2 Imam dan 2 Diakon Keuskupan Timika Ditahbiskan Oleh Uskup Agung Palembang di Gereja Paroki Santa Sisilia, SP2 Timika
Tangkapan layar Live Streaming Gereja Paroki Santa Sisilia, Administrator Diosesan Keuskupan Timika. Marthen Ekowaibi Kuayo memperkenalkan kepada umat dua imam dan dua diakon baru di Keuskupan Timika
MIMIKA, BM
Uskup Emeritus Keuskupan Agung Palembang Mgr. Aloysius Sudarso, SCJ mentahbiskan dua imam dan dua diakon Keuskupan Timika yang diselenggarakan pada Minggu (20/10/2024) di Gereja Paroki Santa Sisilia, SP2, Mimika, Papua Tengah.
Dua imam baru tersebut adalah RD Sebastianus T. Liwu dan RD Yoseph Setiadi. Sementara, dua diakon tersebut yakni Diakon Modestus Mametapare, Pr. dan Diakon Yohanes Kayame, Pr.
RD Sebastianus T. Liwu adalah putra kelahiran Tabanan pada tanggal 17 Juli 1993 dan berasal dari paroki Kristus Raja Semesta Alam Watobuku, Nusa Tenggara Timur.
Imam kedua yakni RD Yoseph Setiadi yang lahir di Bukittinggi, 7 September 1994 asal Paroki Gereja Gembala Baik, Abepura, Jayapura.
Sementara itu, diakon Modestus Mametapare, Pr. adalah putra kelahiran Umar pada tanggal 26 Juni 1992 dan berasal dari Paroki Santa Maria Bintang Laut, Kokonao, Mimika.
Diakon kedua yakni Yohanes Kayame, Pr lahir di Yagai, 6 Maret 1996 yang berasal dari paroki Santo Antonius Padua Yagai, Papua.
Pentahbisan para imam dan diakon tersebut diawali dengan perarakan keluarga beserta seluruh keluarga besar yang mengantar mereka menuju gereja.
Alunan musik, nyanyian dan tarian ciri khas dari daerah masing-masing baik Jawa, Papua maupun dari Lamaholot, Flores terus mengalun secara bergantian hingga tiba di Gereja paroki Santa Sisilia, SP2, Timika.
Setiba di gereja, orang tua dari para imam dan diakon tersebut menyerahkan putra mereka untuk menjadi pelayan gereja Keuskupan Timika dan diterima oleh Uskup Agung Palembang Mgr. Aloysius Sudarso, SCJ.
Suasana haru bercampur rasa bangga dan gembira hati para orang tua ketika menyerahkan putra mereka untuk menjadi pelayan Tuhan dan umat.
Tangkapan layar Penyerahan keluarga kepada pihak gereja
Didalam gereja kemudian dilaksanakan prosesi pentahbisan yang dimulai dengan pemanggilan calon iman dan diakon.
Dalam Homilinya, Yang Mulia Uskup Agung Palembang Mgr. Aloysius Sudarso, SCJ berkata tahbisan diakon dan imam selalu menarik karena beribu-ribu umat datang dengan harapan besar dari mereka yang akan ditahbiskan.
“Tentu harapan bukan harapan lain-lain melainkan harapan iman. Oleh karena itu, perayaan ini adalah perayaan iman,” tuturnya.
Uskup menyampaikan terimakasih kepada keluarga yang dengan tulus hati menyerahkan putranya juga untuk para imam di Keuskupan Timika yang panggilannya diikuti oleh orang muda.
“Panggilannya diteruskan oleh orang muda dalam diri dua calon diakon dan dua calon imam ini. Panggilan yang diikuti semoga juga menarik, menyentuh untuk orang-orang muda yang hadir karena diantara calon diakon dan imam ini ada yang nomor tujuh (anak-red). Dimana putra putri dari keluarga Katolik lain yang ingin mempersembahkan putranya untuk pelayanan umat?,” ucapnya.
Uskup Agung Palembang Mgr. Aloysius Sudarso, SCJ memaparkan bahwa tugas diakon itu sifatnya adalah pembantu Uskup.
Di Keuskupan Timika saat ini dipimpin oleh Administrator Diosesan Keuskupan Timika, Marthen Ekowaibi Kuayo.
