Bappeda Gandeng USTJ Dalam Pengelolaan Air Limbah Domestik

Foto bersama usai kegiatan

MIMIKA, BM

Pemerintah Kabupaten Mimika melalui Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) menggandeng Universitas Sains dan Teknologi Jayapura (USTJ) dalam pengelolaan air limbah domestik.

Dengan perkembangan wilayah dan pertumbuhan penduduk yang begitu cepat, Bappeda melihat hal ini perlu dilakukan.

Sekretaris Bappeda, Joseph Manggasa mengatakan, USTJ sebagai institusi yang menangani urusan perencanaan penelitian dan pembangunan daerah, menyusun kegiatan ini untuk menghasilkan dokumen acuan bagi Kabupaten Mimika dalam memenuhi pelayanan terhadap masyarakat.

"Kajian ini adalah upaya untuk memenuhi kebutuhan masyarakat terkait pengelolaan air limbah domestik. Urusan air limbah domestik ini memang seharusnya ada di PUPR, tetapi akan bersinggungan dengan OPD terkait lainnya,"kata Yoseph.

Yoseph mengatakan, bahwa dokumen hasil kajian ini juga diharapkan bisa menjadi dokumen pendukung bagi OPD terkait dalam pengusulan kegiatan-kegiatan yang bersumber dari dana otsus dalam rangka pengolahan air limbah di masyarakat. Serta menjadi sumber Pendapatan Asli Daerah (PAD) melalui penyedotan air limbah di masyarakat.

Dijelaskan, air limbah domestik adalah limbah yang dihasilkan dari aktivitas rumah tangga, misalnya dari ari bekas mencuci, kemudian air dari kamar mandi disebut green water. Sedangkan yang dari Water Closet (WC) di sebut black water.

Akademisi USTJ yang menjadi tim ahli dalam kajian ini, Dr. Ari Sumule mengatakan, pertumbuhan penduduk memiliki dampak negatif yang serius terhadap penurunan kualitas lingkungan. Pertambahan jumlah penduduk juga akan meningkatkan konsumsi pemakaian air bersih yang berdampak pada peningkatan produksi air limbah.

Menurutnya, banyak permasalahan umum yang dihadapi Kabupaten Mimika dalam pengelolaan air limbah permukiman. Misalnya, rendahnya akses masyarakat terhadap tersedianya air dan sanitasi dasar yang layak, fasilitas pengelolaan air limbah yang belum sesuai standar, masih lemahnya fungsi kelembagaan di daerah yang melakukan pengelklaan air kimbah di pemukiman dan yang lainnya.

"Seperti diketahui Kabupaten Mimika telah membangun beberapa unit Sistem Pengelolaan Air Limbah Domestik, yang membantu masyarakat dalam membuang limbah secara komunal, tetapi bangunan- bangunan SPALD yang ada belum dikatakan baik dari segi perencanaan, pelaksanaan, operasional dan pemeliharaannya,"kata Dr Ari.

Dikatakan, Pemkab Mimika memang berkonsentrasi untuk itu, meskipun sarana prasarana sudah ada tetapi belum berfungsi dengan baik. Berbicara tentang limbah domestik ini, sangat erat kaitannya dengan kehidupan sehari-hari, mulai dari anak-anak hingga orang tua pasti menghasilkan air limbah. Kalau ini tidak dikelola maka akan mencemari lingkungan.

"Kajian yang dilakukan ini akan berlangsung selama enam bulan hingga mengasilkan sebuah dokumen yang bisa dijadikan sebagai pedoman. Seperti kebijakan-kebijakan dalam mengelola air limbah, termasuk pembenahan SDM sehingga benar-benar paham proses sanitasj yang layak,"ungkapnya. (Shanty Sang)

Top