Didirikan Dengan Dana Pribadi, Yayasan Peduli Kasih Diresmikan Wabup John
Wabup John meresmikan panti asuhan dengan memukul tifa secara bersama-sama dengan anak-anak
MIMIKA, BM
Yayasan Peduli Kasih, Panti Asuhan Santa Susana, Binaan Komunitas Sahabat Mgr. Gabriel Manek, SVD (SMGM) Timika yang berlokasi di Jalan Budi Utomo diresmikan oleh Wakil Bupati Mimika Johannes Rettob.
Yayasan ini didirikan oleh Ibu Emma sejak tahun 2009 dan selama ini pembiayaannya hanya menggunakan dana pribadi pendirinya.
Prosesi peresmian oleh Wakil Bupati Mimika, Johanes Rettob ditandai pemukulan tifa dan pengguntingan pita, Kamis (9/12).
Johanes Rettob dalam sambutannya mengatakan, ini bukan yayasan keluarga tetapi yayasan milik bersama, siapa saja yang ingin meneruskan yayasan ini dengan baik, dipersilahkan.
"Yang penting yayasan ini didirikan bukan untuk mencari uang, yayasan ini gunakan proposal-kemana-mana," tegasnya.
Wabup John berterima kasih kepada pengurus yayasan yang senantiasa dengan tulus mengurus anak-anak dengan baik dan sepenuh hati.
"Anak-anak ini untuk masa depan sehingga kita semua punya tanggungjawab untuk membesarkan mereka hingga minimal tamat SMA,"tutur Wabup John.
Ia yakin bahwa kedepan akan ada uluran-uluran tangan kasih yang akan membantu yayasan ini. Akan ada yang memperhatikan anak-anak ini dengan baik untuk masa depan mereka.
"Pasti ada hal-hal lain yang belum dipenuhi jadi mari kita sama-sama lihat. Terima kasih kepada semua yang sudah membimbing, menjaga, membesarkan anak-anak. Saya tidak bisa janji apa-apa tapi ke depan semoga yayasan ini akan berkembang dengan baik," ungkapnya.
Ketua Yayasan, Karlus Fobia dalam sambutannya mengatakan, Yayasan Peduli Kasih Mimika, Panti Asuhan Santa Susana hanyalah sebuah wadah kecil yang pada dasarnya didirikan untuk memberikan kasih bagi anak-anak.
Panti ini didirikan untuk melanjutkan visi dan misi Tokoh pelaku kasih Mgr. Gabriel Manek, SVD dan Suster Ibu Anfrida, S.Sps, yang telah melakukan banyak karya kasih bagi orang kecil yang terabaikan. Semangat mereka menjadi inspirasi untuk melakukan pelayanan kasih di tempat ini.
Mengenal Lebih Dekat, Mgr. Gabriel Manek SVD
Mgr. Gabriel Manek SVD memperlihatkan dalam hidupnya, keseriusannya untuk menjadi kabar gembira bagi orang-orang kecil. Ciri khas hidup dekat dengan orang-orang kecil ini tidak dia tinggalkan.
Sejarah mencacat bahwa orang-orang dari suku asli Amerika di wilayah New Mexico mengakui bahwa Mgr. Gabriel Manek adalah uskup dan sahabat orang kecil, miskin, menderita dan terbuang.
Mereka ini masih sangat melekat dengan adat istiadat nenek moyang mereka termasuk dalam hal berternak dan membuat kerajianan tangan yang indah.
Namun demikian pendapatan mereka sangat rendah, mereka tinggal di perumahan yang tidak layak huni dan tidak mendapatkan pelayanan kesehatan yang baik ataupun kesempatan pendidikan yang cukup.
Banyak dari mereka yang kecewa dan meninggalkan tempat penampungan untuk mengadu nasib di kota-kota, namun karena latar belakang pendidikan yang terbatas mereka hanya bisa menjadi buruh kecil atau pekerja kasar.
"Hati seorang Gembala tidak tega menyaksikan keterpurukan domba-dombanya. la terusik oleh keprihatinan yang dalam, turut merasakan penderitaan yang menimpa orang-orang yang terabaikan itu," ungkap Ketua Yayasan, Karlus Fobia.
