Penanganan Banjir di Mimika Perlu Koordinasi Lintas Sektor, Termasuk PT Freeport
Sekretaris PUPR Mimika Inosensius Yoga Pribadi
MIMIKA, BM
Mimika sudah berada di musim panas namun bukan berarti persoalan banjir yang terjadi pada musim penghujan beberapa waktu lalu didiamkan begitu saja.
Jangan sampai banjir tiba lagi di tahun depan, semua orang teriak baru semua terlihat seakan panik hingga saling menyalahkan saat menanganinya.
Justru di saat seperti ini, Pemda Mimika melalui instnasi terkait harus memikirkan cara bagaimana penanganan banjir di Mimika pada saat musim hujan.
Bencana banjir tidak hanya terjadi di ibukota Jakarta saja, banjir pun kerap terjadi di Kabupaten Mimika. Beberapa wilayah tertentu bahkan sering terendam.
Salah satu kampung yang sering mengalami banjir adalah Iwaka dan baru-baru ini pada bulan Agustus lalu pun banjir tidak dapat terelakan di sana.
Terkait hal ini, pada Rabu (12/10/2022) ternyata penanganan banjir telah dibahas oleh Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) beserta beberapa OPD terkait.
Pertemuan tersebut diharapkan menghasilkan suatu database dan rencana strategis kedepan yang akan dijadikan acuan apabila banjir terjadi.
Dalam pertemuan tersebut terkuak berdasarkan data curah hujan bulanan, rata-rata curah hujan Kabupaten Mimika masuk dalam kategori menengah sampai sangat tinggi.
Di beberapa lokasi Daerah Aliran Sungai (DAS) pun masih ditemukan sejumlah sampah yang tergenang. Selain itu, tailing dari PT Freeport Indonesia (PTFI) pun berdampak akan terjadinya banjir.
Kepada awak media Sekretaris PUPR Mimika Inosensius Yoga Pribadi mengatakan penanganan sumber daya air (SDA) itu juga berdampak tailing PTFI yang cukup masif di pesisir perairan.
“Saran teman-teman disampaikan dengan penanganan banjir, kalau bertepatan dengan drop itu terjadi meluapnya air ke daratan. Hal ini dampak dari pedangkalan sungai dan laut yang sudah terjadi oleh tailing-nya PTFI, kita tidak bisa pungkiri itu sehingga begitu curah hujan tinggi, debit air naik dari laut, pasti daratan sasaran untuk tergenang,” tuturnya.
Lanjutnya, apabila Mimika sudah memiliki database dan renstra SDA kedepan diharapkan ada cara penanganan banjir baik secara fisik maupun non fisik.
“Diharapkan ada leading sector yang mem-back up, merangkul beberapa opd apabila terjadi musibah banjir. Dengan adanya kajian tersebut, database kita himpun dengan baik sehingga arah kebijakan kita, teknis pekerjaan penanganan banjir dan air baik dalam hal negatif maupun positif bisa dilakukan secara baik dan benar sesuai rencana strategis yang bisa dilakukan,” imbuhnya.
Yoga mengatakan masalah banjir adalah masalah bersama dan dampaknya akan dirasakan oleh masyarakat yang tinggal di pesisir dan bantaran-bantaran sungai.
“Di Iwaka selalu banjir. Ketika daya tampung air di sungai Iwaka tidak mencukupi pasti kampung Iwaka akan berdampak. Kita harapkan ada koordinasi dengan semua pihak baik PTFI, tingkat provinsi dan pusat untuk menangani banjir ke depan. Kita harapkan database dan renstra SDA bisa terkumpul untuk menjadi acuan pelaksanaan teknis kedepan,” pungkasnya. (Elfrida Sijabat)