Bupati Sudah Tetapkan Puskesmas Timika Jadi BLUD! 4 Puskesmas Menyusul Tahun Ini
Bupati Mimika Eltinus Omaleng dan Kadis Kesehatan Reynold Ubra
MIMIKA, BM
Bupati Mimika, Eltinus Omaleng, secara resmi telah menetapkan Puskesmas Timika menjadi BLUD. Kepala Dinas Kesehatan Mimika, Reynold R Ubra saat ditemui, Selasa (11/1) menyampaikan hal tersebut.
Menurutnya, dengan menjadi BLUD maka Puskemas Timika secara mandiri akan melakukan pencatatan dan pelaporan penerimaan serta mengelolanya secara mandiri.
Dengan bertambahnya Puskesmas Timika menjadi BLUD maka di Timika sekarang ada 2 layanan publik yang menjadi BLUD yaitu RSUD Mimika dan Puskesmas Timika.
Tidak hanya Puskesmas Timika, kata Reynold, tahun ini akan ada 4 Puskesmas lagi yang akan menjadi BLUD yakni Puskesmas Timika Jaya, Puskesmas Wania, Puskesmas Jile Yale dan Puskesmas Pasar Sentral.
"Untuk menjadi BLUD nanti kami akan didampingi oleh BPK Provinsi Papua seperti Puskesmas Timika kemarin. Pendampingannya terutama di masalah akuntabilitas pengelolaan keuangan dan melaporkan ke Pemda Mimika bagaimana pertanggungjawaban kepada Bawas BLUD," tutur Reynold.
Reynold mengatakan, 4 Puskesmas yang akan ditingkatkan juga menjadi BLUD karena memiliki sumber daya yang besar, letaknya yang strategis dan populasinya diatas 100 ribu jiwa.
"Jadi sudah mampu bersaing. Sehingga ketika menjadi BLUD maka layanan yang kita coba setting adalah konectivitas dengan fasilitas kesehatan swasta baik klinik swasta, rumah sakit swasta maupun antar Puskesmas di Mimika," ujarnya.
Reynold berharap, di triwulan 1 ini Peraturan Bupati (Perbup) tentang retribusi Puskesmas sudah bisa ditetapkan karena tarif kesehatan retribusi di Puskesmas maupun rumah sakit ditetapkan melalui perbub.
"Ini supaya mempercepat pelayanan publik dan memang kami harus melaporkan itu juga ke DPRD, draftnya sudah jadi untuk Dinas Kesehatan," Kata Reynold.
Reynold menjelaskan terkait tarif diatur dalam Perda nomor 2 tahun 2014. Perda ini telah ada sejak 7 tahun lalu namun penyusunannya baru dilakukan pada tahun 2008 sehingga harus diperbaharui sesuai perkembangan kesehatan yang ada karena tidak lagi relevan.
Dikatakan, secara keseluruhan untuk mencapai layanan kesehatan yang optimal harus mengutamakan promosi, preventif, termasuk kepuasan layanan terhadap pasien di wilayah kota.
Sedangkan, untuk yang di wilayah terpencil pendekatannya harus dimulai dengan menyiapkan sarana dan prasarana bagi petugas dan akses jangkauan.
"Saya pikir internet sudah ada sejak tahun 2019. Jadi sudah bisa dan sekarang kita juga sudah punya ambulance laut 3 unit, ada juga motor Puskesmas keliling yang kami akan distribusikan juga ke Puskesmas dalam kota agar dapat memantau ibu-ibu yang mau melahirkan, pasien TBC, melakukan kunjungan Posyandu dan lainnya," Ungkapnya. (Shanty)