128 Anak Menerima Komuni Pertama di Gereja Katedral Tiga Raja

Suasana perayaan komuni pertama di Gereja Katedral Tiga Raja

MIMIKA, BM

Bertepatan dengan peringatan Hari Raya Tubuh dan Darah Kristus, sebanyak 128 anak menerima Komuni Pertama di Gereja Katedral Tiga Raja pada Minggu (2/6/2024).

Dengan balutan baju putih-putih, raut gembira terpancar dari wajah para penerima komuni dan juga orang tua.

Komuni pertama merupakan sebuah tradisi di Gereja Katolik, dimana anak akan menerima hosti (sakramen kudus) untuk pertama kalinya.

Sebelum penerimaan komuni pertama, anak-anak wajib ikuti rangkaian kegiatan pendampingan.

Pastor Brayen Gwijangge, Pr dalam homilinya yang diambil dari Injil Markus menyampaikan, fokus saat ini yaitu di altar persembahan dan kurban.

Kurban, altar persembahan peristiwa sejarah imam dalam Perjanjian Lama dan dilaksanakan di dalam perjanjian baru oleh Yesus.

Dalam Perjanjian Lama Musa berdiri sebagai Imam di altar, dia mempersembahkan lembu dan menyatakan maksud bahwa terjadi perjanjian antara umat dengan Allah.

"Perjanjian dimana umat ini menjadi umat Allah. Dan darah lembu itu sarana dimana perjanjian itu terlaksana di altar oleh imam dan terjadilah peristiwa imam itu,"kata Pastor Brayen.

Sedangkan, dalam Perjanjian Baru yang menjadi imam agung adalah Yesus sendiri. Dia melaksanakan persembahan yang mana Ia menjadi anak domba Allah dan Ia mempersembahkan dirinya sebagai anak domba Allah.

"Dia (Yesus) bukan sarana tetapi Dia yang melaksanakan, menjadi kurban yang sempurna, kekal dan abadi. Sempurna itu tidak tercela dan kekal selamanya. Dia melaksanakan kurban di altar, di altar itu dilihat sebagai peristiwa penting dimana sebuah kamar yang dipesan oleh Yesus disitulah kita melaksanakan perjamuan paskah," ujarnya.

Dikatakan, Kamar itu dilihat sebagai altar, altar yang digunakan untuk Yesus mempersembahkan diriNYA. Dan Yesus berkata "Inilah Tubuhku, Ambillah Inilah Tubuhku" dan Ia katakan juga "Inilah Darahku, Darah Perjanjian Yang Ditumpahkan Bagi Banyak Orang".

Dengan demikian, kata Pastor Brayen, Terjadi peristiwa cinta kasih oleh Yesus sendiri. Yesus, membawa cinta Allah dan dilaksanakan oleh diri-Nya. Cinta Allah kepada umatnya Dia laksanakan dengan total, tidak ada sisa, sempurna dan kekal abadi.

"Di altar ada Imam Agung, dan kita sekarang fokus perhatiannya di altar dimana di altar itu Yesus berdiri. Pesannya hanya satu yaitu harus memiliki cintaNYA, mencintai Tuhan. Harus mempunyai kasih dalam diri yakni kasih berbuat baik terhadap diri sendiri dan berbuat baik terhadap sesama. Itu artinya kalian melaksanakan kasih Kristus," ungkapnya.

Ia mengatakan peserta komuni yang dicintai Kristus juga akan masuk dalam cinta kasih Tuhan yang ada di dalam diri mereka.

"Menerima tubuh dan darah Tuhan berarti kalian bukan dirimu sendiri tetapi Tuhan ada di dalam dirimu dan Ia yang akan menuntunmu," ujarnya. 

"Kita bersyukur karena 128 anak ini mereka akan menyatakan suatu perjanjian kasih, mereka menerima cinta kasih Tuhan dan mereka mau menyatakan cinta kasihnya kepada Tuhan. Jangan lupa pada perayaan sakral di hari Minggu dan hari-hari raya kalian harus hadir dan mengikat kembali cintamu kepada Tuhan," terangnya. (Shanty Sang)

Top