Jelang PON dan Pesparawi, Mimika Harus Menjadi Kota Bersih
Foto bersama dengan Wakil Bupati Mimika Johanes Rettob, usai pembukaan kegiatan sosialisasi
MIMIKA, BM
Sebagai tuan rumah dua event perhelatan besar yakni PON XX dan Pesparawi XIII, Kabupaten Mimika harus terus berbenah dan mempercantik diri agar setiap tamu undangan yang datang terkesan, merasa aman dan nyaman hingga pulang dari Mimika membawa pengalaman yang menyenangkan dan tersirat dalam hati.
Salah satu permasalahan utama yang dihadapi kabupaten ini adalah sampah. Dalam sehari saja sampah rumah tangga yang dihasilkan bisa mencapai 200-an ton.
Dengan demikian maka perlu kerja keras dan kebersamaan serta kesadaran bersama seluruh lapisan masyarakat hingga Mimika dapat disulap menjadi kota kecil yang bersih, indah dan menyenangkan.
Menindaklanjuti Peraturan Daerah (Perda) Nomor 11 Tahun 2012 Tentang Pengelolaan Sampah, Dinas Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) melakukan sosialisasi khususnya masyarakat yang berdomisili di Kelurahan Kebun Sirih.
Sosialisasi ini juga untuk menindaklanjuti Instruksi Bupati Nomor 6 Tahun 2021 Tentang Kebersihan Kota Mulai dari RT dalam rangka menyambut PON dan Pesparawi yang waktunya kian mendekat.
Sosialisasi dilangsungkan di Bobaigo Keuskupan Timika, Senin (19/4) dan dibuka secara resmi oleh Wakil Bupati Mimika, Johanes Rettob.
Dalam kesempatan tersebut Wabup John mengatakan Perda tentang pengelolaan sampah sudah ada sejak tahun 2012, namun penanganannya belum maksimal.
"Kita lihat banyak sekali sampah yang dibuang begitu saja sepanjang jalan. Kemarin saya datang di Kebun Sirih saat peletakan batu pertama pembangunan gereja, di jembatan yang dibawah kalau kita timbang plastik-plastik di sungai itu mungkin dapat 5 kontainer. Siapa RT dan lurah di situ, kenapa tidak bisa melihat, tidak punya hati kah untuk menangani hal-hal seperti itu," sesal Wabup John.
Ia geram karena masih ada masyarakat yang terkesan tidak mengindahkan Perda dan masih membuang sampah sembarangan padahal ada sanksi yang mengaturnya.
"Rumput di halaman rumah juga kita tidak mau pusing. Saya tidak tahu kita punya cara berpikir bagaimana. Hari ini mulai dilakukan sosialisasi padahal sebenarnya sosialisasi ini sudah pernah dan sering dilakukan. Hari ini sebagai pilot project yakni Kelurahan Kebun Sirih dengan 23 RT. Batas waktu tiga bulan yah, kalau Kebun Sirih bisa bersih dan indah nanti kita akan beri apresiasi," ujarnya.
Lanjutnya, usai sosialisasi ini Satpol PP juga diminta untuk melaksanakan tindakan secara langsung. Sosialisasi saja tidak berdampak jika tidak ada tindakan.
"Bulan Desember dan Januari banjir itu dimana-mana dan masyarakat menyalahkan pemerintah. Masyarakat atau pemerintah yang salah sampai banjir dimana-mana? Masyarakat buang sampah sembarangan dan parit-parit tertutup oleh sampah, ketua RT, lurah, distrik tidak melihat hal itu nanti bupati dan wakil bupati yang disalahkan," katanya.
Ia menandaskan agar Ketua RT yang tidak mampu bekerja dengan baik dalam menangani sampah sebaiknya mengundurkan diri dan dicari orang yang lebih kompeten. Giat Jumat Bersih pun harus terus diwacanakan dan dilaksanakan di seluruh tingkatan dan lapisan masyarakat.
"Kebun Sirih harus siap jadi pilot project karena dari bandara itu yang dilihat pertama adalah Kebun Sirih. Saya juga berterima kasih dan mengapresiasi Dinas Satpol PP karena telah membersihkan median-median jalan. Kita berharap sinergitas antara dinas, kelurahan, distrik dan RT bisa berjalan baik. Kita punya tujuan satu yakni bagaimana kita melayani masyarakat," pungkasnya. (Shanty)