Gereja Santa Perawan Maria Hati Tak Bernoda - Langgur, Diresmikan Uskup Amboina dan Uskup Merauke

Tampak samping, Gereja Santa Perawan Maria Tak Bernoda

LANGGUR, BM

Diosis Amboina, Mgr Seno Ngutra didampingi Uskup Agung Merauke, Mgr Petrus Canisius Mandagi MSC melakukan upacara Dedikasi Gereja Santa Perawan Maria Hati Tak Bernoda di Langgur, pada Kamis (13/7/2023) sore.

Upacara Dedikasi yang merupakan ritus menguduskan atau memberkati gereja beserta isinya dilakukan oleh kedua uskup didampingi 50-an pastor dari berbagai tarekat dan dihadiri oleh ribuan umat Katolik Stasi Langgur dan stasi sekitarnya bersama tamu undangan lainnya.

Proses Dedikasi dalam perayaan ekaristi ini diawali dengan pemberkatan air dan pemercikan, pemberkatan mimbar, penyerahan kitab suci,, peletakan relikwi serta pengurapan altar dan dinding gereja.

Selain itu dalam ritus ini dilakukan juga pendupaan altar dan gedung gereja, penyalaan lilin altar dan lampu gereja, pemberkatan Tabernakel dan pemberkatan Rosario.

Uskup Agung Merauke, Mgr Petrus Canisius Mandagi MSC mengawali khotbahnya dengan mengutip 2 pesan iman dari Paus Benediktus ke-16 dan Paus Fransiskus.

Ia mengisahkan, Paus Benediktus 16 berkata kepada sekretaris yang mendampinginya di akhir hidupnya, bahwa ia bersyukur kepada Tuhan, meskipun selama hidup ia menghadapi banyak tantangan.

Sementara itu, Paus Fransiskus pada pesan Urbi Et Orbi, Minggu Palm tanggal 2 April 2020 mengatakan, jangan menyerah, karena Tuhan lebih besar dari masalah apapun yang datang.

"Kedua Paus ini terungkap dalam kata-kata kesadaran mereka akan hadirnya Tuhan. Mereka sadar Tuhan itu ada. Ada masalah, jangan menyerah, jangan mundur karena Tuhan itu ada. Tuhan tidak mati dan tetap hidup," ungkapnya.

Mgr Petrus Canisius Mandagi mengatakan, gedung gereja termasuk gedung Gereja Santa Perawan Maria Hati Tak Bernoda yang megah ini, menyadarkan dan mengingatkan semua umat bahwa Tuhan itu ada.

Ia menyatakan bahwa Allah itu ada, Allah tidak mati. Ia menciptakan, menyelamatkan, membelah tapi juga Allah memelihara umatnya.

"Karena itu kita boleh bangga bahwa di Langgur ini ada sebuah gereja yang bagus yang menghadirkan Tuhan yang mengingatkan kita akan Tuhan, khususnya betapa pentingnya gereja sekarang ini," terangnya.

Mgr mengatakan gedung gereja ini berdiri untuk mengingatkan manusia dewasa ini yang tidak jarang mulai melupakan Tuhan.

Mgr juga mengatakan bahwa gedung gereja merupakan kritik terhadap manusia modern yang lebih mengutamakan uang.

Menurutnya di zaman sekarang, banyak umat yang mengutamakan dan menganggap uang adalah segala-galannya. Akibatnya karena uang orang berbuat dosa, melakukan korupsi, dan melakukan hal-hal duniawi.

"Karena uang, bayar cewe di karoke, bayar minuman keras, ganti isteri atau ganti suami. Ada uang, ada uang, ada uang. Waktu miskin hidup bagus dan tertib. Namun ketika sudah ada uang, kehidupan hancur dan berantakan," sesalnya.

Menurutnya, gedung gereja juga merupakan kritik bagi banyak orang yang sekarang ini lebih mengutamakan segalanya, terutama jabatan dan kepangkatan.

"Menuju tahun politik, banyak orang berlomba-lomba dengan tipu dan dusta yang penting saya jadi caleg. Walau harus money politik. Tuhan dilupakan, Tuhan ditinggalkan yang penting dapat jabatan, rakus, rakus, rakus," tegasnya.

Lanjut Mgr Mandagi, tidak lama lagi semua akan menyaksikan drama yang istimewa, dimana para caleg saling bertanding tanpa moral.

"Gedung gereja ini mengingatkan kita bahwa Tuhan ada, bukan kesenangan duniawi yang lebih penting. Oke, ada kesenangan duniawi, tapi di atas segalanya ada Tuhan," tegasnya.