Lanjutnya, Mgr. Gabriel Manek SVD dengan dorongan Roh Tuhan menaruh belas kasihan dengan setia mengunjungi mereka di daerah-daerah penampungan, memberikan peneguhan, penghiburan iman, sembako, pakaian dan permadani bekas layak pakai.
la rela merendahkan diri dengan tidak menaruh rasa malu menghampiri tempat-tempat sampah yang kotor dan menjijikkan, ia mengambil permadani bekas orang-orang kaya dan dipakai untuk menutup gubuk-gubuk orang Indian yang sudah reyot.
la setia mengunjungi dan memberikan pendampingan rohani bagi mereka. la sedemikian menyatu dengan mereka sampai mereka mengangkatnya menjadi "Kepala Suku Navajos" dengan mengenakan kepadanya "mahkota bulu" lambang kebesaran dalam suku Navajos.
"Mereka juga memberi gelar “Big Chief Yellow Father" sebagai tanda hormat dan kebanggaan mereka. Julukan “Bishop of The Poor' merupakan kisah dari kesaksian orang Amerika yang telah mengalami kasih Allah melalui hidup Mgr. Gabriel Manek, SVD. Julukan ini menjadi semacam mahkota penghargaan kepadanya yang telah dengan penuh cinta melayani Yesus dengan mengasihi orang miskin dan terlantar," tuturnya.
Ia mempersembahkan, seluruh hidupnya untuk menjadi sahabat bagi orang miskin, penghibur dan pencinta bagi orang kusta serta orang-orang terbuang.
Dia menunjukkan komitmen kerasulannya untuk orang kusta dengan mendirikan sebuah rumah sakit yang dikhususkan untuk rehabilitasi para penderita kusta di Lembata-Flores Timur pada 8 Juni 1959.
Karya ini kemudian dipercayakan kepada suster suster ClJ, sebuah tarekat pribumi yang didirikan oleh Mgr. Hendrikus Leven yang waktu itu menjabat sebagai uskup di Keuskupan Agung Ende.
Katanya, selama menjadi uskup, Mgr. Gabriel Manek, SVD telah menghantar kembali para pendosa, mengangkat dan membela hak kaum tertindas dan dengan berani masuk dalam dunia politik untuk menyuarakan cita-cita dan harapan rakyat kecil.
Banyak hal yang la perbuat menunjukkan perhatiannya yang besar kepada orang- orang miskin dan terpinggirkan.
la pernah berpesan kepada umatnya sebagaimana dikutip oleh Sr. Gabriella yakni: "Cintailah dan layanilah sesamamu yang menderita tanpa membeda-bedakan suku, ras, agama atau golongan, karena hanya dengan cara itu kamu dapat melihat Allah.
Mgr Gabriel Manek dikenal sebagai pendoa dan memiliki kharisma khusus untuk mendoakan orang sakit.
Banyak dari antara mereka bersaksi tentang efektifitas doanya yang membuat mereka sembuh dari penyakit yang mereka derita Sebagai pihak pelaku kasih yang berpedoman pada Tokoh yang menjadi inspirasi bagi kami untuk melakukan kasih dimanapun kami berada.
Komunitas Sahabat Mgr Gabriel Manek, SVD yang terbentuk dan hadir di Timika, saat ini di percayakan oleh pihak pendiri untuk menjadi pelaksana harian di Panti Asuhan Santa Susana ini.
"Pihak Yayasan mengucapkan banyak terima kasih kepada orang tua/wali serta keluarga yang telah mempercayakan anaknya menjadi anggota binaan di panti asuhan ini," tuturnya.
Sebagai Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak, Yayasan Peduli kasih Mimika, Panti Asuhan Santa Susana akan terus melakukan inovasi dan kerjasama dengan seluruh pihak terkait di bidang pendidikan dan keagamaan baik pemerintah, mapun pihak LSM yang ada baik YPMAK, Lemasko, Lemasa dan Lembaga Kekerabatan 5 suku yang ada serta semua lembaga profesional lainnya di Mimika.
"Yayasan Peduli kasih Mimika, Panti Asuhan Santa Susana juga berkomitmen untuk secara terus menerus melakukan evaluasi dan perbaikan tatanan struktur dan sistem organisasi yang ada melalui peningkatan kemampuan seluruh personil yang ada agar Yayasan memiliki keunggulan bersaing yang dibuktikan melalui berbagai kegiatan-kegiatan yang sudah direncanakan dengan baik," ujarnya.
Ia berharap semoga semuanya diberikan kekuatan untuk mencapai cita-cita yang mulia, membentuk dan menghasihi anak asuh sesuai harapan yang tertuang dalam visi misi yang ada. (Shanty)