“Kecuali pembantu, tugasnya adalah mewartakan iman. Jadi, harus seorang yang memperdalam imannya akan Sang Juru Selamat, Imam Agung yaitu Yesus Kristus sendiri,” imbuhnya.
Ia berharap agar para diakon tekun dalam berdoa salah satunya adalah doa Brevir.
“Sebagai diakon harus hidup selaras dengan teladan Kristus yang melayani terpinggirkan karena miskin, sakit, kurang beriman, karena mengalami macam-macam kesulitan dalam hidup,” katanya.
“Kemudian, hidup selaras dengan teladan Kristus yang sebagai diakon nanti tugasnya membagikan tubuh Kristus yang telah hancur, yang telah disalibkan, rela menderita. Jadi, menjadi diakon, imam harus belajar dulu menjadi pelayan hamba seperti Yesus sendiri,” imbuhnya.
Tangkapan layar para keluarga dan umat hadir dalam pentahbisan imam dan diakon baru
Sementara itu, untuk para calon imam Yang Mulia Uskup Agung Palembang Mgr. Aloysius Sudarso, SCJ. menyampaikan bahwa tugas sebagai imam adalah menjadi rekan kerja Uskup.
“Pimpin umat Allah di Keuskupan ini dan harus
menjalankan ibadat Ekaristi dengan khidmat dan setia pelayanan sabda agar sabda Tuhan diwartakan juga menghibur umat Allah dalam hidupnya,” ucapnya.
Selain itu, imam juga dapat mengembangkan jiwa umat Allah dalam melayani sesama, keluarga dan masyarakat.
“Karena dari umat ini ada berbagai pelayanan yang diberikan Tuhan agar itu dihayati, dibimbing oleh sabda Tuhan. Roh Kudus yang berbicara dalam hidup umat yang telah dipermandikan. Roh Kudus yang telah diurapkan dalam hidupnya, membangun jiwanya menjadi manusia seperti Yesus dan semakin erat hubungannya dengan Yesus,” tandasnya.
Uskup Agung Palembang Mgr. Aloysius Sudarso, SCJ juga mengatakan yang utama dalam pelayanan sebagai diakon dan imam itu adalah melayani tapi juga mengolah hidup sendiri.
“Berkembang bukan menguasai, bukan memberikan yang saya punya, tidak. Tapi saya harus berkembang karena Roh Allah bekerja dalam umat yang telah dibaptis. Roh Kudus bekerja membangun jiwanya,” tambahnya.
Lanjutnya, Apakah imamat itu? Imamat yang sekarang diambil bagian dalam calon diakon yang akan mempersiapkan menjadi imam, tetapi juga seluruh umat yang telah dibaptis.
“Walaupun, imam diberi wewenang dengan kata-katanya menghadirkan Yesus dalam Tubuh dan darah-Nya tapi umat awam yang dibaptis menerima Roh Kudus dapat menyambut Yesus yang hadir ditengah kita-kita ini. Itulah imamat yang kita peroleh oleh gereja. Bukan hanya imam yang ditahbiskan tapi kita yang dipermandikan dan menerima sakramen-sakramen melalui Roh Kudus itu. Jadi, imamat adalah pergerakan dari Tuhan sendiri,” tuturnya.
Dikatakan, imam diberikan Tuhan rahmat untuk melanjutkan Yesus yang ingin merangkul keluarga, masyarakat dan dunia.
“Mereka yang tersisihkan agar mereka juga mendapat keselamatan. Maka untuk itu, kedekatan seorang diakon dan seorang imam dengan Yesus yang sudah hadir dalam Roh Kudus itu sangat penting,” ungkapnya.
Ia menyebut bahwa dalam bacaan Santo Paulus kepada umat di Ibrani mengatakan hal yang penting bagi mereka yang ditahbiskan bahwa Kristus merangkul manusia dalam
Ketidaksempurnaannya dalam dosa.
Tangkapan layar Uskup mentahbiskan dua diakon
“DIA (Yesus-red) tetap hadir, karena DIA mengatakan; “Aku akan menyertai kamu sampai akhir jaman”. Bukannya berhenti ketika Yesus naik ke surga, tidak, jasa Roh Kudus. Maka, anda sekalian para Frater diberkati karena Roh Kudus memberkati kalian,” ucapnya.
