas. Dia bilang itu emas dan jual ke saya 2 juta. Katanya dia mau jual di gorong-gorong tapi toko emas tutup. Saya tidak tahu itu emas atau tidak tapi saya juga tidak ada uang untuk beli," ungkapnya.

Kasus serupa juga dialami seorang warga di Busiri pada akhir bulan lalu. Kerabatnya, Anton yang tinggal di belakang SMA Taruna mengisahkan kisah ini.

Ia menuturkan, waktu itu sekitar pukul 19.00 Wit pintu rumah kerabatnya diketuk dari luar bertepatan dengan hujan besar malam itu.

"Orang itu bilang mau jual emas. Katanya mau pulang ke SP I tapi tidak ada uang jadi dia terpaksa jual emas dengan harga 1 juta. Kalau di jual lagi bisa dapat 3 juta. Saudara saya bilang berapa gram tapi saya lupa," ungkap Anton.

Hanya saja, penjual itu kabur setelah dia tahu bahwa pemilik rumah ini juga merupakan orang dulang sehingga sangat mengetahui emas hasil dulangan dan emas boongan.

"Dulu waktu awal-awal ada yang pernah dapat tipu sampai 2 juta. Dia pikir emas betul karena sangat mirip. Setelah bawah ke penjual emas dia mau pingsan karena ternyata dia dapat tipu," kisah Anton.

Ketua Bidang Hukum Forum Komunitas Pendulang (FKP) Kabupaten Mimika, Joseph Temorubun kepada BeritaMimika pagi tadi membenarkan bahwa kejadian ini pernah dialami banyak masyarakat antara tahun 2011-2012 di Mimika.

"Saya malah pernah ditawarin di samping Diana. Tapi saya tidak beli karena saya pikir kalau emas tidak mungkin orang jual di jalan-jalan. Kenapa tidak ke tempatnya langsung," ungkapnya melalui telepon.

Joseph mengakui setelah tergabung dalam forum FKP, ia banyak diberitahukan tentang hal ini. Penjualan emas bodong ini dibuat dari gabungan kuningan dan tembaga menyerupai emas dulang kali kabur.

"Masyarakat harus lebih berhati-hati terhadap penjualan emas bodong yang dijual oleh oknum-oknum yang tidak bertanggungjawab ini. Jika diteliti dengan baik ternyata bukan emas yang didulang di kali kabur. Jadi kalau ada yang ditawarin seperti ini jangan pernah mau apalagi kondisi Covid-19 begini orang bisa saja gunakan berbagai cara instan untuk dapat keuntungan. Kalau ada yang dapat orang begini, tangkap lalu lapor ke polisi karena dulu banyak yang sudah tertipu, kayak begini jangan sampai terulang lagi," ujarnya berpesan. (Red)

Top