Suasana Perayaan Ekaristi Dedikasi Gereja Santa Perawan Maria Hati Tak Bernoda 

"Gedung gereja ini memberikan kritik pedas bagi kita dimana saja, kalau kita lewat gedung ini kita diingatkan saudara ko koruptor, sudara ko berselingkuh, ko main judi. Pulanglah kepada Tuhan. Jangan kau mati berantakan," katanya menasehati.

Ia mengatakan, jika demikian maka gedung Gereja Santa Perawan Maria Hati Tak Bernoda yang indah ini memiliki arti. Jika tidak maka hanya merupakan gedung bekas, dibangun dengan dana miliaran rupiah, sekedar menunjukkan kekuatan namun gedung ini tidak berarti apa-apa.

“Disini (Langgur) harus semakin percaya kepada Tuhan. Gedung gereja ini harus membuat manusia di Langgur ini dikuasasi oleh kekuatan Tuhan, Power of Love, bukan kuasa setan, benci kebencian, dendam dan sebagainya,” tegasnya.

“Bersyukurlah kita punya gereja, karena dengan adanya gereja kita senantiasa akan selalu diingatkan bahwa boleh segala-galahya namun hanya Tuhan di atas segala-galanya,” ujarnya.

Gedung gereja menurutnya juga secara istimewa mau meneguhkan persekutuan umat beriman.

Ia mengatakan di Langgur telah ada persekutuan umat beriman 134 tahun lamanya, Katolik masuk khususnya di Langgur. Namun demikian, menurutnya persekutuan itu bisa mati. Persekutuan bisa palsu dan tidak sejati.

"KTP Katolik tapi hidup kafir. Tipu-tipu saja Tuhan. Dan gedung gereja mengingatkan ada perskutuan umat beriman, gereja sejati, fundasinya adalah kristus. Bagi Dia yang duduk di atas tahta, bagi Anak Domba, kemuliaan, pujian dan hormat. Fondasi adalah persekutuan Kristus," ungkapnya.

Uskup mengingatkan bahwa Paus Fransiskus mengatakan 'bukalah hati bagi Kristus, bukalah' dan selanjutnya persekutuan umat beriman di sini (Langgur) akan kuat, tidak akan loyo, lesuh dan hancur.

"Dulu Langgur semuanya Katolik, sekarang berbahaya, berbahaya. Dulu langgur ada kekudusan, sekarang ada karoke dimana-mana," katanya.

"Jangan takut, jangan takut, persekutuan umat beriman disini akan kokoh dan kuat jika fondasinya Kristus. Kalau ada persaudaraan dan persatuan. Boleh berbeda-beda tapi ada persaudaraan, tidak berkelahi antar lingkungan. Bikin nama bapa, padahal Katolik tapi bikin malu saja, " tegasnya.

Mgr Mandagi MSC mengingatkan, persekutuan umat beriman akan kuat, gereja sejati akan kuat yang dilambangkan dengan gedung gereja ini jika semua merayakan dan mengikuti liturgi! Berdoa dan berdoa.

“Sering kali orang mulai lupa doa. Dulu saat masih jadi orang biasa sering berdoa, saat masih satu merah sering berdoa. Tapi ketika jadi pejabat, jadi walikota, jadi pimpinan, sudah lupa ke gereja, sudah lupa berdoa,” sesalnya.

Pada momen ini, Mgr Mandagi juga menyinggung tentang pengorbanan. Ia mengingatkan bahwa persekutuan akan kuat jika ada pengorbaan.

Ia mengatakan dewasa ini pengorbanan semakin jauh dan hilang dari hidup beriman umat Katolik. Mereka tidak berkorban namun malah menipu dan mencuri.

"Budaya makan, bukan budaya kepedulian. Persekutuan akan kuat kalau umat beriman itu berevangelisasi, bersaksi dimana-mana dengan kata-kata dan perbuatan," ucapnya.

Dikatakan Mgr Mandagi, pada momen ini juga ia teringat dengan kata-kata seorang remaja milenial, namanya Carlo Acutis.

"Ditengah teman-temanya dia bersaksi dengan kata-kata yang istimewa, ekaristi adalah jalan tol menuju Tuhan. Persekutuan juga akan kuat jika umat saling peduli dengan sesama dan keadaan di sekitarnya," ungkapnya.

Mengakhiri khotbahnya, Mgr Petrus Canisius Mandagi MSC menguatkan dan mengingatkan semua umatnya dengan mengutip kalimat Paus Yohannes Paulus ke-2.

"Jangan takut, bukalah pintu bagi Kristus yang selalu memiliki sesuatu yang luar biasa. Marilah kita memberikan hidup dan memberikan hidup berarti bahagia. Semoga demikian, Amin," tulisnya mengakhiri khotbanya. (Ronald Renwarin)

Top