“Biarkan Roh Kudus berkembang dalam sifat melayani dalam kasih, pengampunan tetapi juga dalam kesabaran akan kelemahan dan dosa supaya saya bisa mengalirkan berkat rahmat kepada seluruh umat karena kita menjadi sungai yang mengalir, sampan yang mengalir yang membawa. Bukan hanya air tapi rahmat Tuhan sendiri bagi kota supaya manusia di dunia ini tahu kemana sungai itu mengalir,” paparnya.
Ia menambahakan agar para imam bukan mencari kedudukan tetapi melayani.
“Bukan untuk disembah tetapi melayani Roh Tuhan yang bekerja dalam umat yang sudah menerima itu dalam pembaptisan. Mendengarkan apa yang Roh bisikan dalam umat yang sedang membutuhkan. Untuk itulah kita harus berkembang menjadi pelayan Tuhan seperti Yesus sendiri,” katanya.
Ia kemudian berkata Tuhan memilih yang lemah karena tidak ada yang kuat dari diri manusia sendiri untuk bisa ke sorga melainkan hanya karena Yesus. Yesus melanjutkan pemyelamatan kepada dunia sekarang ini melalui orang yang dipilih-Nya yang kenyataannya adalah empat orang muda ini.
“Yang kita minta dalam kesempatan ini juga agar orang muda tersentuh, tertarik untuk menjadi seperti mereka. Boleh menjadi selebritis tetapi juga seperti Yesus yang sekarang dicoba oleh orang-orang muda kita ini. Semoga para Frater dan diakon serta calon diakon dapat memanfaatkkan kekuatan Roh Kudus yang dicurahkan dalam tahbisan ini untuk tumbuh dan berkembang melayani gereja,” harapnya.
Lanjutnya, agar gereja di paroki dan keluarga dapat menjadi ungkapan Kasih Kristus kepada sesama.
“Agar demikian gereja menjadi tanda wajah Kristus yang hadir di Timika ini, ditengah masyarakat dan umat. Yang masih menjadi tantangan agar gereja semakin hadir dalam kasih-Nya, dalam imam, biarawan biarawati, diakonnya agar wajah Tuhan semakin nampak di gereja kita. Saya ucapkan proficiat kepada yang akan menerima tahbisan dan juga kepada keluarga-keluarga,” pungkasnya.
Berikut prosesi pentahbisan yang dilaksanakan untuk calon diakon dan imam.
Uskup mentahbiskan imam baru dan menyerahkan peralatan misa
Untuk para calon diakon dilaksanakan penyelidikan calon diakon dan pengucapan janji setia diakon yang kemudian dilanjutkan dengan Litani permohonan. Setelah itu, kedua diakon diberikan stola dan dalmatik juga buku Injil.
Selanjutnya untuk kedua calon imam, Uskup Agung Palembang Mgr. Aloysius Sudarso, SCJ menumpangkan tangan untuk tahbisan imam kemudian diikuti oleh 50 pastor lainnya yang turut hadir dalam pentahbisan tersebut.
Lalu, dilaksanakan penyerahan dan pengenaan kasula sebagai imam baru yang didampingi oleh orang tua imam. Uskup lalu mengurapi tangan para imam baru. Prosesi selanjutnya adalah penyerahan piala dan patena.
Selanjutnya, salam damai dari imam baru kepada Uskup dan seluruh imam yang hadir sebagai tanda imam baru diterima dengan ikhlas dan gembira hati dalam jajaran imam dan menjadi rekan kerja.
Salam damai terasa begitu hangat dengan adanya salam jari ciri khas Papua dan pelukan diantara para imam.
Administrator Diosesan Keuskupan Timika. Marthen Ekowaibi Kuayo kemudian memperkenalkan kedua imam baru yang ditahbis untuk melayani umat di Keuskupan Timika.
Sontak para umat pun bertepuk tangan menyambut dua imam baru Keuskupan Timika yakni RD Sebastianus T. Liwu dan RD Yoseph Setiadi. Proficiat! (Red)