Warga Agimuga Minta Pemda Mimika Jangan Lupa Keberadaan Mereka
Kondisi jalan yang menghubungkan Kampung Kiliarma - Kampung Aramsolki di Agimuga
MIMIKA, BM
Sebelum dimekarkan menjadi distrik, Agimuga dan Kokonao merupakan daerah atau wilayah tertua yang pernah menjadi bagian dari Kabupaten Fakfak.
Namun seiring perubahan zaman yang terus mengalami perkembangan dengan terbentuknya Kabupaten Mimika, perubahan yang terjadi di kabupaten ini belum sepenuhnya berdampak terhadap masyarakat di Distrik Agimuga.
Ditemui BM di Agimuga, Tomas Kelanangame, Sekretaris Kampung Amungun pada Rabu (21/4) mengatakan warga Agimuga sangat merindukan akses jalan yang baik dan penerangan listrik.
"Agimuga dan Kokonao sudah ada lebih dulu dibandingkan distrik yang lain dan pernah masuk dalam Kabupaten Fakfak. Tapi pusat perhatian pemerintah terhadap distrik ini sangat minim. Kenapa saya katakan minim? karena sampai sekarang keadaan begisi saja terus. Apa
Mungkin karena banyak distrik atau karena hal lain? Saya tidak tahu," ujarnya.
Sejauh ini kondsi jalan yang menghubungkan pelabuhan hingga ke wilayah bandara masih belum ada perubahan. Kondisinya masih sama seperti beberapa tahun lalu yakni belum di aspal.
"Kalau bisa diteling atau diaspal karena kami masyarakat sendiri menilai distrik ini perkembangannya sangat terlambat jika dibandingkan dengan distrik yang lain. Kami mohon pemerintah daerah dalam hal ini dinas terkait untuk melihat ini," harapnya.
Terkait penerangan listrik, Tomas mengatakan selama ini warga Agimuga hidup dalam kegelapan. Saat ini memang telah di pasang tiang dan kabel listrik tetapi hingga kini penerangan listrik yang dijanjikan belum juga terealisasi lantaran pembangkit diesel belum tersedia.
"Semua sudah dipasang tapi masih begini saja. Masyarakat sudah rindu penerangan. Kami bersyukur instalasi sudah di pasang dan ada pemberitahuan dari kepala distrik bahwa bulan Mei mesin akan didatangkan. Kita berharap tidak tertunda lagi sehingga kami semua secepatnya bisa menikmati terangnya listrik," katanya.
Walau demikian, jaringan internet telah dirasakan sebagian masyarakat namun mereka memperoleh akses koneksi wifi dari pos TNI dan dari kantor puskesmas.
"Memang ada biaya sedikit tapi tidak merugikan masyarakat. Kadang juga tidak dibayar jika ada kebutuhan mendesak," ungkapnya.
Tomi juga berharap pemerintah daerah untuk membantu masyarakat Agimuga di bidang perekonomian, terutama dalam hal akses perdagangan hasil bumi masyarakat.
"Budaya kami di sini adalah berkebun dan berternak dan hasilnya berlimpah tapi tidak ada akses perdagangan sebagai pendukung dalam membantu perekonomian masyarakat. Kita harap ada perhatian supaya hasil mata pencaharian kami ini tidak sia-sia. Kami mau jual kemana?," ungkapnya. (Ignas)