Inflasi Mimika Naik Menjadi 4,31 Persen Pada Mei 2024

Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Mimika Ouceu Satyadipura

MIMIKA, BM

Inflasi Kabupaten Mimika mengalami kenaikan sebesar 0,95 persen yang mana pada bulan April 2024 sebesar 3,36 persen menjadi 4,31 persen pada Mei 2024.

Berdasarkan rilis Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Mimika yang diterima BeritaMimika pada Rabu (5/6/2024), pada Mei 2024 terjadi inflasi year to year sebesar 4,31 persen atau terjadi kenaikan Indeks Harga Konsumen (IHK) dari 104,75 pada Mei 2023 menjadi 109,26 pada Mei 2024.

Sementara, tingkat inflasi month to month (m-to-m) dan tingkat inflasi year to date (y-to-d) Timika bulan Mei 2024 masing-masing sebesar 1,51 persen dan 2,79 persen.

Ditemui di ruang kerja, Kepala BPS Kabupaten Mimika Ouceu Satyadipura mengatakan angka 4,31 secara nasional masih dalam kisaran normal karena yang dikhawatirkan pemerintah pusat adalah terjadinya inflansi diatas 5.

“Oleh karena itu seluruh pemerintah daerah (pemda) lewat tim Pengendalian Inflansi Daerah (TPID) diperintahkan untuk membuat segala kebijakan untuk menekan inflansi," ujarnya.

"Bagaimana pemda dapat menekan harga di lapangan, tim TPID dan BPS begitu penghitungan inflansi kita sering melakukan koordinasi. Apa yang sudah dilakukan TPID saya rasa sudah cukup maksimal untuk di Mimika,” jelasnya.

Menurutnya, dengan adanya pasar murah cukup membantu daya beli masyarakat, namun jangan sampai pasar murah ini dibeli oleh masyarakat untuk dijual kembali, melainkan betul-betul untuk konsumsi rumah tangga.

“Saya apresiasi sekali beberapa dinas yang sudah melakukan kegiatan pasar murah ini. Kedepan kita akan koordinasi lebih lanjut lagi dengan dinas terkait terutama dengan tim TPID langkah kedepannya apa. Kalau inikan langkah instan ya pasar murah," ungkapnya.

"Misalnya, untuk harga cabai apakah kita bisa siapkan bibit gratis untuk tanam disetiap rumah supaya masyarakat mau menanam dan tidak butuh lahan banyak dalam pot bisa di rumah. Itu salah satu contoh strategi kedepan nanti hasilnya akan jangka panjang,” tutur Ouceu.

Menurutnya, pasar murah itu efektif tetapi dibebankan ke APBD dan sifatnya preventif. Alangkah lebih baik apabila selagi pasar murah berjalan sambil memikirkan langkah jangka panjangnya.

”Masyarakat juga bisa mengurangi pengeluaran dengan menanam sendiri (bibit cabai-red) di tempat masing-masing. Tapi, kalau inflasi karena harga mobil, motor dan transportasi itu berbeda, itu kebijakan nasional. Hampir setahun terakhir kita tidak pernah 5,” ucapnya.

“Kenapa 5, karena implikasinya panjang yang dikhawatirkan itu begitu harga-harga naik masyarakat tidak mampu membeli, bahaya. Akhirnya kemana-mana gizi buruk, kemiskinan dan stunting. Apa yang dilakukan pemda saya apresiasi sekali mungkin kita perlu langkah lebih daripada yang sekarang,” imbuhnya.

Berdasarkan rilis BPS Kabupaten Mimika, Inflasi year to year terjadi karena adanya kenaikan harga yang ditunjukkan oleh naiknya beberapa indeks kelompok pengeluaran yaitu kelompok makanan, minuman dan tembakau sebesar 6,50 persen.

Kelompok pakaian dan alas kaki sebesar 0,50 persen, kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga sebesar 2,39 persen. Kelompok perlengkapan, peralatan, dan pemeliharaan rutin rumah tangga sebesar 2,54 persen kemudian kelompok kesehatan sebesar 2,38 persen.

Kelompok informasi, komunikasi, dan jasa keuangan sebesar 0,61 persen; kelompok penyediaan makanan dan minuman/restoran sebesar 7,72 persen; serta kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya sebesar 10,08 persen.

Sementara, kelompok pengeluaran yang mengalami penurunan indeks, yaitu kelompok transportasi sebesar 0, persen; serta kelompok rekreasi, olahraga, dan budaya sebesar 1,74 persen. Kelompok pendidikan merupakan kelompok yang tidak mengalami perubahan.

Komoditas yang dominan memberikan andil/ sumbangan inflasi y-on-y pada Mei 2024, antara lain: beras, cabe rawit, bawang putih, emas perhiasan, kangkung, bahan bakar rumah tangga, tomat, terong, bawang merah, roti manis, Sigaret Kretek Mesin (SKM).

Selain itu, mobil, tauge, tarif laboratorium, Sigaret Putih Mesin (SPM), telur ayam, mie, penyedap masakan, ikan bakar dan kue basah.

Komoditas yang dominan memberikan andil/ sumbangan deflasi y-on-y, antara lain: ikan kembung, angkutan udara, daging babi, tempe, ikan cakalang, ikan bawal, minyak goreng, tempe, obat dengan resep, air kemasan, buncis, mie kering instan, bayam, ikan mumar, daging ayam ras, pisang, wortel, ketimun, daun kemangi, sabun detergen bubuk, dan anggur.

Sementara, komoditas yang dominan memberi andil/sumbangan inflasi m-to-m pada Mei 2024, antara lain: cabai rawit, beras, kangkung, bawang merah, tomat, terong, telepon seluler, minyak goreng, emas perhiasan.

Ada juga wortel, bayam, mobil, tempe, buncis, sawi hijau, ikan cakalang, ikan mujair, sabun mandi cair, tau mentah, dan sabun detergen bubuk.

Komoditas yang memberikan andil/sumbangan deflasi m-to-m, antara lain: telur ayam ras, ikan bawal, tauge, udang basah, cabai merah, sepatu anak, ikan mumar, sandal karet pria, dan ikan kakap merah.

Pada Mei 2024, kelompok pengeluaran yang memberikan andil/sumbangan inflasi y-on-y, yaitu kelompok makanan, minuman dan tembakau sebesar 2,8 persen; kelompok pakaian dan alas kaki sebesar 0,02 persen; kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga sebesar 0,36 persen.

Kelompok perlengkapan, peralatan dan pemeliharaan rutin rumah tangga sebesar 0,08 persen; kelompok kesehatan sebesar 0,09 persen; kelompok informasi, komunikasi, dan jasa keuangan sebesar 0,05 persen; kelompok penyediaan makanan dan minuman/restoran sebesar 0,28 persen; serta kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya sebesar 0,63 persen.

Sementara itu, kelompok pengeluaran yang memberikan andil/sumbangan deflasi y-on-y, yaitu kelompok transportasi sebesar 0,01 dan kelompok rekreasi, olahraga, dan budaya sebesar 0,01. Kelompok pendidikan adalah kelompok yang tidak memberikan andil/sumbangan inflasi/deflasi. (Elfrida SIjabat)

BERITA EKONOMI & PEMBANGUNAN

Top