Hut 58 YPK Dihadiri Wakdir esksekutif YPK (tengah) se-Tanah Papua
MIMIKA, BM
Yayasan Pendidikan Kristen (YPK) di Tanah Papua telah berjasa dalam mengembangkan peradaban masyarakat Papua melalui pendidikan.
Untuk menghargai dan merefleksikan sejarah perkembangan tersebut, digelar ibadah syukur peringatan HUT YPK ke-58 yang diselenggarakan Senin (9/3) di Gereja Kristen Injili (GKI) Kanaan di Gorong-gorong.
Hingga kini, secara keseluruhan sekolah yang ada dibawah naungan YPK berjumlah 842. 398 di Provinsi Papua Barat sementara di Provinsi Papua ada 444 sekolah. Total jumlah guru mencapai 5.600.
Di Kabupaten Mimika, YPK memiliki empat sekolah yakni SMA, SMK, SMP dan SD masing-masing satu unit. Untuk Taman kanak-kanak (TK) ada lima. Total gurunya berjumlah 100 orang. 19 orang merupakan Aparatur Sipil Negara (ASN).
Wakil Direktur Eksekutif YPK Papua Pdt. Barnabas Weyai S.Th mengkisahkan bahwa pendirian YPK tidak lepas dari masa Zending atau misi pekabaran Injil saat Belanda menguasai Indonesia.
"YPK merupakan rumah pertama peradaban masyarakat Papua. Di masa Zending didirikan sekolah rakyat. Begitu masa Zending selesai Papua mau integrasi ke Republik Indonesia, semua Zending pulang tidak ada yang mengatur pendidikan di Papua. Saat itu jadilah tiga gereja yakni GKI, GPM dan Gereja Baptis Kepala Burung Sorong yang bekerja sama dengan ZNHK di negeri Belanda untuk mendirikan YPK. Dari tahun 1962 sampai sekarang YPK masih ada," ujarnya mengisahkan kembali perjalanan YPK.
Hingga diusianya yang ke-58, YPK dihadapi oleh tantangan perkembangan jaman yang semakin canggih, terlebih lagi Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim menerapkan Pendidikan 4.0 yang terkait dengan dunia digital dan teknologi informasi.
Menurut Pdt. Barnabas diharapkan melalui peringatan ini para guru dapat bersinergi dalam menjalankan tugasnya karena bicara mutu pendidikan tentu terletak di pundak guru.
"Sekolah kita harus dilatih dengan pengembangan sumber daya manusia (sdm) dan industri 4.0, ini merupakan kebijakan menteri bahwa lembaga pendidikan negeri dan swasta harus bersinergi. Kebijakan ini harus ada pada semua sekolah karena IT (teknologi informasi) memudahkan anak-anak kita tahu perkembangan pendidikan baik di dalam maupun luar negeri. Tapi juga menolong mereka untuk mendapat lowongan kerja karena mahir dalam industri 4.0 atau disebut kompetensi digital," jelasnya.
Oleh karena itu, menurutnya pada jenjang SMK harus dikembangkan keahlian yang nantinya dapat dipakai di dunia kerja. Untuk di Mimika misalnya akan dikembangkan dua potensi keahlian yakni pertambangan dan kelautan.
"Ke depan kita akan terapkan Sekolah Satu Atap artinya sekolah yang sudah ada dikembangkan dengan baik dan bekerja sama dengan pihak lain yang mapan dalam dunia pendidikan kemudian mendirikan asrama. Sekolah berasrama ini disebut dengan pusat sekolah terintegrasi, kita dapat meningkatkan mutu pendidikannya," ungkapnya.
Sambung dia, untuk melatih etos dan disiplin kerja para guru, maka pihaknya akan mengadakan kerja sama dengan lembaga lain.
"Guru pintar tapi tidak disiplin dan tidak menghargai etos kerja bagaimana kita mau mencapai mutu pendidikan," tandasnya.
Ia menuturkan pada 2017-2018 SMP YPK Paulus Dok V, Jayapura memperoleh nilai tertinggi UNBK di Provinsi Papua dan 2019 diraih oleh YPK Sentani.
"Kami di Mimika, 2019 SD YPK mewakili Papua pernah ikut olimpiade matematika di Bali dan keluar sebagai juara favorit. Kami buat sesuatu tidak untuk diekspos. Kita diam-diam saja tapi kalau ada pertanyaan seperti ini baru kita kasih tahu," ujar Yanus Msen, Ketua PSW YPK Timika.
Dikatakan, sekolah SMA dan SMK yang ada baru didirikan sehingga perlu dikembangkan dengan menjalin kerja sama dengan sekolah Penabur di Jakarta, Petra dan Universitas Salatiga. Untuk di Mimika sendiri, kerja sama dijalin dengan sekolah Kalam Kudus.
"Harapan kami semoga di tahun 2020, sekolah YPK di Papua khususnya di Mimika meningkat dan bisa bersaing dengan sekolah yang ada disini. Kepada pemerintah, kami harapkan bisa dirangkul juga dan membantu pembangunan gedung kami untuk 24 ruang kelas. Kepada orang tua, majelis, jemaat, pendeta dan orang-orang di YPK kita harapkan anak-anak mereka dapat didorong untuk sekolah di sini," harapnya (Elfrida)